PGI dan Presbyterian University and Theological Seminary Korea: Dari Isu Heresi Menuju Harapan Bagi Diaspora Indonesia

JAKARTA,PGI.OR.ID-Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) menerima kunjungan delegasi dari Presbyterian University and Theological Seminary (PUTS), Korea Selatan, di Ruang Rapat 1, Grha Oikoumene, Jakarta, pada Kamis (7/8/2025). 

Pertemuan ini menandai langkah awal bagi kerja sama strategis lintas negara dalam bidang pendidikan teologi, pelayanan diaspora, serta upaya menghadapi penyebaran ajaran sesat asal Korea yang semakin meresahkan di Indonesia.

Delegasi PUTS dipimpin oleh Rev. Suleeman Lee Kyu Dae, dan beranggotakan Rev. Hong Sok Lee, Rev. Lee Jin OK, Rev. Nam Seong-Hyun, Rev. Yoon Kyung Ho, serta staf pendukung. Mereka disambut oleh Sekretaris Umum PGI, Pdt. Darwin Darmawan, bersama sejumlah pimpinan PGI lainnya, yakni Pdm. Rosiana Purnomo (Kepala Biro Pemuda dan Remaja), Pdt. Etika Saragih (Sekretaris Eksekutif Bidang Keadilan dan Perdamaian), Pdt. Johan Krisnantoro (Sekretaris Eksekutif Bidang Kesaksian dan Keutuhan Ciptaan), serta Pdt. Nadia Manuputty (Staf PGI).

Komitmen Bersama Menghadapi Heresi

Dalam suasana diskusi yang terbuka dan hangat, PUTS menyampaikan keprihatinan atas maraknya penyebaran ajaran sesat (heresi) dari kelompok-kelompok tertentu asal Korea di Indonesia. Rev. Lee menegaskan pentingnya kolaborasi antara PUTS dan PGI untuk memberikan edukasi teologis yang sehat dan mendorong literasi iman yang kuat di tengah masyarakat gereja.

Salah satu bentuk konkret yang direncanakan adalah penyelenggaraan seminar hybrid lintas negara yang bertujuan meningkatkan kesadaran publik dan pemimpin gereja mengenai bahaya ajaran menyimpang serta pentingnya fondasi iman yang kokoh dan sehat.

Pendidikan Teologi dan Pertukaran Lintas Budaya

Selain isu heresi, pertemuan juga membahas peluang kerja sama dalam pengembangan pendidikan lanjutan bagi para pelayan gereja Indonesia di kampus PUTS, serta rencana pengiriman remaja Indonesia ke Korea untuk program pertukaran budaya dan pengalaman pelayanan lintas negara.

PUTS menyampaikan komitmennya untuk membuka ruang seluas mungkin bagi pelayan gereja Indonesia yang ingin memperdalam pemahaman teologis mereka di lingkungan akademik yang kontekstual dan bertanggung jawab secara ekumenis.

Perhatian terhadap Diaspora Indonesia di Korea

Isu diaspora Indonesia di Korea juga menjadi pokok perhatian. PUTS mencatat keberadaan lebih dari 16.000 pekerja migran Indonesia di Korea Selatan, banyak di antaranya menghadapi kesulitan spiritual, sosial, dan budaya. Untuk itu, diajukan rencana penempatan pendeta asal Indonesia yang mampu melayani komunitas ini dengan pendekatan lintas budaya dan kontekstual.

Langkah ini diharapkan dapat memperkuat penggembalaan bagi warga Indonesia di luar negeri serta mempererat hubungan antara gereja Indonesia dan komunitas Kristen Korea.

Studi Banding Layanan Kesehatan Berbasis Gereja

PUTS juga mempresentasikan model pelayanan kesehatan berbasis koperasi yang dikembangkan oleh gereja-gereja di Korea. Rumah sakit koperasi tersebut menekankan pelayanan berbasis misi, bukan profit, dengan fokus pada pencegahan penyakit dan pemberdayaan masyarakat.

Model ini dinilai relevan untuk dikaji oleh gereja-gereja di Indonesia. Karena itu, PUTS membuka peluang kerja sama studi banding dan pengembangan layanan kesehatan gerejawi bersama PGI dan mitra gerejawi lainnya di Indonesia.

Menuju Nota Kesepahaman

Sebagai tindak lanjut dari pertemuan ini, kedua pihak akan menyusun draf Nota Kesepahaman (MoU) sebagai dasar penguatan kerja sama institusional. Fokus kerja sama mencakup bidang-bidang strategis seperti: pendidikan teologi dan pelatihan pelayan gereja, edukasi publik dan gereja terkait ajaran sesat, pelayanan diaspora dan penggembalaan lintas budaya, studi dan pengembangan layanan kesehatan berbasis gereja.

Pertemuan ini menunjukkan bahwa kerja sama gereja lintas negara bukan hanya relevan, tetapi juga mendesak di tengah kompleksitas tantangan global yang turut memengaruhi kehidupan spiritual masyarakat lokal.