Preloader
PGI.OR.ID

Alamat

Jalan Salemba Raya No. 10
Jakarta Pusat (10430)

Hotline

021-3150451

021-3150455

021-3908118-20

Alamat Email

mailto:info@pgi.or.id

Blessed

Sejarah PGI

Upaya pembentukan wadah bersama bagi gereja-gereja di Indonesia sudah berkembang sebelum Perang Dunia II, dalam hal ini terkait pembentukan dewan yang akan membawahi pekerjaan Zending. Namun, pecahnya Perang Dunia II mengakibatkan tujuan tersebut tidak bisa terwujud.

Setelah Perang Dunia II, berdirilah tiga Dewan Daerah, yakni “Dewan Permusyawaratan Gereja-Gereja di Indonesia” yang berdiri pada Mei 1946, berpusat di Jogjakarta. Kedua, “Majelis Usaha bersama Gereja-Gereja di Indonesia bagian Timur” yang berdiri pada 9 Maret 1947, berpusat di Makasar. Ketiga, “Majelis Gereja-Gereja bagian Sumatera” berdiri pada awal 1949 di Medan, Sumatra Utara. Ketiga dewan daerah ini hadir dalam rangka pendirian satu Dewan Gereja-Gereja di Indonesia yang melingkupi ketiga dewan tersebut.

Pada 21-28 Mei 1950 diadakan Konferensi Pembentukan Dewan Gereja-Gereja di Indonesia (DGI), bertempat di Sekolah Theologia Tinggi Jakarta (sekarang STFT Jakarta).
Hadir dalam konferensi tersebut:

  1. Huria Kristen Batak Protestan,
  2. Gereja Batak Karo Protestan,
  3. Gereja Methodist Sumatera,
  4. Banua Niha Kriso Protestan,
  5. Gereja Kalimantan Evengelis;
  6. Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat,
  7. Gereformeerde Kerken in Indonesia;
  8. Gereja Kristen Pasundan,
  9. Gereja Kristen Sekitar Muria,
  10. Gereja kristen Jawa tengah,
  11. Gereja Kristen Djawi Wetan,
  12. Tionghoa Kie Tok Kauw Hwee/Khoe hwee Jawa Barat,
  13. Tionghoa Kie Tok Kauw Hwee/Khoe hwee Jawa Tengah,
  14. Tionghoa Kie Tok Kauw Hwee/Khoe hwee Jawa Timur,
  15. Tionghoa Kie Tok Kauw Hwee/Khoe hwee Jakarta
  16. Gereja kristen Protestan Bali,
  17. Gereja Kristen Sumba,
  18. Gereja Masehi lnjili Timur,
  19. Gereja Masehi Injili Sangihe & Talaut,
  20. Gereja Masehi Injili Minahasa,
  21. Gereja Masehi Injili Bolaang Mongondow,
  22. Gereja Kristen Sulawesi Tengah,
  23. GKTR,
  24. GKTM,
  25. GKST,
  26. GKSS Makasar,
  27. Gereja Masehi Injili di Halmahera,
  28. Gereja Protestan Maluku,
  29. Gereja Masehi Injili Irian,
  30. Gereja Protestan di Indonesia.

Blessed
Oikoumene

Salah satu agenda konferensi tersebut adalah pembahasan tentang Anggaran Dasar DGI. Pada 25 Mei 1950, Anggaran Dasar DGI disetujui peserta konferensi dan tanggal tersebut ditetapkan sebagai tanggal berdirinya Dewan Gereja-Gereja di Indonesia (DGI) dalam sebuah “Manifes Pembentoekan DGI”: Kami anggota-anggota Konferensi Pembentoekan Dewan Geredja-geredja di Indonesia, mengoemoemkan dengan ini, bahwa sekarang Dewan geredja- geredja di Indonesia telah diperdirikan, sebagai tempat permoesjawaratan dan oesaha bersama dari Geredja-geredja di Indonesia, seperti termaktoeb dalam Anggaran Dasar Dewan geredja-geredja di indonesia, yang soedah ditetapkan oleh Sidang pada tangga 25 Mei 1950. Kami pertjaja, bahwa dewan Geredja-geredja di Indonesia adalah karoenia Allah bagi kami di Indonesia sebagai soeatoe tanda keesaan Kristen jang benar menoedjoe pada pembentoekan satoe Geredja di Indonesia menoeroet amanat ]esoes Kristoes, Toehan dan Kepala Geredja, kepada oematNja, oentoek kemoeliaan nama Toehan dalam doenia ini.

Demikianlah DGI telah menjadi wadah berhimpun Gereja-gereja di Indonesia. Anggotanya pun semakin bertambah dari waktu ke waktu yang menunjukkan semangat kebersamaan dalam gerakan oikoumene di Indonesia. Dalam wadah PGI, Gereja-Gereja di Indonesia yang memiliki keragaman latar belakang teologis, denominasi, suku, ras, tradisi budaya dan tradisi gerejawi, tidak lagi dilihat dalam kerangka perbedaan yang memisahkan, melainkan diterima sebagai harta memperkaya kehidupan gereja-gereja sebagai Tubuh Kristus. Semangat di atas turut mendasari perubahan nama Dewan Gereja-Gereja di Indonesia menjadi Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), sebagaimana diputuskan pada Sidang Raya X di Ambon pada 1984. Pertimbangannya, istilah “persekutuan” lebih bersifat gerejawi dibandingkan istilah “dewan”; “dewan” lebih mengesankan kepelbagaian dalam kebersamaan antara gereja-gereja anggota, sedangkan persekutuan lebih menunjukkan keterikatan lahir-batin antargereja menuju keesaan.

Dengan demikian, pergantian nama tersebut mengandung perubahan makna. “Persekutuan” merupakan istilah Alkitab yang menyentuh segi eksistensial, internal dan spiritual dari kebersamaan umat Kristiani yang satu. Sesuai pengakuan PGI bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat dunia serta kepala gereja, sumber Kebenaran dan Hidup, yang menghimpun dan menumbuhkan gereja sesuai Firman Allah, maka gereja-gereja, sejak berdirinya PGI, berkomitmen menyatakan satu gereja yang esa di Indonesia. Keesaan itu nampak melalui kebersamaan di dalam kesaksian, pelayanan, persekutuan, saling menolong dan membantu.

Karena itu, PGI tidak bermaksud menyeragamkan Gereja-Gereja di Indonesia maupun menjadi suatu super church yang mendominasi gereja-gereja anggota. Keesaan yang dimaksud adalah “Keesaan dalam Aksi”, artinya keesaan yang bertumbuh dan berkembang dalam aksi bersama yang berada dalam bingkai visi dan misi bersama. Sampai tahun 2024, telah berhimpun 104 gereja (sinode) anggota PGI yang menjangkau warga jemaat dari Sabang sampai Merauke dan dari Rote sampai Talaud. Keanggotaan PGI mewakili 80% umat kristen di Indonesia. Lambang oikoumene merefleksikan semangat Gereja-Gereja anggota PGI dalam berkarya dan melayani di Indonesia dan dunia. Di samping merekatkan hubungan di antara gereja-gereja anggotanya, PGI juga terpanggil bekerjasama dan membangun kemi;traan dengan gereja-gereja, lembaga oikoumene lainnya dan antaragama, baik tingkat nasional maupun internasional. Hubungan kemitraan ini dimaksudkan untuk menciptakan kerukunan dan kesejahteraan umat manusia, baik di Indonesia maupun di dunia.

Blessed
Majelis Pekerja Harian PGI 2024-2029
Blessed

Kontak

Tetap Terhubung dengan Kami
Nama Lengkap*
Alamat Email*
Nomor Telepon*
Pesan*
2 + 8 = ?
(optional)
Blessed