Preloader
PGI.OR.ID

Alamat

Jalan Salemba Raya No. 10
Jakarta Pusat (10430)

Hotline

021-3150451

021-3150455

021-3908118-20

Alamat Email

mailto:info@pgi.or.id

Talkshow Bertajuk “Bersama Menjaga Ciptaan” Tekankan Kolaborasi Iman untuk Ketangguhan Iklim dan Bencana

Thumbnail
Author

admin

17 Oct 2025 13:15

Share:

YOGYAKARTA, PGI.OR.ID — Talkshow keempat dalam rangkaian Konsultasi Nasional Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dan Mitigasi Adaptasi Perubahan Iklim (MAPI) yang berlangsung di Yogyakarta, 15–17 Oktober 2025, mengangkat tema penting: “Bersama Menjaga Ciptaan: Kolaborasi Iman untuk Ketangguhan Iklim dan Bencana.”

Diskusi yang dimoderatori oleh Pdt. Johan Kristiantara ini menghadirkan tiga narasumber lintas iman: Romo Martinus Dam Febrianto, SJ (Direktur Jesuit Refugee Service), Bapak Surya Rahman Muhammad (Direktur Eksekutif Humanitarian Forum Indonesia), dan Ibu Hening Parlan (GreenFaith Indonesia).

Ekoteologi dan Tanggung Jawab Iman

Romo Martinus mengawali pemaparan dengan menyoroti hubungan erat antara krisis iklim dan perpindahan manusia. Berdasarkan pengalaman Jesuit Refugee Service (JRS) yang berdiri sejak 1980, banyak pengungsi berpindah bukan hanya karena konflik, tetapi juga akibat perubahan iklim yang mengancam tempat tinggal dan mata pencaharian mereka.

Ia menegaskan pentingnya memahami konsep “ekologi integral” sebagaimana ditekankan dalam ensiklik Laudato Si’ Paus Fransiskus. “Ekologi bukan sekadar lingkungan, melainkan keterhubungan antara manusia, sesama, alam, dan Tuhan. Manusia harus hidup secara integral, tidak memisahkan iman, politik, dan alam,” ujar Romo Martinus.

Lebih jauh, ia menyinggung faktor sosial yang membuat masyarakat tetap bertahan di wilayah rentan bencana, seperti ikatan keluarga dan mata pencaharian. Dalam konteks itu, gereja didorong untuk berperan aktif membangun ketangguhan masyarakat dan solidaritas lintas iman, melalui jaringan seperti Caritas Indonesia.

Kolaborasi Kemanusiaan

Bapak Surya Rahman Muhammad menjelaskan peran Humanitarian Forum Indonesia (HFI) sebagai wadah kolaborasi lintas agama di bidang kemanusiaan. HFI menjalankan enam fungsi utama: promosi nilai kemanusiaan, penguatan kapasitas organisasi, pembangunan jejaring, advokasi kebijakan, fasilitasi kolaborasi, dan koordinasi respons kemanusiaan.

“Fungsi-fungsi ini menjadikan HFI jembatan vital yang menghubungkan kerja kemanusiaan lokal dengan lembaga nasional dan mitra internasional,” ujarnya. Ia menekankan bahwa gereja dan lembaga iman lainnya perlu menemukan titik temu dalam isu-isu kemanusiaan dan iklim, bukan hanya lewat khotbah, tetapi juga tindakan nyata yang membangun kesadaran jemaat untuk melayani sesama tanpa sekat.

Spiritualitas untuk Bumi

Sementara itu, Hening Parlan menekankan pentingnya menumbuhkan spiritualitas bumi dalam setiap tradisi agama. “Kalau kita tidak pernah menyapa bumi, bagaimana kita bisa terhubung dengan ciptaan Tuhan?” katanya. Ia mengajak semua umat beragama untuk menafsirkan kembali ajaran iman bukan hanya sebagai upaya mencapai surga di akhirat, melainkan juga menjaga surga yang telah diberikan di bumi: hutan, sungai, dan seluruh ciptaan.

Menurutnya, tindakan nyata bisa dimulai dengan empat langkah: menumbuhkan nilai-nilai agama untuk melindungi bumi, menjadikan tokoh agama sebagai trusted messenger, memberi ruang bagi kreativitas kaum muda, dan menghidupkan ekoteologi sebagai bentuk spiritualitas ekologis.

Dalam sesi tanggapan, Hening menjelaskan bahwa GreenFaith, lembaga yang didirikannya 23 tahun lalu oleh pemimpin lintas agama dari 11 negara, berfokus pada climate justice. Ia menegaskan bahwa mengatasi fanatisme agama hanya bisa dilakukan melalui kerja bersama di lapangan, bukan sekadar seminar. “Fanatisme bisa dijembatani lewat tindakan nyata bersama menghadapi tantangan bersama,” ujarnya.

Iman yang Melahirkan Kolaborasi

Menutup sesi, Pdt. Johan Kristiantara menegaskan bahwa iman yang sejati bukan hanya menumbuhkan kesalehan pribadi, tetapi juga melahirkan kolaborasi lintas iman dalam merawat bumi. “Kita diingatkan bahwa iman yang hidup adalah iman yang bekerja bersama—untuk sesama manusia dan seluruh ciptaan Tuhan,” pungkasnya.

Talkshow ini menegaskan bahwa kolaborasi lintas iman bukan sekadar idealisme, melainkan kebutuhan mendesak dalam menghadapi tantangan krisis iklim dan bencana yang kian nyata.

 

Berikan Komentar

Alamat email anda tidak akan dipublish, form yang wajib diisi *

Komentar *
Nama Lengkap *
Email *
Website
(optional)

Berita & Peristiwa
Talkshow Bertajuk “Bersama Menjaga Ciptaan” Tekankan Kolaborasi Im...
by admin 17 Oct 2025 13:15

YOGYAKARTA, PGI.OR.ID — Talkshow keempat dalam rangkaian Konsultasi Nasional Pengurangan Risiko Bencana (PRB...

DIALOG INDONESIA - JERMAN: KETIKA IMAN DAN DEMOKRASI BERBAGI RUANG PUB...
by Nadia Manuputty 17 Oct 2025 12:39

Münster, kota yang pernah menjadi simbol Perdamaian Westphalia tahun 1648, kembali menjadi panggung pertemuan...

Pdt. Jacklevyn Manuputty: Imago Dei sebagai Fondasi Lintas Iman untuk ...
by admin 17 Oct 2025 12:35

UTAH-USA, PGI.OR.ID — Dalam 32nd Annual International Law & Religion Symposium yang digelar 5–7 Oktobe...