Ecclesia Domestica Menjadi Perhatian dalam Konas XI POUK di Makassar: dari Rumah Menyalakan Dunia
admin
07 Nov 2025 16:36
MAKASSAR, PGI.OR.ID-Dalam rangkaian kegiatan Konsultasi Nasional XI Persekutuan Oikoumene Umat Kristen (POUK) se-Indonesia di Makassar, 6-8 November 2025, Ecclesia Domestica menjadi tema yang mendapat perhatian penting. Sesi 1 dengan judul “Ecclesia Domestica di Tengah Polikrisis, Gereja Oikumenis dan Tanggung Jawab Etis Bagi Indonesia Emas 2045” dengan narasumber Ketua Umum PGI, Pdt. Jacklevyn Frits Manuputty, membuka mata kita atas realitas keluarga-keluarga di Indonesia saat ini.
Age of Polycrisis
Pdt. Jacklevyn membuka sesi dengan pernyataan bahwa saat ini kita hidup di “age of polycrisis” – krisis bertumpuk dan saling memperdalam luka. “Rumah bukan lagi tempat pemulihan, tetapi lokus luka dengan banyaknya jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan angka perceraian yang semakin meningkat,” ujarnya. Dalam situasi yang demikian, Ecclesia Domestica – gereja yang pulang ke rumah, gereja yang menubuh di tengah duka dunia, menjadi jalan bagi ruang perjumpaan manusia rapuh dengan kemurahan Allah. Dalam menjawab krisis: ekonomi, kekerasan gender, dan disrupsi digital, rumah menjadi medan negosiasi nilai antara keluarga, pasar, negara, dan teknologi. Ecclesia Domestica membangun spiritualitas yang bertahan di tengah badai kehidupan. Gereja harus berani tinggal bersama luka: Papua, perempuan, lingkungan, keluarga. “Tanpa kebenaran, pemulihan hanyalah kosmetik moral,” tegas Pdt. Jacklevyn.

POUK Sebagai Simpul Strategis
Dalam konteks ini, Persekutuan Oikumenis Umat Kristen (POUK) merupakan simpul strategis. POUK merupakan laboratorium oikumenis yang hidup: tempat di mana minoritas yang tetap menyala dalam solidaritas lintas sinode. POUK bukan sekadar forum, tapi saksi etis gereja di ruang publik. Dalam mencapai Indonesia Emas 2045, gereja melalui Ecclesia Domestica akan melahirkan warga berintegritas, bukan sekadar umat saleh. Ecclesia Domestica adalah proyek peradaban alternatif: rumah tangga yang melahirkan warga adil dan empatik, komunitas iman yang menolak kekerasan dan korupsi, serta menjaga bumi dan kemanusiaan. Spiritualitas oikumenis yang hidup, yaitu menolak netralitas di hadapan ketidakadilan, menolak kesalehan tanpa solidaritas, dan menolak iman tanpa tubuh.
Ecclesia Domestica: dari Rumah Menyalakan Dunia.
Lebih lanjut, Pdt. Jacklevyn menyatakan bahwa setiap rumah yang memelihara kasih adalah nyala kecil dari Kerajaan Allah. POUK menjadi tangan yang mengulurkan kasih itu ke dunia. Masa depan gereja dimulai dari rumah, bukan pusat. “Gereja bukan benteng dari dunia yang retak, melainkan tubuh yang berjalan di dalam retaknya dunia itu,” tegasnya.
Pelayanan Keluarga Kristen Masa Kini
Sejalan dengan situasi yang dipaparkan Pdt. Jacklevyn Manuputty, Anne Kartawijaya, narasumber dalam sesi 3 Konas XI POUK, memaparkan bahwa kondisi keluarga Kristen saat ini berada di bawah tekanan politik, hierarki dalam gereja dan keluarga yang sangat kuat, ancaman kekerasan, serta ketergantungan terhadap otoritas gereja daripada otoritas Alkitab. Anne Kartawijaya, Ketua Komisi Keluarga dan Anak PGI, memberikan ilustrasi tentang apa yang dialami dan dirasakan oleh masing-masing anggota keluarga melalui personifikasi boneka yang berbicara menyampaikan suara anak, suara orangtua, dan suara generasi baby boomers. Dalam tekanan situasi yang dirasakan berbagai generasi, Ecclesia Domestica yang berakar pada imamat orang percaya, otoritas Alkitab, dan katekismus yang diajarkan oleh orangtua di rumah, menemukan urgensinya. “Keluarga Kristen adalah tempat pertama bagi pewartaan iman, pendidikan doa dan kebajikan, serta sekolah pertama bagi pengajaran cinta kasih,” ujarnya.

Gereja yang Mewujudkan Ecclesia Domestica

Anne memaparkan bahwa dalam merespons tantangan zaman dan tekanan yang semakin berat bagi setiap generasi di dalam keluarga, gereja dapat mewujudkan Ecclesia Domestica dengan melakukan pendekatan baru dalam pelayanan keluarga secara lebih mendalam melalui dialog, komunikasi interaktif, hands on, validasi perasaan dan konteks, serta keterlibatan eksperimental. Gereja perlu menerapkan ministry in the family, ministry through the family, serta ministry with the family. Dengan demikian, gereja akan menjadi bangunan rohaniyang kuat dengan Ecclesia Domestica yang diimplementasikan dalam roadmap yang terintegrasi, sinkron, dan berjangka panjang.
Kepungan Krisis Berlapis
_1762595224.jpeg)
Peta jalan atau roadmap gereja juga menjadi perhatian Pdt. Lydia K. Tandirerung dalam pemaparannya di sesi yang sama. Lydia mengungkapkan bahwa Ecclesia Domestica berada dalam kepungan krisis berlapis. Secara ideologis-teologis, sekularisme mengikis otoritas iman dalam ruang publik dan domestik, mendorong iman ke ranah privat yang terisolasi. Keputusan keluarga tentang karier, pendidikan, atau keuangan semakin tidak melibatkan pertimbangan teologis. Terjadi pengikisan komitmen kepada Tuhan dan otoritas Alkitab. Nilai-nilai sekuler yang massif dipromosikan melalui media digital cenderung merelatifkan kebenaran moral. Lydia mengungkan bahwa selain sekularisme, relativisme pun semakin meruntuhkan tatanan nilai-nilai Kristen yang absolut mengenai pernikahan, seksualitas, dan etika. Hal ini menciptakan kebingungan moral dan konflik nilai intergenerasi dalam keluarga. Selain itu, masih ada berbagai tantangan lain yang mengancam eksistensi Ecclesia Domestica seperti fragmentasi urban, identitas hybrid, fragmentasi digital, krisis kesejahteraan, krisis moral, dan krisis ekologi.
Membumikan Ecclesia Domestica Sebagai Peta Jalan Pastoral Gereja yang Holistik
Dalam upaya mengatasi pelayanan pastoral gereja yang bersifat reduksionis, yaitu pelayanan yang hanya berfokus pada dimensi spiritual, Lydia menegaskan pentingnya pelayanan pastoral-holistik yang mengintegrasikan berbagai dimensi kehidupan, yaitu integrasi antara teologi pastoral dan ilmu psikologi. Hal ini dapat diterapkan dalam penanganan luka-luka psikis seperti trauma KDRT hingga masalah kesehatan mental generasi Z. Dalam mengatasi tantangan zaman, Ecclesia Domestica merupakan locus atau tempat yang paling efektif untuk membumikan teologi yang luhur dalam praksis iman melalui liturgia, marturia, dan diakonia domestik terhadap seluruh ciptaan.
Berikan Komentar
Alamat email anda tidak akan dipublish, form yang wajib diisi *
Berita & Peristiwa
Ecclesia Domestica Menjadi Perhatian dalam Konas XI POUK di Makassar: ...
MAKASSAR, PGI.OR.ID-Dalam rangkaian kegiatan Konsultasi Nasional XI Persekutuan Oikoumene Umat Kristen (POUK) ...
PEMBUKAAN KONAS XI POUK: POUK DIPANGGIL MENJADI TERANG DAN PUSAT IMAN ...
MAKASSAR, PGI.OR.ID — Konsultasi Nasional XI Persekutuan Oikoumene Umat Kristen (Konas XI POUK) resmi dibuka...
SAGKI V KWI, Ketum PGI: Relasi Katolik–Protestan Tidak Hanya Teologi...
JAKARTA, PGI.OR.ID — Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Pdt. Jacklevyn Fritz Manuputty...

