Kegiatan HUT ke-75 PGI di Manokwari: Gereja-Gereja di Papua Barat Bersatu Mengurai Polikrisis

MANOKWARI,PGI.OR.ID-Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-75 Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), dilaksanakan Seminar dan Lokakarya (Semiloka) Teologi serta Penjemaatan Dokumen Keesaan Gereja (DKG) di Manokwari, Papua Barat, pada Jumat (23/5/2025).
Kegiatan yang mengangkat tema “Kesatuan Tubuh Kristus yang Tangguh dan Relevan” serta subtema “Gereja-gereja di Papua Barat Mengurai Polikrisis: Menjadi Terang, Menyemai Harapan!” ini menjadi momen penting untuk merefleksikan panggilan gereja di tengah berbagai tantangan zaman.
Semiloka ini merupakan tindak lanjut dari Sidang Raya XVIII PGI di Toraja yang memetakan lima krisis utama yang dihadapi gereja-gereja di Indonesia, yakni krisis keesaan, kebangsaan, ekologi, pendidikan, dan keluarga, serta satu tantangan besar, yaitu disrupsi kecerdasan buatan (AI). Kegiatan ini bertujuan memperdalam pemahaman dan memperkuat respon gereja terhadap krisis tersebut dengan pendekatan teologis dan kontekstual, khususnya di wilayah Papua Barat.
Hadir sekitar 160 peserta yang merupakan utusan dari sinode-sinode anggota PGI di Papua Barat, anggota PGGP Papua Barat, lembaga pendidikan teologi, lembaga mitra, serta mahasiswa/mahasiswi STT Erikson Tritt Manokwari. Kegiatan ini diselenggarakan oleh PGI bekerja sama dengan Panitia HUT ke-75 dan Sinode GPKAI selaku tuan dan nyonya rumah.
Kegiatan dibuka dengan ibadah yang dipimpin oleh Sinode GPKAI, dengan renungan disampaikan oleh Pdt. Dr. George Rumbekwan, Ketua STT Erikson Tritt Manokwari. Dalam renungannya, ia menegaskan bahwa kekuatan dan kesatuan gereja hanya dapat ditemukan dalam Yesus Kristus, dan gereja dipanggil untuk memberikan jawaban yang relevan atas krisis yang terjadi di tengah masyarakat.
Dalam sambutannya saat ibadah pembukaan, Wakil Sekretaris Umum PGI, Pdt. Lenta Enni Simbolon, M.Div., Th.M., mengajak seluruh peserta menjadikan momen HUT PGI sebagai sarana refleksi dengan meneladani semangat para pekabar Injil di tanah Papua. Para pekabar Injil yang telah mengorbankan kenyamanan hidup mereka kiranya dapat menyalakan api pekabaran Injil di dalam diri kita untuk terus berkarya bagi Tuhan.
Sementara itu, Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan, dalam sambutannya menegaskan bahwa Manokwari adalah “rumah bersama” yang diberkati, sekaligus kota yang menjadi saksi sejarah pekabaran Injil. Ia mengajak masyarakat untuk mendukung sinergi antara gereja, pemerintah, dan masyarakat adat demi terwujudnya kehidupan yang bermartabat. Gubernur juga mengingatkan generasi muda gereja agar menjauhi perilaku negatif yang merusak tatanan sosial.
Semiloka ini menghadirkan sejumlah pembicara penting, di antaranya Pdt. Lenta Enni Simbolon, M.Div., Th.M. (Wasekum PGI): Dokumen Keesaan Gereja PGI 2024–2029, Dr. Hugo Warami, S.Pd., M.Hum: Merespons Krisis Pendidikan di Papua Barat, Pdt. Mariska Lauterboom, M.A.T.S., Ph.D. (UKSW): Ecclesia Domestica merespons Krisis Keluarga, dan EcoNusa Foundation: Merespons Krisis Ekologis di Tanah Papua.
Kegiatan secara resmi dibuka oleh Gubernur Papua Barat dengan pemukulan tifa sebanyak tiga kali, sebagai simbol dimulainya rangkaian perayaan HUT ke-75 PGI di Papua Barat.
Semiloka ini menjadi titik awal penting dalam upaya memperkuat peran gereja di Papua Barat dalam menjawab berbagai tantangan secara teologis, kontekstual, dan transformatif demi kehidupan masyarakat yang lebih baik.