Proyek Biogas Sinode GKJTU: Wujud Konkrit Pelayanan Gereja di Tengah Masyarakat
admin
27 Aug 2025 16:13
_1756287073.jpeg)
SALATIGA.PGI.OR.ID-Sebagai bagian rangkaian kegiatan Capacity Building PGI 2025, peserta melakukan kunjungan lapangan ke salah satu proyek biogas milik Sinode Gereja Kristen Jawa Tengah Utara (GKJTU), di Desa Samiron, Kec. Ketasan, Kab. Semarang, Jawa Tengah. Proyek biogas Sinode GKJTU dikelola oleh Yayasan Sion, merupakan implementasi Misi Integral GKJTU melalui pengembangan energi terbarukan. Keberadaannya di tengah masyarakat dalam rangka menyelamatkkan lingkungan dari limbah ternak dan ketergantungan akan bahan bakar fosil. Saat ini terdapat sekitar 200 titik proyek biogas yang diperuntukkan tidak hanya warga gereja, tetapi juga lintas agama, sehingga menjadi salah satu upaya pelayanan kepada Masyarakat melalaui program diakonia Yayasan Sion.
Dalam kunjungan tersebut Ketua Umum PGI Pdt. Jacky Manuputty sangat terkesan dan memberi apresiasi terhadap proyek ini, karena memberikan manfaat yang luar biasa tidak hanya bagi jemaat tetapi juga masyarakat lintas iman. "Di lapangan saya banyak mendengar testimoni dari masyarakat bahwa mereka diuntungkan. Sehingga kita bisa melihat bagaimana GKJTU membawa pelayanan dan kesaksian yang konkrit di tengah masyarakat. Saya kira gereja harus hadir seperti itu dalam pelayanannya," ujarnya, yang dalam kunjungan tersebut juga didampingi Pdt. Akris Mujiono (Ketum GKJTU) dan Pdt. Waluyo (Sekum GKJTU).
Lanjut Pdt. Jacky Manuputty, nilai-nilai unik semacam ini bisa dishare ke gereja-gereja anggota PGI. "Kita mendorong saat ini supaya dinamika Oikoumene itu berlangsung pada level menengah ke bawah, lintas sinode meski GKJTU sudah melayani banyak sinode sebelumnya ada HKBP bahkan sampai ke Papua kita berharap ini dapat dijadikan model salah satu cluster kerjasama gereja-gereja dalam lingkup oikoumene di indonesia yang kita harus rayakan, kita harus selebrasi," ujarnya. Selanjutnya, tandas Ketum PGI, nilai-nilai unik dari gereja lain juga bisa dishare sehingga dengan demikian gerakan oikoumene menjadi hidup, bersaksi dan berkembang.

Sebelumnya, kepada peserta Capacity Building, Toto, salah seorang pendamping tehnik proyek biogas dari Yayasan Sion menjelaskan bahwa biogas bersumber dari kotoran sapi. "Banyak masyarakat di sini yang memelihara sapi, sebab itu kami melihat ada potensi besar dengan memanfaatkan kotoran sapi untuk biogas," jelasnya. Dari proses biogas ini, lanjut Toto, tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti memasak, tetapi juga digunakan untuk peningkatan ekonomi masyarakat lokal seperti dengan berjualan bakso dan soto.

Selain itu, dari proyek biogas ini beberapa warga memanfaatkannya untuk membudidayakan tanaman hias dengan memanfaatkan limbah air yang dihasilkan. Salah seorang warga Desa Samiron, Samiyem (60) mengungkapkan rasa syukurnya karena dapat terbantu dengan adanya proyek biogas ini. Dari pemanfaatan biogas, ia mengaku dapat menghemat pengeluaran karena sebelumnya harus menggunakan gas elpiji untuk memasak. Ia pun berharap proyek ini dapat terus berjalan untuk membantu semua warga Desa Samiron.
Berikan Komentar
Alamat email anda tidak akan dipublish, form yang wajib diisi *
Berita & Peristiwa
TAB Angkatan VI Goes to Yogyakarta: 30 Pemuda Multikultural Dilatih Me...
YOGYAKARTA.PGI.OR.ID – Sebanyak 30 pemuda dari berbagai latar belakang agama, kepercayaan, dan budaya berkum...
Kick Off Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak 2...
JAKARTA,PGI.OR.ID-Dunia kembali diingatkan untuk membangun solidaritas dalam rangka melawan segala bentuk keke...
Refleksi Kemanusiaan: Ajakan dari Kedalaman Nurani
Lembang, 21 November 2025 – Di aula Gereja Kristen Perjanjian Baru (GKPB) Lembang, tempat berlangsungnya sem...

