Audiensi ADN ke PGI. Bangun Sinergitas bagi Pemberdayaan Disabilitas

JAKARTA,PGI.OR.ID-Dalam upaya membangun sinergitas bagi pemberdayaan disabilitas dan sekaligus sinkronisasi data, Ketua Umum Aliansi Disabilitas Nusantara (ADN) Agus Diono didampingi beberapa pengurus, melakukan audiensi dengan MPH-PGI, di Grha Oikoumene, Jakarta, pada Kamis (17/7).

Tiba sekitar pukul 10.00 WIB, pengurus ADN diterima oleh Wasekum PGI, Pdt. Lenta Enni Simbolon, Pdt. Johan Kristantara (SE KKC), Pdt. Etika Saragih (SE KP), Pdt. Muliathy Briany (SE KPG), Pdt. Ronald R. Tapilatu (Kabiro Papua), Pdm Rosiana Purnomo (Kabiro PR), Elly Diah P (Direktur Yakoma), dan Alfian R. Komimbin (Kabiro Litbang).

Agus Diono, yang juga Staf Khusus Bidang Peningkatan Peran dan Peluang Usaha Disabilitas, Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM ini, mengungkapkan bahwa sesuai dengan tugas, pokok, dan fungsi (tupoksi) BKPM, salahsatunya memastikan bahwa penyandang disabilitas mendapatkan hak yang sama dalam aksesibilitas dan kesempatan yang setara dalam dunia investasi dan penanaman modal. 

Sebab itu, ia menawarkan adanya kerja sama dengan PGI, bagi jemaat penyandang disabilitas yang telah menjadi mitra Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), maupun yang ingin memulai usaha, akan dibantu untuk mendapatkan izin.

“Sesuai misi Asta Cita menuju Indonesia Emas 2045, salahsatunya peningkatan disabilitas, maka tugas kami memfasilitasi disabilitas dalam dunia usaha, dan lainnya. Kerja sama ini penting dilakukan untuk mengangkat dignity penyandang disabilitas, bukan charity, tetapi kita ingin memberdayakan sebagai sumber daya manusia yang berdaya,” ujarnya.

Kemitraan dengan UMKM disabilitas, lanjut Agus Diono, juga sebagai kewajiban akan pemenuhan kuota 1 persen di perusahaan swasta, dan 2 persen di BUMN dan BUMD, sebagaimana diamanatkan oleh undang-undang. 

Diinformasikan pula bahwa saat ini dalam kolaborasi lintas kementrian dan lembaga terkait, sedang dilakukan sinkronisasi dalam rangka menciptakan data bersama terkait penyandang disabilitas. 

Merespon paparan Agus Diono, beberapa hal disampaikan oleh SE dan Kabiro, di antaranya seperti dituturkan Alfian R. Komimbin. Ia sepakat perlunya kerja sama dalam rangka menghimpun data disabilitas. Sebab itu perlu dipersiapkan terkait instrumen dan indikator yang diperlukan agar bisa disebarkan ke sinode gereja anggota PGI. 

Sedangkan Pdt. Etika Saragih menyinggung Prokelita PGI yang juga menyoroti pemberdayaan sosial-ekonomi kepada daerah tertinggal, dan pilot project pemberdayaan ekonomi kepada difabel. Sebab itu, menurutnya PGI sangat terbuka membangun kemitraan UMKM disabilitas, dalam rangka pemberdayaan di dunia usaha. 

Sementara Pdt. Muliathy Briany menekankan, guna mendukung maksimalnya pemberdayaan disabilitas maka perlunya edukasi kepada jemaat untuk tidak memberi stigma negatif kepada penyandang disabilitas sehingga merasa terpinggirkan. “Kita perlu membuka mindset bahwa itu bukan kutukan. Memang ada beberapa gereja yang punya layanan khusus. Jadi edukasi tidak hanya bagi keluarga tetapi juga calon pelayan,” tandasnya, sambil menyinggung rencana penerbitan buku teologi disabilitas. 

Di akhir audiensi, Wasekum PGI Pdt. Lenta Enni Simbolon mengingatkan beberapa hal penting untuk di follow up dalam rangka kerja sama pemberdayaan disabilitas, baik dalam hal data maupun edukasi. 

Ia pun mengapresiasi keterlibatan beberapa gereja dalam rangka pemberdayaan ekonomi disabilitas di antaranya Gereja Protestan Persekutuan (GPP) di Sumatera Utara, dan Gereja Kristen Jawa (GKJ) melalui Sekolah Rawinala. “Hal ini sangat baik. Adanya sekolah Rawinala sangat membanggakan, dan alumni dari Rawinala butuh dukungan untuk mandiri,” tandasnya.

Pada kesempatan itu, Agus Diono secara simbolis menyerahkan Alkitab dalam huruf Braille kepada Pdt. Lenta Enni Simbolon. Alkitab Braille ini memungkinkan penyandang disabilitas netra untuk membaca, dan memahami kitab suci dengan cara yang lebih inklusif.