PGI, Yakes PGI Cikini, dan Tabhita Tandatangani Perjanjian BOT Rumah Duka RS Primaya PGI Cikini

JAKARTA,PGI.OR.ID-Pdt. Jacklevyn Fritz Manuputty (Ketua Umum PGI), dan Pdt. Darwin Darmawan (Sekretaris Umum PGI), bersama pengurus Yakes PGI Cikini DR. Agustin Teras Narang (Ketua Umum), Sheila Aryani Salomo (Sekretaris Umum), serta Richard A. Gunawan (Ketua Umum Tabhita), menandatangani Perjanjian BOT (Build-Operate-Transfer) dalam rangka pembangunan dan pengembangan Rumah Duka RS Primaya PGI Cikini, Jakarta, pada Kamis (2/10/2025).

Penandatanganan Perjanjian Bangun-Guna-Serah yang berlangsung di salah satu ruangan Yakes PGI Cikini, Jakarta ini, turut disaksikan oleh beberapa pengurus dari ketiga lembaga tersebut.

Mengawali prosesi penandatanganan, DR. Agustin Teras Narang menyampaikan rasa syukur karena hal ini bagian dari penuntasan langkah awal kerjasama dengan Tabitha. “Sudah banyak pembicaraan sebelumnya terkait apa yang harus dilakukan untuk kerja sama ini. Sebab itu apa yang dilakukan saat ini, adalah awal yang baik buat kita semua. Saya berterimakasih sekaligus berharap semua dapat berjalan dengan baik untuk kemuliaan dan keagungan nama Tuhan,” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan Richard A. Gunawan. “Ini awal bagi kerjasama kita untuk dapat merealisasikan proyek ini, dan berharap bisa berjalan dengan baik,” ujarnya singkat.

Rasa Syukur atas penandatanganan perjanjian ini juga disampaikan oleh Pdt. Jacky Manuputty. “Jika berefleksi satu periode kepemimpinan kami tidak membayangkan langkah seperti ini karena kita tidak bisa melihat terang seperti apa dengan rumah sakit ini. Namun dengan pengorbanan serta langkah drastis, dan kita meyakini akan melalui semua bersama Tuhan, dan ada tim yang memberi dedikasi luar biasa, sehingga tahap demi tahap bisa dijalani, dan sekarang bisa berjalan dengan Tabhita yang sama-sama memiliki nilai dan basis gerejawi,” tandasnya. 

Pdt. Gomar Gultom yang juga hadir dalam acara tersebut, turut bersyukur sekaligus mengingatkan pentingnya pengelolaan yang baik, karena sebelumnya rumah sakit PGI Cikini telah memiliki sejarah panjang terhadap pengelolaan yang amburadul sehingga tidak menjadi berkat bagi gereja dan masyarakat. “Kini kita beruntung punya tim yang luar biasa, dan telah berhasil mengembalikan pengelolaannya ke arah yang baik,” tegas mantan Ketua Umum PGI ini.   

Sementara itu, Pdt. Darwin Darmawan selain menyampaikan rasa syukur kepada Tuhan, sekaligus berterima kasih kepada MPH periode sebelumnya, yang telah meletakkan pondasi yang baik dalam mengelola dan mengembangkan aset untuk pelayanan. “Pondasi tersebut di atasnya perlu kita bangun pelayanan yang mendukung PGI memiliki kemandirian dana, daya dan teologi. Dengan adanya pelayanan rumah sakit, rumah duka, ke depan rumah bagi warga senior, PGI dapat menjadi contoh bagi gereja-gereja untuk menatalayan talenta Tuhan secara baik dan bertanggung jawab. Sehingga bisa mengurangi pesimisme dan rasa frustasi gereja-gereja dalam membangun kemandirian daya, dana dan teologi,” tandasnya. 

Ditemui usai penandatanganan, dari Tim Negosiasi PGI, Chris Kanter, mengungkapkan bahwa pembangunan dan pengembangan rumah duka RS Primaya PGI Cikini sesuai dengan masterplant dari rumah sakit tersebut. “Karena masterplantnya ini hanya akan ada rumah sakit, rumah duka, rumah Raden Saleh, Stikes, café, kemudian ada capel. Nanti sesudah rumah duka tim akan fokus kepada pembangunan rumah orang tua,” jelasnya.  

Sementara dipilihnya Perkumpulan Penghiburan Kedukaan Tabhita karena dinilai telah profesional mengelola banyak rumah duka, seperti di RS Husada, dan Ukrida. “Kami akhirnya bersepakat  memilih Tabitha. Agreement dengan Tabitha kita bedakan karena menurut kami dari gereja juga,” ujar Chris Kanter. Ia menambahkan, nantinya Tabhita memugar rumah duka yang lama menjadi tiga lantai, menyiapkan fasilitas penunjang usaha rumah duka, dan krematorium.