Preloader
PGI.OR.ID

Alamat

Jalan Salemba Raya No. 10
Jakarta Pusat (10430)

Hotline

021-3150451

021-3150455

021-3908118-20

Alamat Email

mailto:info@pgi.or.id

Dialog Bersama PBNU dan PGI, Memperkuat Guyub dan Meneguhkan Konsensus Kebangsaan

Thumbnail
Author

admin

13 Jun 2025 23:49

Share:

JAKARTA-PGI.OR.ID. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf bersama Ketua Umum PGI Pdt. Jacklevyn Fritz Manuputty mengulik sejumlah persoalan bangsa dalam Diskusi Rutin Forum Kebersamaan Kramat, yang mengusung tema Pentingnya Konsensus Kebangsaan di Lobby Lantai 1 kantor PBNU, Jakarta, pada Jumat (13/6/2025).

Memantik diskusi, Yahya Cholil Staquf menegaskan pentingnya mengaktualisasikan konsensus kebangsaan ke dalam realitas sosial dan dinamika masyarakat sesuai realitas zaman. “Seperti yang kita tahu semua, konsensus tentang dasar negara, bentuk negara, dan nilai dasar seperti Bhinneka Tunggal Ika, semuanya telah disepakati. Tapi konsensus itu harus dijabarkan ke dalam kenyataan yang kita hadapi sekarang,” tandasnya.

Ia menjelaskan, perlunya penjabaran pasal-pasal dalam UUD 1945 yang selama ini belum memiliki kerangka operasionalisasi yang jelas. Hal itu berdampak pada lemahnya pelaksanaan berbagai undang-undang, terutama dalam menjamin hak dasar warga negara. Sebaliknya, ada banyak produk perundang-undangan dan aturan namun tidak memiliki dasar nilai yang kuat. “Kita punya UU ITE, perizinan ini dan itu, tapi belum ada kesepakatan nilai sebagai rujukan,” tandasnya.

Selain itu, Gus Yahya Cholil juga menyinggung lemahnya implementasi aturan soal kebebasan beragama dan konflik yang masih sering terjadi terkait rumah ibadah. Menurutnya, hal ini menandakan belum terbangunnya sistem penyelesaian perbedaan yang efektif. Dibutuhkan mekanisme yang memungkinkan setiap perbedaan dan tantangan baru dapat diselesaikan dalam koridor nilai dan etika yang disepakati bersama.

Pada kesempatan itu, Pdt. Jacklevyn Fritz Manuputty menyampaikan bahwa sebagai bangsa kita memiliki memori kolektif tentang perumusan konsensus-konsensus kebangsaan di awal berdirinya negeri ini. Ia mengingatkan bahwa para pendiri negara dalam berbagai latar belakang mampu merumuskan konsensu-konsensus kebangsaan yang menjadi pijakan kita sampai saat ini karena mereka menghadapi tantangan yang sama, yakni menjadi bangsa merdeka dan mandiri. “Sekarang kita hidup dalam beragam tantangan, dan tafsir terhadap tantangan-tantangan itu juga beragam,” tukasnya.

Pdt Jacky sepakat dengan Gus Yahya bahwa kita perlu mengoperasionalisasikan konsensus-konsensus yang telah ada, bahkan membangun konsensus-konsensus baru terkait kondisi polikrisis yang kita hadapi. Persoalan Papua misalnya, “apakah kita bisa merumuskan konsensus kebangsaan kita bersama-sama dengan orang Papua tentang masa depan mereka?” ungkapnya.

Dalam pertemuan di lobby lantai dasar gedung PBNU, Pdt. Jacky mengapresiasi penyelenggaraan kegiatan ini yang menurutnya memperkuat karakter guyub kita sebagai bangsa. “Kita memiliki karakter guyub sebagai identitas kolektif kita. Hal ini tersimpan kuat pada lapisan mental sebagai konsensus budaya, sekaligus etis, yang menuntun kita untuk dengan cepat mengupayakan keseimbangan bila terjadi ketegangan atau konflik. Kita harus terus-menerus menghidupkan dan merayakannya, terutama di tengah kecenderungan polarisasi sosial politik yang semakin luas,” katanya.

Selanjutnya ia menambahkan bahwa ada tatanan relasi sosial yang harus diatur dengan kepastian hukum, karena Indonesia adalah negara hukum. Sekalipun begitu, ada tatanan relasi yang harus terus menerus dituntun oleh nilai-nilai budaya dan  etis yang telah menjadi konsensus bangsa secara tidak tertulis.

Pada pokok yang sama, Gus Yahya menegaskan bahwa berbagai persoalan yang kerap terjadi dalam hidup politik dan kemasyarakatan kita karena sandaran etis moral kita sangat lemah, termasuk apa yang nampak dalam aspek perumusan aturan dan hukum di negeri ini. “Karenanya konsensus pada berbagai lapisan perlu kita rumuskan kembali, baik pada lapisan nilai maupun operasionalnya,” ungkapnya.

Pada sesi diskusi, beberapa peserta mengapresiasi pilihan tema konsensus kebangsaan dan menyarankan supaya dikelola forum khusus lintas agama yang secara reguler membicarakan tema ini dari berbagai aspek. Menanggapi harapan itu, Pdt. Jacky mengatakan akan membentuk forum serupa di Grha Oikoumene sehingga percakapan-percakapan selanjutnya dalam suasana guyub dapat dibangun antara PBNU dan PGI, dengan mengikutsertakan juga lembaga-lembaga keumatan lainnya.

Berikan Komentar

Alamat email anda tidak akan dipublish, form yang wajib diisi *

Komentar *
Nama Lengkap *
Email *
Website
(optional)

Berita & Peristiwa
Ketua Umum PGI dan Rombongan Kunjungi Padang Sarai: "Anak-anak korban ...
by admin 02 Aug 2025 21:00

PADANG,PGI.OR.ID-Peristiwa pembubaran dan perusakan sebuah rumah doa sekaligus tempat pendidikan bagi siswa Kr...

PGI-ICRP Perkuat Komitmen Merawat Dunia dengan Cinta
by admin 01 Aug 2025 03:46

JAKARTA,PGI.OR.ID-Peristiwa intoleransi belakangan makin marak terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. Meresp...

PGI dan PIKI Bertemu, Tegaskan Pentingnya Sinergi Gereja dan Masyaraka...
by admin 31 Jul 2025 02:20

JAKARTA-PGI.OR.ID Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) dan Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia (P...