Di Primetime News Metro TV, Ketum PGI: “Tidak Perlu Pongah, Tidak Perlu Flexing”


admin
02 Sep 2025 18:57
Akumulasi kekecawaan dan kemarahan masyarakat yang menumpuk sejak lama, ditambah sikap para elit di ruang publik yang arogan, pongah, pamer (flexing), dan tidak humanis, menyulut adanya demonstrasi yang tidak terkendali, sehingga berujung kepada anarkhisme serta kerusuhan.
Hal tersebut ditegaskan Ketua Umum PGI Pdt. Jacklevyn Fritz Manuputty di acara Primetime News Metro TV pada Selasa (2/9), merespon pertemuan para tokoh agama dengan Presiden RI Prabowo Subianto.
“Ini semua menjauhkan jarak elit dengan rakyat, dan ini membuat akar rumput semakin kering, masyarakat kehilangan rasa percaya dan hanya dengan satu pemantik demonstrasi berkembang tanpa terkendali. Itu kami sampaikan dalam percakapan dengan Pak Presiden,” ujarnya.
Sebab itu, ia mengingatkan agar seluruh level masyarakat, mengembangkan sungguh-sungguh Spiritualitas Ugahari, sebuah spiritualitas yang menahan diri dan merasa cukup pada apa yang ada. Spiritualitas ini yang memandu kita untuk hidup berbagi, dan solidaritas satu dengan yang lain. Sehingga dengan demikian gap-gap sosial di dalam relasi-relasi antar personal, antara interpersonal dan intergroup, di tengah masyarakat menjadi lebih equal atau setara.
“Tidak perlu pongah, tidak perlu flexing. Presiden juga mengaku kecewa terhadap hal itu, memunculkan kemarahan publik karena orang mempertontonkan kekayaan dan lain-lain,” katanya.
Menurut pendeta dari GPM ini, menjadi catatan reflektif yang sangat dalam melalui peristiwa yang terjadi yaitu untuk kembali mengisi kepercayaan masyarakat, termasuk dengan memperlihatkan sikap partisipatoris yang mendengar suara rakyat.
“Isi kembali penuh kantong rasa percaya, celengan rasa percaya dari masyarakat dengan kebijakan-kebijakan yang berbasis pada masyarakat, yang punya empati kepada masyarakat, tetapi juga dengan perilaku-perilaku yang memperlihatkan sikap partisipatoris yang mendengar suara rakyat, terbuka kanal-kanal demokrasi untuk berdialog, dan lainnya, serta rakyat tidak dijadikan catatan kaki dalam perumusan-perumusan kebijakan,” tegasnya.
Dalam acara yang dipandu oleh Kevin Egan ini, Pdt. Jacky Manuputty juga mengungkapkan bahwa pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto sangat terbuka, dan para tokoh lintas lintas agama menyampaikan sejumlah hal yang mendukung sikap yang sudah maupun akan diambil oleh mantan Danjen Kopassus itu, semisal menilai demonstrasi yang terjadi sudah berkembang pada aksi yang anarkis, kerusuhan ditunggangi dan lain-lain.
Karena itu, para tokoh lintas agama meminta agar pemerintah dapat mengembalikan tertib sosial dan mencegah meluasnya anarki dan kerusuhan sosial. Negara harus hadir untuk mencegah berlanjutnya situasi keos.
“Saya sampaikan Presiden sudah dua kali melakukan konferensi pers, namun kerusuhan masih berlanjut di beberapa titik. Karenanya kami berharap negara sungguh hadir untuk memulihkan tertib sosial dengan cara-cara yang tidak eksesif, dengan cara-cara yang juga tidak melanggar hak-hak konstitusi dan hak asasi,” ungkapnya.
Berikan Komentar
Alamat email anda tidak akan dipublish, form yang wajib diisi *
Berita & Peristiwa
PGI Soroti Gejolak Sosial, Krisis Keluarga, dan Ekologi yang Dihadapi ...
ROTTERDAM, PGI.OR.ID – Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) menegaskan perannya sebagai suara profet...
5 Pesan GNB Sikapi Situasi Bangsa. Keberpihakan kepada Rakyat Harus Me...
JAKARTA,PGI.OR.ID-Sejumlah tokoh nasional yang tergabung dalam Gerakan Nurani Bangsa (GNB) menyampaikan 5 poin...
Di Primetime News Metro TV, Ketum PGI: “Tidak Perlu Pongah, Tidak Pe...
Akumulasi kekecawaan dan kemarahan masyarakat yang menumpuk sejak lama, ditambah sikap para elit di ruang publ...