PGI dan Panitia Natal Sepakat Natal Nasional 2025 Harus Berdampak bagi Keluarga

JAKARTA, PGI.OR.ID-Natal Nasional 2025 tidak sekadar menjadi perayaan iman, tetapi diharapkan membawa dampak nyata bagi keluarga dan masyarakat Indonesia. Komitmen ini mengemuka dalam pertemuan antara Panitia Natal Nasional 2025 dan Forum Umat Kristiani Indonesia (FUKRI) yang digelar di Grha Oikoumene, Jakarta, Senin malam (27/10/2025).

Pertemuan tersebut dihadiri oleh Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Republik Indonesia, Maruarar Sirait, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Panitia Natal Nasional 2025. Hadir pula Dirjen Bimas Katolik Kementerian Agama RI, serta perwakilan berbagai denominasi gereja dan lembaga keumatan yang tergabung dalam FUKRI, seperti KWI, PGPI, PGLII, Bala Keselamatan, PBI, GOI, dan GMAHK. Selain itu, organisasi pemuda Kristen dan Katolik, yakni GMKI dan PMKRI, turut ambil bagian dalam diskusi.

Pada awal pertemuan, Ketua Pelaksana Natal Nasional 2025, Pdt. Dr. Jason Joram Balompapueng, memimpin jalannya acara dengan memberi kesempatan kepada seluruh aras gereja yang hadir untuk menyampaikan aspirasi mereka. Beberapa pimpinan aras gereja menyatakan kesediaan dan antusiasme untuk turut berpartisipasi dalam mempersiapkan pelaksanaan Natal Nasional. 

Dalam sambutannya, Menteri Maruarar menegaskan bahwa pertemuan ini menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk mendengarkan langsung aspirasi, pandangan, dan masukan dari berbagai unsur gereja serta organisasi Kristiani menjelang pelaksanaan Natal Nasional. Ia meminta masukan dari semua denominasi Protestan pada aras nasional yang hadir agar perayaan ini dapat menjadi momentum kebersamaan dan kesaksian iman yang berdampak. “Agenda pertemuan malam ini adalah mendengar pandangan dari FUKRI, setelah sebelumnya saya bersilaturahmi dengan PGI dan KWI. Silakan FUKRI mengirimkan nama-nama beserta kompetensi bidang masing-masing agar dapat disesuaikan dengan struktur panitia yang telah ada,” ujarnya.

Langkah tersebut disambut positif oleh para perwakilan FUKRI yang berharap dapat berperan aktif dalam kepanitiaan Natal Nasional tahun ini. Menanggapi hal itu, Maruarar menegaskan komitmennya untuk membuka ruang partisipasi seluas-luasnya bagi semua pihak. Ia menambahkan, perayaan Natal Nasional tidak hanya dimaksudkan sebagai seremoni tahunan, tetapi harus mampu menghadirkan dampak positif dan berkelanjutan bagi masyarakat, terutama dalam memperkuat ketahanan keluarga.
“Fokus tahun ini adalah keluarga. Kita ingin Natal tidak berhenti di panggung ibadah, tetapi juga membawa harapan baru bagi rumah tangga, terutama mereka yang sedang berjuang menghadapi tekanan ekonomi, kekerasan domestik, atau krisis moral,” tambah Maruarar.

Senada dengan itu, Ketua Umum PGI, Pdt. Jacklevyn F. Manuputty, menegaskan bahwa garis besar pelaksanaan Natal Nasional akan mencakup tiga kegiatan utama, yakni ibadah dan perayaan, aksi sosial, serta seminar. “Rangkaian kegiatan ini akan menjadi ruang persekutuan yang inklusif bagi seluruh aras gereja dan kaum muda. Dalam setiap tahap, semua pihak diundang untuk mengambil peran aktif,” jelasnya.

Sementara itu, Sekretaris Umum PGI, Pdt. Darwin Darmawan, memaparkan hasil pertemuan sebelumnya antara PGI dan Panitia Natal Nasional pada 20 Oktober 2025. Ia mengungkapkan bahwa tema Natal tahun ini adalah ‘Allah Hadir untuk Menyelamatkan Keluarga’ (Matius 1:21–24).
“Tema ini dipilih dengan mempertimbangkan kondisi keluarga di Indonesia yang tengah menghadapi berbagai tantangan seperti jeratan pinjaman online (pinjol), kesenjangan komunikasi, serta masalah kesehatan mental. Isu-isu tersebut telah kami petakan dalam pembahasan Eclesia Domestica, yang merupakan respons PGI terhadap polikrisis yang kini melanda masyarakat. Karena itu, perayaan Natal kali ini akan menempatkan keluarga sebagai inti perayaan, dengan harapan dapat memberikan dampak nyata dan positif bagi keluarga serta masyarakat luas,” tutup Pdt. Darwin.

Rangkaian kegiatan Natal Nasional 2025 rencananya akan berlangsung sejak awal Desember, mencakup bakti sosial lintas denominasi, program bantuan bagi keluarga prasejahtera, doa bersama lintas daerah, serta puncak perayaan Natal yang akan digelar di Jakarta pada akhir Desember. Semua kegiatan diharapkan menjadi wujud nyata pesan Natal: menghadirkan kasih Allah di tengah keluarga dan kehidupan bangsa.