Sidang Majelis Sinode IV GMIH Teguhkan Semangat Rekonsiliasi dan Kemandirian Gereja


admin
09 Oct 2025 08:45
MOROTAI, PGI.OR.ID — Sidang Majelis Sinode IV Gereja Masehi Injili di Halmahera (GMIH) yang digelar di Lapangan Sepak Bola Desa Leo-Leo, Kecamatan Pulau Rao, Morotai, berlangsung penuh sukacita dan semangat persaudaraan. Acara pembukaan sidang yang berlangsung pada Rabu, 8 Oktober 2025 ini dihadiri Bupati Halmahera Barat, Wakil Bupati Kep. Morotai, Sekda Halmahera utara , tokoh masyarakat, Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Pdt. Darwin Darmawan.
Dalam sambutannya, Pdt. Darwin menyampaikan apresiasi mendalam bagi para pelayan dan jemaat GMIH yang tetap tangguh melayani di tengah keterbatasan geografis dan akses transportasi di wilayah kepulauan. Ia juga menyoroti komitmen GMIH untuk terus mewujudkan rekonsiliasi melalui langkah-langkah nyata, seperti penyelarasan tata gereja dari dua kelompok yang sempat berseberangan.
“GMIH bisa menjadi contoh bagi gereja-gereja lain tentang bagaimana tubuh Kristus yang sempat terluka dapat dipulihkan dalam kasih dan kesetiaan kepada Tuhan,” ujar Pdt. Darwin. Ia menambahkan bahwa kemandirian gereja sangat penting agar gereja dapat menyuarakan peran profetisnya di tengah masyarakat.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa arah pelayanan gereja ke depan perlu menitikberatkan pada ecclesia domestica—gereja yang hidup dan bertumbuh di dalam keluarga. “Tuhan tidak hanya hadir di gedung gereja, tetapi juga di tengah keluarga. Di sanalah setiap anggota belajar melayani, bersekutu, dan menjadi terang di dunia,” katanya.
Sementara itu, Ketua Sinode GMIH, Pdt. Demianus Ice, dalam suara gembalanya, menegaskan dua identitas penting GMIH. Pertama, GMIH adalah “gereja maritim” yang telah terbiasa berlayar dalam berbagai cuaca pelayanan, termasuk melewati ombak dan badai konflik, dengan keyakinan bahwa Tuhan tetap hadir dan menuntun.
Kedua, ia menegaskan GMIH sebagai “gereja ibu” atau gereja keluarga—tempat persaudaraan dijaga meski kadang terjadi perbedaan. “Seperti dalam keluarga, perbedaan dan konflik bukan akhir dari kebersamaan. GMIH bukan saja menghidupi ecclesia domestica, tetapi juga ecclesia domestica reconcilae, gereja keluarga yang berdamai,” ungkapnya.
Puncak momen bersejarah terjadi ketika Pdt. Demianus memanggil Pdt. Amos Puasa—pimpinan sinode GMIH dari kelompok yang sebelumnya berseberangan—beserta tim penyelarasan tata gereja untuk berdiri di depan peserta sidang. Suasana haru menyelimuti lapangan ketika seluruh peserta memberikan tepuk tangan sebagai tanda syukur atas langkah konkret menuju rekonsiliasi.

Di hadapan ribuan jemaat dan pelayan yang hadir, Pdt. Demianus menegaskan kembali komitmen GMIH untuk menjadi satu keluarga yang utuh, mandiri, dan misioner, sebagaimana visi GMIH 2035.
Sidang Majelis Sinode IX GMIH ini bukan hanya menjadi ajang pengambilan keputusan gerejawi, tetapi juga momentum spiritual yang meneguhkan panggilan gereja untuk terus berdamai, mandiri, dan membawa terang Kristus ke tengah dunia.
Berikan Komentar
Alamat email anda tidak akan dipublish, form yang wajib diisi *
Berita & Peristiwa
Pelatihan Penyusunan “Joint Protocol” Ketangguhan Berbasis Ekumeni...
SUMBA TIMUR, PGI.OR.ID — Gereja-gereja di Indonesia meneguhkan kembali komitmen untuk menjadi rekan kerja A...
Sidang Majelis Sinode IV GMIH Teguhkan Semangat Rekonsiliasi dan Keman...
MOROTAI, PGI.OR.ID — Sidang Majelis Sinode IV Gereja Masehi Injili di Halmahera (GMIH) yang digelar di Lapan...
PGI Fasilitasi Konsolidasi dan Penguatan Gerakan Bersama untuk Keadila...
PEMATANGSIANTAR,PGI.OR.ID-Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) memfasilitasi pertemuan pimpinan gereja...