Kunjungi YAKKUM, PGI Ingatkan Pentingnya Pendekatan Berbasis Gereja

YOGYAKARTA,PGI.OR.ID- Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) melakukan kunjungan ke Yayasan Kristen untuk Kesehatan Umum (YAKKUM) di Yogyakarta, Kamis (28/8). Kunjungan ini mempertegas pentingnya pendekatan berbasis gereja (church-based approach) dalam pelayanan kemanusiaan, sekaligus memperkuat kolaborasi antara gereja, lembaga pelayanan, dan masyarakat.

Ketua Umum PGI, Pdt. Jacklevyn F. Manuputty, menegaskan bahwa gereja harus kembali pada karakter dasarnya, yakni intervensi yang bersumber dari spiritualitas dan pastoral. “Saya selalu bertanya, apa bedanya NGO Kristen dengan NGO sekuler jika sama-sama bicara kemanusiaan? Bedanya ada pada pendekatan. Church-based approach berarti tindakan intervensi kita adalah tindakan berteologi, dibingkai spiritualitas, dan bernuansa pastoral. Itu yang membedakan,” tegasnya.

Ia menambahkan, kehadiran lembaga seperti YAKKUM menunjukkan bahwa gereja tetap relevan dalam pengembangan masyarakat. “Gereja di Global South, termasuk Indonesia, masih punya peran signifikan. Kita harus tunjukkan bahwa panggilan gereja bukan hanya retorika, tapi nyata dalam pelayanan kesehatan, pendidikan, dan pengurangan risiko bencana,” ujarnya.

Mempertegas tindak lanjut kunjungan ke YAKKUM, Sekretaris Umum PGI, Pdt. Darwin Darmawan, menyoroti dua bidang kerja sama strategis yang akan dilakukan selanjutnya, yaitu pengembangan pelayanan kesehatan gereja dan penguatan jejaring pengurangan risiko bencana. “Pelayanan kesehatan gereja cenderung menurun. Kita perlu dorong gereja-gereja bersama membangun tata kelola rumah sakit yang baik. YAKKUM bisa jadi contoh pengelolaan yang profesional,” jelasnya.

Selain itu, PGI akan mengoptimalkan peran Jaringan Komunitas Kristen untuk Penanggulangan Krisis (Jakomkris) agar lebih diterima oleh gereja-gereja. “Jakomkris ini lahir dari gereja dan harus diakui sebagai bagian dari pelayanan gereja. Ini penting supaya upaya pengurangan risiko bencana berjalan lebih sinergis,” tambahnya.

Menanggapi hal tersebut, Ketua 1 Pengurus YAKKUM, Pdt. Simon Yulianto, menyambut baik inisiatif PGI. Ia mengingatkan bahwa YAKKUM lahir sebagai perpanjangan tangan gereja dalam pelayanan diakonia. “Sejak awal, kami ini adalah alat gereja untuk melayani masyarakat. Spirit kami adalah tetulung (menolong). Saat ini YAKKUM mengelola 12 rumah sakit, satu rumah sakit berbentuk PT, serta unit-unit pelayanan sosial, pendidikan, disabilitas, dan penanggulangan bencana,” jelasnya.

YAKKUM kini terus berupaya memperkuat transformasi kelembagaan agar relevan dengan kebutuhan masyarakat. “Kami mohon dukungan doa dan kerja sama agar pelayanan ini tetap setia pada panggilan gereja, demi kemuliaan Tuhan,” tutup Pdt. Simon.

Dalam kunjungan PGI ini, Arsinta Direktur PKMK YAKKUM (Pengembangan Kesehatan Masyarakat dan Kemanusiaan), memaparkan bahwa inovasi tata kelola layanan kesehatan menjadi kunci pengembangan pelayanan gereja. “Kami mengembangkan enam aspek manajemen: layanan, SDM, keuangan, rantai pasok, jejaring, dan kepemimpinan. Hasilnya sudah terlihat pada 12 rumah sakit yang dikelola YAKKUM, masing-masing mengembangkan inovasi berbeda,” jelasnya.

Ia pun menyampaikan harapannya agar program ini selanjutnya dapat memperkuat pelayanan gereja di bidang kesehatan “Ini baru pilot project, tetapi kami sedang menginstitusionalisasi pengalaman ini agar bisa ditularkan melalui pelatihan ke 20 rumah sakit lainnya. Kami berharap PGI bisa melihat ini sebagai peluang untuk memperkuat pelayanan gereja di kesehatan,” ujarnya.

Kunjungan ini menjadi langkah strategis untuk mempererat hubungan PGI dengan lembaga-lembaga pelayanan gereja, sekaligus memperluas kerja sama lintas sektor dalam mewujudkan misi oikoumene melalui aksi nyata di bidang kesehatan, sosial, dan kebencanaan.