PGI Gelar Pertemuan Pimpinan Sinode Peserta Crash Program Dokumentasi Digital Arsip Tahap I

Jakarta, 30 September 2025 – Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) melalui Biro Penelitian dan Pengembangan bekerja sama dengan Pusat Dokumentasi Sejarah Gereja Indonesia (PDSGI) menyelenggarakan Pertemuan Pimpinan Sinode Peserta Crash Program Dokumentasi Digital Arsip Tahap I secara daring pada Selasa (30/9). Pertemuan ini menjadi langkah awal dalam pelaksanaan Program Dokumentasi Digital Online, bagian dari The Legacy Project (tLP), sebuah inisiatif strategis PGI sejak 2022 untuk melestarikan arsip kelembagaan gereja. Kegiatan yang digelar melalui platform Zoom ini dihadiri 24 pimpinan sinode dan 3 pimpinan PGIW/SAG, terutama dari Wilayah SAG Sulutteng, PGIW Maluku, dan PGIW Maluku Utara sebagai pilot project. Sejumlah sinode yang sejak 2022 telah lebih dahulu memulai program ini, seperti GPM, GKJ, GKJW, GKI Sinode Wilayah Jawa Timur, GEPSULTRA, dan GKS, juga turut ambil bagian.

Kehadiran para pimpinan sinode menegaskan komitmen gereja-gereja anggota PGI dalam menghadapi tantangan transformasi digital, khususnya pengelolaan arsip dan dokumen kelembagaan yang memiliki nilai historis, normatif, sekaligus teologis bagi perjalanan kekristenan di Indonesia.

Mandat Sidang MPL PGI 2025

Program digitalisasi arsip ini merupakan tindak lanjut dari mandat Sidang MPL PGI 2025 di Malang, yang menugaskan Biro Litbang PGI melaksanakan dokumentasi dan digitalisasi arsip secara sistematis, kolaboratif, dan berkelanjutan. Crash program tahap pertama (2025–2026) ditargetkan membangun sistem manajemen informasi dan pengarsipan digital di lingkungan sinode-sinode anggota PGI.

Sekretaris Umum PGI, Pdt. Darwin Darmawan, dalam arahannya menegaskan bahwa digitalisasi arsip gereja tidak semata urusan teknis, tetapi bagian penting dari pelestarian memori kelembagaan.

“Dokumen-dokumen sinode adalah bagian integral dari sejarah kekristenan Indonesia. Melalui digitalisasi, kita bukan hanya menjaga warisan ini tetap lestari, tetapi juga memastikan generasi mendatang dapat mengaksesnya sebagai sumber pembelajaran dan refleksi,” ujarnya.

Pernyataan ini selaras dengan Program Kerja Lima Tahun (Prokelita) PGI 2024–2025, khususnya pada poin revitalisasi forum dan jaringan oikoumenis serta pengembangan sistem informasi berbasis riset dan data.

Pendampingan Akademisi dan Dukungan Lintas Bidang

Dalam implementasinya, PGI melibatkan para akademisi, termasuk Pdt. Yusak Soleiman, Ph.D., Ketua PDSGI sekaligus dosen STFT Jakarta. Ia bersama tim Litbang PGI akan mendampingi sinode peserta dalam asesmen pengelolaan arsip, penyusunan Kebijakan Manajemen Informasi (KMI), pelatihan penulisan sejarah gereja, hingga alih-media dokumen ke format digital.

Dalam pertemuan tersebut, Yusak Soleiman memaparkan progres program sejak 2022, memperlihatkan dokumen-dokumen yang telah didigitalisasi, sekaligus menyoroti kerentanan akibat pengelolaan arsip yang kurang memadai.

Pertemuan yang dipandu oleh Kepala Biro Litbang PGI, Alfian Rico Komimbin, juga dihadiri oleh Direktur YAKOMA, Elly Diah Praptanti, serta perwakilan Sekretariat Umum dan Litbang PGI, yakni Pdt. Angel Sambow dan Ibu Elly Rusma Sirait. Kolaborasi lintas bidang ini menjadi penopang keberlanjutan program.

Menuju Repositori Digital Gerejawi

Melalui Program Dokumentasi Digital Online, PGI menargetkan terbentuknya repositori digital gerejawi yang kredibel, terstandar, dan dapat diakses secara bertanggung jawab oleh gereja anggota maupun kalangan akademik. Lebih dari sekadar proyek teknis, program ini diharapkan menjadi fondasi bagi lahirnya ekosistem pengelolaan arsip digital gereja di Indonesia yang berjejaring secara nasional, sehingga warisan sejarah gereja tetap terjaga, sekaligus membuka ruang pembelajaran lintas generasi.