PGI Dorong Pemulihan dan Harapan Anak Binaan Lewat Kunjungan ke LPKA Kelas II Jakarta

Dalam rangkaian peringatan Hari Anak Sedunia serta kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) melalui Biro Keluarga dan Anak melakukan kunjungan pendampingan ke Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Jakarta pada 10 Desember 2025. Kegiatan ini dirancang sebagai ruang penguatan, pemulihan, dan ekspresi diri bagi anak-anak binaan, sekaligus menegaskan komitmen PGI dalam memperjuangkan hak, martabat, serta masa depan setiap anak tanpa kecuali.

Kegiatan yang diikuti oleh 30 anak binaan LPKA tersebut diisi dengan serangkaian kegiatan interaktif, mulai dari permainan kelompok, sesi refleksi, hingga aktivitas melukis bersama. Suasana hangat dan penuh keterbukaan tampak mewarnai setiap sesi, menciptakan ruang aman bagi anak-anak untuk berekspresi dan mengutarakan harapan mereka.

Wakil Sekretaris Umum PGI, Pdt. Lenta Enni Simbolon, dalam sambutannya menegaskan komitmen PGI dalam memperjuangkan hak-hak anak. Ia menyampaikan bahwa setiap anak, tanpa terkecuali, berhak bertumbuh dalam kasih. “PGI memperingati Hari Anak dengan keyakinan bahwa semua anak memiliki hak untuk tumbuh dalam cinta. Bermimpilah untuk masa depan. Setiap orang punya masa lalu dan pernah mengalami kegagalan, tetapi manusia yang hebat adalah mereka yang mampu belajar dari kegagalan itu untuk menjadi pribadi yang lebih baik,” ujarnya.

Pdt. Lenta juga memberikan dorongan kuat kepada para anak binaan agar tetap tabah, berani menghadapi tantangan, dan tidak menyerah pada keadaan. Ia berharap masa pembinaan menjadi proses pembelajaran yang menguatkan, sehingga ketika kelak mereka kembali ke masyarakat, mereka dapat berjuang meraih masa depan yang lebih baik dan membanggakan bagi diri sendiri serta Indonesia.

Kepala LPKA Kelas II Jakarta, Aldikan Nasution, S.H., M.Si., turut memberikan apresiasi tinggi atas kepedulian PGI. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya kerja sama lintas lembaga dalam mendukung tumbuh kembang anak binaan.“Kami sangat berterima kasih atas kepedulian dan kerja sama yang terjalin. Semua manusia pasti pernah melakukan kesalahan, tetapi yang terpenting adalah bagaimana kita menjadikan kesalahan itu sebagai jalan untuk memperbaiki diri. Banyak orang hebat yang pernah menjalani pembinaan. Teruslah berbuat baik tanpa henti, maka orang akan melupakan masa lalu yang kelam,” ujarnya memberi semangat.

Salah satu bagian penting dari kegiatan ini adalah pemaparan materi oleh Kepala Biro Keluarga dan Anak PGI, Equivalent Pangasi Rajagukguk, dengan tema “Melihat Diri, Menata Hati”. Dalam sesi ini, peserta diajak memahami bahwa setiap anak memiliki jati diri yang berharga, apa pun latar belakangnya. Berbagai pengalaman hidup dapat memengaruhi identitas seseorang, namun setiap individu memiliki kesempatan untuk memulihkan diri dan membangun kembali pandangan positif terhadap dirinya.

Kreativitas para peserta terlihat saat mereka menuangkan ekspresi melalui lukisan cat air. Dalam suasana penuh kehangatan, anak-anak mempresentasikan makna di balik karya mereka. Sebagian besar lukisan menggambarkan harapan baru, semangat untuk bangkit, serta impian untuk merajut masa depan yang lebih baik. Lewat warna-warna cerah dan simbol-simbol yang mereka pilih, terlihat jelas tekad mereka untuk terus melangkah.

Kegiatan ini tidak hanya memberikan ruang refleksi bagi anak binaan, tetapi juga menegaskan misi PGI untuk hadir secara konkret dalam isu perlindungan anak. Melalui pendampingan yang berkelanjutan, diharapkan anak-anak binaan dapat menemukan kembali kekuatan diri untuk menyongsong masa depan yang lebih baik dengan penuh keyakinan. (EDP)