Menapaki dan Menghidupi Semangat Pelayanan Tokoh Gereja di Maluku Lewat Ziarah Oikoumenis


admin
01 May 2025 20:51
JAKARTA,PGI.OR.ID-Ziarah Oikoumenis yang dilaksanakan dalam rangka HUT ke 75 PGI berlanjut ke makam 3 tokoh gereja di Maluku, yaitu Pdt. Joseph Kam, Pdt. Dr. M. Tapilatu, dan Pdt. Dicky Mozes Mailoa, pada Kamis (1/5/2025). MPH-PGI bersama panitia, turut didampingi Ketua Sinode GPM, Pdt. Elifas Tomix Maspaitella, M.Si, serta beberapa pendeta di lingkungan GPM, saat mengunjungi makam ketiga tokoh gereja ini.
Pdt. Joseph Kam adalah seorang pejabat Injil asal Belanda yang lahir pada September 1976. Setelah kematian sang istri dan anak, tekadnya untuk menjadi misionaris semakin kuat. Ia melamar ke Nederlands Zendeling Genootschap (NZG) pada 1807 dan menerima pelatihan tambahan dari kelompok Herrnhut di Zeist.
Berkat kerjasama NZG dengan London Missionary Society (LMS), Kam dapat diutus ke Indonesia. Ia ditahbiskan di London pada 1813 dan tiba di Maluku pada Maret 1815, setelah sempat melayani sementara di Gereja Protestan Surabaya, dan membentuk kelompok "Orang-orang Saleh Surabaya". Di Maluku, Kam melayani jemaat di Ambon, Haruku, Saparua dan Seram Selatan, dengan berkhotbah, membaptis, melayani Perjamuan Kudus, serta menyelesaikan konflik jemaat. Kam terus melakukan perjalanan pelayanan hingga akhir hayatnya. Ia meninggal pada 18 Juli 1833 di Ambon, setelah mengabdi selama 20 tahun, dan dikenang sebagai figur penting dalam sejarah gereja di Maluku.
Sedangkan Pdt. Dr. Mesakh Tapilatu, seorang pendeta di Gereja Protestan Maluku (GPM), kelahiran Ambon, 4 April 1942. Setelah menyelesaikan studinya pada 1968 dari Sekolah Tinggi Teologi Jakarta, ia ditahbiskan sebagai pendeta GPM pada 1969. Ia kemudian melanjutkan studi hingga mendapat gelar doktor pada 1994 di sekolah yang sama.
Ia merupakan sosok yang telah berkontribusi besar dalam pengembangan sejarah gereja di Indonesia, khususnya di Maluku. Karya tulisnya banyak dikenal dan dijadikan referensi studi yang berkaitan dengan kekristenan di Maluku.
Sebagai pengajar, ia mengabdikan diri sebagai dosen Sekolah Tinggi Teologi GPM Ambon (1978-1979) dan Fakultas Teologi UKIM Ambon (1994-2007). Dalam perjalanan hidupnya, Tapilatu terlibat aktif dalam Gerekan Oikoumene sejak 1976. Ia meninggal pada 30 Maret 2025 di Ambon. Ia juga adalah orang pertama memasukkan Dokumen Keesaan Gereja (DKG) yang dirumuskan PGI ke dalam kurikulum pendidikan teologi di Indonesia.
Terakhir, Pdt. Dicky Mozes Mailoa. Ia lahir di Saparua, Maluku, 18 Maret 1957, dan tidak hanya dikenal sebagai tokoh gereja, tapi juga pemuda, dan politik. Ia menyelesaikan pendidikan teologi di Sekolah Tinggi Teologia GPM , yang kini menjadi Fakultas Teologi Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM), dan ditahbiskan sebagai pendeta Gereja Protestan Maluku (GPM) pada 1981.

Tidak hanya di GPM, ia juga aktif dalam organisasi-organisasi yang meluaskan sayap pelayanannya. Dalam lingkup gereja secara nasional, ia pernah menjabat sebagai Kepala Biro Pemuda PGI (1998-1999). Ia juga pernah terjun ke dunia politik sebagai anggota DPRD Provinsi Maluku, dengan menunjukkan komitmennya terhadap pembangunan masyarakat melalui jalur legislatif. Pdt. Dicky M. Mailoa meninggal pada 6 April 2022, dan dimakamkan di Ambon.
"Kami mewakili MPH-PGI sangat bersyukur atas kehidupan dan lagacy yang telah diberikan oleh almarhum serta keluarga, yang telah menjadi alat Tuhan sehingga memungkinkan PGI bisa ada seperti sekarang ini," ujar Sekretaris Umum PGI Pdt. Darwin Darmawan saat memberi sambutan di makam Pdt. Mesakh Tapilatu.
Menurutnya, saat ini gereja-gereja di Indonesia bergumul dengan adanya krisis oikoumenis yang perlu direspon dan mendapat perhatian serius. "Almarhum Pdt. Mesakh Tapilatu telah melihat betapa seriusnya gereja-gereja menyadari Dokumen Keesaan Gereja itu tidak hanya sebagai dokumen eklesiologi tapi juga misiologi, bagi gereja-gereja di Indonesia. Artinya kalau sekarang PGI bisa seperti ini itu tidak lepas dari legecy spiritual dan komitmen oikoumenis yang sudah ditunjukkan oleh almarhum," tandasnya.
Ia pun berharap bagaimana gereja-gereja secara serius memikirkan agar DKG ini bisa menjadi bagian integral dari pelayanan, kesaksian, serta persekutuan gereja."Sebab panggilan keesaan itu yang disampaikan oleh Kristus sendiri. Ini bukan maunya PGI tapi ini adalah kehendak Tuhan. Karena itu datang ke tempat ini sangat menyemangati, dan kita berharap melaluinya kita betul-betul menghidupi semangat almarhum agar DKG menjadi bagian dari pelayanan kesaksian dan persekutuan gereja," kata Sekum PGI.
Mewakili keluarga, Yosefina Tapilatu menyampaikan terimakasih, tidak hanya untuk ziarah oikoumenis, tetapi juga dukungan PGI ketika istri almarhum Pdt. Mesakh Tapilatu, dirawat di RS PGI Cikini beberapa tahun lalu.
Saat mengunjungi makam Pdt. Joseph Kam, Ketua Sinode GPM Pdt. Pdt. Elifas Tomix Maspaitella menceritakan legacy yang telah ditanamkan oleh pendeta yang dijuluki “Rasul Maluku” itu. “Musik gereja, yaitu suling bambu menjadi satu-satunya musik pengiring liturgi. Maka tidak ada pipe organ meski gereja dibangun Belanda. Masih menggunakan nyanyian rohani tua, tapi menghidupkan tradisi menyanyi baru melalui Dua Sahabat Baru, juga Nyanyian Octosea (Nyanyian Kesukaan Kristen) yang cocok diiringi suling bambu,” ungkapnya.
Selain itu, genta lonceng gereja, sebagai tanda beribadah. Awalnya untuk memanggil jemaat/masyarakat ke luar. Joseph Kam berjalan dengan genta kecil ke desa-desa.
Kegiatan ziarah oikoumenis berlangsung khidmat dan penuh makna, sekaligus menjadi momen penting untuk mengenang dan menghidupi Kembali semangat melayani para tokoh gereja yang telah mendarmabaktikan hidupnya bagi pekabaran Injil di Maluku.
Berikan Komentar
Alamat email anda tidak akan dipublish, form yang wajib diisi *
Berita & Peristiwa
PGI Apresiasi Kunjungan Wapres RI. Punya Kepedulian yang Sama untuk Me...
JAKARTA,PGI OR.ID-Ketua Umum PGI, Pdt. Jacklevyn Fritz Manuputty menyampaikan apresiasi atas kunjungan Wakil ...
Ketua Umum PGI dan Rombongan Kunjungi Padang Sarai: "Anak-anak korban ...
PADANG,PGI.OR.ID-Peristiwa pembubaran dan perusakan sebuah rumah doa sekaligus tempat pendidikan bagi siswa Kr...
PGI-ICRP Perkuat Komitmen Merawat Dunia dengan Cinta
JAKARTA,PGI.OR.ID-Peristiwa intoleransi belakangan makin marak terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. Meresp...