Preloader
PGI.OR.ID

Alamat

Jalan Salemba Raya No. 10
Jakarta Pusat (10430)

Hotline

021-3150451

021-3150455

021-3908118-20

Alamat Email

mailto:info@pgi.or.id

Pembukaan Konsultasi Nasional PRB dan MAPI: Gereja Didorong Menjadi Pelaku Nyata dalam Menjawab Krisis Iklim dan Bencana

Thumbnail
Author

admin

16 Oct 2025 08:17

Share:

YOGYAKARTA, PGI.OR.ID - Dorongan bagi gereja-gereja untuk terlibat aktif dalam menjawab krisis iklim dan bencana, mengemuka dalam Ibadah Pembukaan Konsultasi Nasional Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dan Mitigasi Adaptasi Perubahan Iklim (MAPI) yang berlangsung di Gereja Kristen Jawa (GKJ) Gondokusuman, Yogyakarta, pada Rabu sore (15/10).

Pembukaan ditandai dengan pemukulan bende oleh Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Pdt. Darwin Darmawan, sebagai simbol dimulainya pertemuan nasional yang mengusung tema “Meneguhkan Kemandirian Oikumenis untuk Keadilan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana”. Kegiatan ini  menghimpun sekitar 200 peserta dari berbagai sinode gereja, lembaga kemanusiaan, universitas, serta mitra ekumenis nasional dan internasional.

Dalam sambutannya, Pdt. Darwin Darmawan menegaskan bahwa gereja perlu menjadi ruang mendengar, terutama bagi umat yang lemah dan tersisih, sekaligus menjadi pelaku aktif dalam menghadirkan keadilan dan kepedulian terhadap ciptaan. “Kita memberikan ruang seperti ini supaya gereja betul-betul mendengarkan cerita umat Tuhan yang sering kali berpikir bahwa mereka dilupakan. Padahal, justru kepada merekalah Tuhan Yesus pertama-tama hadir. Preferential option for the poor itu harus dihidupi,” ujarnya. Ia menambahkan, hasil dari konsultasi ini diharapkan tidak berhenti sebagai wacana, melainkan menjadi “living theology”  atau teologi yang hidup, bertumbuh dari pengalaman nyata umat.

Mengakhiri sambutannya, ia berharap  setelah kegiatan ini, gereja-gereja terus berjalan bersama dalam merespons situasi kebencanaan, khususnya di Indonesia.  “Harapannya, dari Konas ini akan lahir prosiding dan communique yang bisa menjadi pegangan bersama. Kita ingin gereja sungguh berjalan bersama Tuhan dan masyarakat Indonesia untuk menghadirkan kedamaian, keadilan, dan keutuhan ciptaan,” tegasnya.

Sementara itu, dalam khotbah pembukaan, Pdt. Kristi, pendeta jemaat GKJ Gondokusuman, mengingatkan bahwa tantangan terbesar umat beriman hari ini bukanlah kurangnya pengetahuan tentang perubahan iklim, tetapi kurangnya kemauan untuk bertindak. “Kita semua tahu dan merasakan perubahan iklim, panas dan hujan yang tak menentu, serta alam yang kian sulit diprediksi. Tapi pertanyaannya, seberapa banyak dari kita yang sungguh melakukan sesuatu? Banyak yang hanya melihat dan mengeluh, sedikit yang benar-benar bergerak,” ujarnya. Ia menegaskan, forum ini bukan sekadar ruang diskusi, tetapi panggilan untuk melahirkan tindakan nyata bersama. “Kalau kita berhenti pada kata-kata, hasilnya pun berhenti di situ. Tapi kalau kita melangkah dan bekerja bersama, buahnya akan dirasakan banyak orang. Karena bumi ini bukan milik satu golongan atau satu gereja. Bumi adalah rumah bersama yang harus kita jaga dan cintai bersama,” urainya.

Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) sebagai nyonya dan tuan rumah kegiatan Konsultasi Nasional ini, melalui Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM), Dr. Freddy Marihot Rotua Nainggolan, menilai forum ini sebagai momentum penting bagi gereja dan dunia pendidikan untuk saling berbagi kearifan lokal (local wisdom) dalam menghadapi ancaman bencana. “Di sinilah kesempatan kita untuk berbagi dan menyampaikan pengalaman lokal kita. Setiap daerah punya cara unik untuk bertahan dalam situasi sulit, dan dari sinilah kita bisa saling belajar,” ujarnya.

Sementara itu, perwakilan Mission21, lembaga mitra yang mendukung kegiatan ini , Pdt. Ratna Lesawengen, menekankan pentingnya kemandirian gereja dan lembaga mitra dalam menghadapi realitas bencana yang semakin nyata. “Kita bicara soal kemandirian, kemanusiaan, dan kebenaran. Kita tidak lagi punya waktu untuk bergantung kepada dunia luar. Kita harus mulai dari kekayaan dan sumber daya kita sendiri. Karena itu, konsultasi ini harus menjadi milestone sejarah, bukan hanya bagi PGI, tapi juga bagi seluruh gereja dan mitra yang terlibat,” ungkapnya.

Dalam ucapan selamat datang kepada peserta, Kepala Biro Pengurangan Risiko Bencana PGI, Pdt. Shuresj Tomaluweng menyatakan, “Kemandirian oikumenis bukan berarti berjalan sendiri, tetapi membangun daya dan solidaritas dari dalam tubuh Kristus yang majemuk, agar gereja di Indonesia benar-benar menjadi berkat bagi bumi dan seluruh ciptaan."

Hal senada juga disampaikan oleh peserta Konas yang ditemui seusai ibadah, Pdt Ina Vera Trecia, perwakilan PGIW Kaltim. Ia mengajak gereja untuk saling sinergi menghadapi isu yang dibahas di Konas. "Seluruh gereja dapat bersinergi satu dengan yang lain, PRB dan MAPI bukan hanya masalah satu suku, satu agama atau satu gereja saja, tetapi ini adalah masalah bersama. Gereja diutus untuk kebaikan dan keharmonisan bersama seluruh ciptaan" ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut, kaum petani menyampaikan refleksi dan keluh kesah mereka dalam menghadapi dampak dari perubahan iklim yang semakin ekstrim. Mewakili kelompok petani di Yogyakarta, Bapak Aris Parjiyo mengungkapkan bahwa dalam pengalamannya menjadi petani lebih dari empat dekade, perubahan iklim sangat berpengaruh bagi keberhasilan panen dan produksi hasil pertanian. Kebergantungan petani terhadap alam yang terus mengalami perubahan membutuhkan tindakan nyata agar dampak negatif dari perubahan iklim dapat dihadapi dalam kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk gereja. Ia menyambut gembira kegiatan Konas ini yang merupakan wujud perhatian gereja terhadap situasi kebencanaan bagi kelompok terdampak seperti petani.

Serangkaian talkshow dan diskusi paralel akan dilaksanakan dalam kegiatan Konsultasi Nasional ini untuk membahas berbagai topik strategis, seperti rancang bangun teologi diakonia ekumenis, kolaborasi antara gereja dan dunia akademik, hingga model advokasi keadilan iklim yang inklusif dan berkeadilan gender. PGI berharap hasil dari Konsultasi Nasional ini tidak berhenti sebagai dokumen, tetapi menjadi komitmen bersama untuk memperkuat peran gereja dalam advokasi kebijakan publik, membangun jejaring solidaritas lintas sinode, serta menumbuhkan budaya siaga bencana di tingkat jemaat.

Konsultasi Nasional yang dilaksanakan 15-17 Oktober 2025 ini  terselenggara atas kerja sama PGI dengan UKDW, JAKOMKRIS, serta sejumlah lembaga dan mitra seperti Sinode GKJ, ADRA Indonesia, Obor Berkat Indonesia (OBI), Pelkesi, YEU, YCWS, Wahana Visi Indonesia, Rebana Indonesia, Act Alliance, dan mitra internasional seperti UEM, Kerk in Actie, serta Mission 21.

Berikan Komentar

Alamat email anda tidak akan dipublish, form yang wajib diisi *

Komentar *
Nama Lengkap *
Email *
Website
(optional)

Berita & Peristiwa
DIALOG INDONESIA - JERMAN: KETIKA IMAN DAN DEMOKRASI BERBAGI RUANG PUB...
by Nadia Manuputty 17 Oct 2025 12:39

Münster, kota yang pernah menjadi simbol Perdamaian Westphalia tahun 1648, kembali menjadi panggung pertemuan...

Talkshow II Konas PRB-MAPI: Kolaborasi Akademis–Eklesiatis: Universi...
by admin 16 Oct 2025 16:37

JAKARTA, PGI.OR.ID — Kolaborasi antara universitas dan gereja menjadi kunci penting dalam mendorong keadilan...

Talkshow I Konsultasi Nasional PRB dan MAPI 2025 di Yogyakarta: Gereja...
by admin 16 Oct 2025 13:21

YOGYAKARTA, PGI.OR.ID — Gereja tidak lagi cukup menjadi lembaga spiritual yang hanya berbicara soal keselama...