PGI Jajaki Kolaborasi Bersama Sinode GKY bagi Pemberdayaan Masyarakat di Daerah 3T

JAKARTA,PGI.OR.ID-Mewakili PGI, Sekretaris Eksekutif bidang Keadilan dan Perdamaian Pdt. Etika Saragih serta  Sekretaris Eksekutif bidang Kesaksian dan Keutuhan Ciptaan Pdt. Johan Kristantara, bertemu dengan Badan Pekerja Sinode Gereja Kristus Yesus (GKY) dalam rangka menjajaki kolaborasi bagi pemberdayaan masyarakat di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar), di kantor Sinode GKY, Jakarta, pada Jumat (7/10/2025).

GKY adalah salah satu gereja yang telah lama memberikan perhatian bagi pemberdayaan masyarakat lewat Pusat Pelatihan Misi Terpadu (PPMT) di beberapa daerah. Hal ini dilakukan untuk menjalankan Amanat Agung dan melatih para pemimpin gereja di pedesaan, membekali mereka dengan pengetahuan rohani dan keterampilan praktis. Pelayanan tersebut sangat dirasakan manfaatnya oleh jemaat.

Pada kesempatan itu, Pdt. Etika Saragih mengungkapkan bahwa salah satu harapan dari gerakan oikoumene adalah terwujudnya gereja yang “hidup berbagi roti”, dan hal itu telah dilakukan oleh GKY melalui program PPMT. 

Ia menjelaskan, selama ini tidak sedikit lembaga Kristen yang telah melakukan pelayanannya di daerah 3T. Namun belum dirasakan dampaknya karena dilakukan secara sporadis, dan terbatasnya sumber daya. Sebab itu diperlukan adanya gerak bersama untuk menghasilkan dampak yang lebih besar. 

“PGI melihat pengalaman GKY sangat dibutuhkan. Dalam beberapa kali pertemuan muncul informasi adanya semacam kegiatan  Training of Trainers yang telah dilakukan PPMT dalam rangka penguatan jemaat atau gereja, termasuk dalam bidang pertanian, namun entah kenapa terhenti. Sebab itu PGI melihat apakah ke depan termasuk dengan PPMT, kita bisa melakukan bersama untuk daerah 3T,” tandasnya.

Sementara Pdt. Johan Kristantara juga menekankan perlunya kerjasama ini dilakukan dengan melibatkan lintas bidang yang ada di PGI. 

Ketua Umum GKY, Pdt. Yohanes Adrie Hartopo mengapresiasi rencana PGI. Diungkapkan bahwa program PPMT merupakan hasil mission trip yang telah dilakukan ke beberapa daerah. 

“PPMT pertama di Desa Mintin, Kecamatan Kahayan Hilir, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Waktu itu GKY Greenville melakukan mission trip ke sana, lalu kami berpikir apa kelanjutannya, tidak hanya hit end run. Maka kami sepakat untuk membeli tanah kecil di sana menjadi tempat pelayanan PPMT supaya menjadi berkat,” ungkap Pdt. Yohanes Adrie yang   didampingi Pdt. Gunawan Tanu, serta beberapa pengurus lainnya. 

Namun diakuinya, belakangan program PPMT menghadapi kesulitan. “Saat ini kami memikirkan soal evaluasi kerjasama, kira-kira apa yang harus dibenahi. Ternyata kita hadapi kesulitan, misal kita training 50 orang lalu lenyap begitu saja, tidak ada informasi yang masuk. Kita bingung kalau mau adakan lagi apa yang harus kita benahi,” katanya.

Ia menjelaskan sejak tahun lalu Sinode GMIT telah mengadakan kerjasama pelatihan dengan PPMT bagi calon vikaris, yang diawali dengan evaluasi dari pelatihan sebelumnya. Setelah hasil evaluasi diterima barulah diketahui apa yang perlu dibenahi. 

“Tapi dengan sinode lain kita belum pada tahap evaluasi. Dengan GMIT sampai ada satu survei khusus dan hasilnya dari PPMT sebelumnya. Dari sinode lain kita lagi tunggu feedbacknya. Lalu muncul ide dari Pak Endang salah satu pengurus, untuk melakukan TOT, dan baru pertama kali dilakukan di Ungaran,” ujarnya.

Terkait pemberdayaan jemaat di daerah 3T, menurut Pdt. Yohanes Adrie, hal tersebut bisa dikerjasamakan dengan 3 PPMT GKY yang ada di Kaltim, Soe, dan Kalteng, yang telah memiliki pengalaman untuk melatih para pendeta. Namun untuk ke depan, ia mengingatkan pentingnya diskusi awal, dan pembentukan tim survei, untuk mengetahui pelatihan seperti apa yang akan dilakukan. 

Hal senada juga disampaikan Pdt. Pdt. Gunawan Tanu. Ia menambahkan, GKY sangat peduli terhadap pelayanan sosial kepada jemaat, dan dalam setiap kesempatan tetap memasukan unsur PI, dalam rangka transformasi. 

Dari pertemuan tersebut disepakati untuk melakukan kerjasama dalam bentuk TOT untuk wilayah Barat, Tengah dan Timur. Diharapkan hal ini dapat terwujud dan dapat menjadi success story yang bisa dibagikan saat sidang MPL maupun Sidang Raya PGI nanti. Sementara salah satu daerah yang dalam waktu dekat perlu mendapat perhatian adalah Mentawai.