AEWC 2025: Meneguhkan Martabat Perempuan Asia di Tengah Tantangan Zaman
admin
13 Nov 2025 05:09
CHIANG MAI, THAILAND. PGI.OR.ID – Konferensi Perempuan Ekumenis Asia (AEWC) resmi dibuka pada Selasa pagi, 12 November 2025 di Universitas Payap, Chiang Mai, Thailand. Konferensi yang akan berlangsung hingga 15 November 2025 ini mengusung tema “Menuju Pemeliharaan Martabat dan Hak-Hak Perempuan di Asia”, konferensi ini dihadiri sekitar delapan puluh peserta dari berbagai negara Asia—pemimpin gereja, teolog, akademisi, serta perwakilan organisasi ekumenis—yang datang dengan komitmen bersama untuk memperteguh panggilan menjaga martabat dan hak-hak perempuan. Biro Perempuan PGI turut hadir di dalam pertemuan ini.
Dalam sambutan pembuka, Sekretaris Jenderal Konferensi Kristen Asia (CCA), Dr. Mathews George Chunakara, menegaskan bahwa kesetaraan gender adalah tanggung jawab moral seluruh umat manusia. “Ketika hak-hak perempuan dilanggar, martabat seluruh umat manusia ikut terluka,” katanya. Ia juga mengingatkan bahwa sejak Konferensi Beijing 1995 hingga kini, perjuangan menuju partisipasi penuh dan setara bagi perempuan masih jauh dari selesai, dan keterlibatan perempuan secara utuh adalah kunci bagi terciptanya keadilan dan perdamaian yang berkelanjutan.
Konferensi ini diisi oleh berbagai tema yang mengupas isu perempuan dari perspektif teologis, sosial, dan hukum. Para peserta diajak mendalami upaya memelihara martabat dan hak-hak perempuan di Asia melalui pemaparan tematik serta refleksi biblis-teologis yang menegaskan dasar iman dalam memperjuangkan kesetaraan gender.

Selain itu juga dibicarakan realitas tantangan yang dihadapi perempuan di berbagai negara Asia, termasuk feminisasi tenaga kerja, migrasi paksa, serta bentuk-bentuk kekerasan berbasis gender seperti pemaksaan pindah agama, penculikan anak perempuan, dan meningkatnya kerentanan perempuan dalam situasi pengungsian. Tema lain yang mendapat perhatian adalah kekerasan berbasis gender di dunia digital, yang kini menjadi salah satu ancaman paling cepat berkembang terhadap perempuan dan anak perempuan.
Konferensi juga menyoroti pentingnya kemitraan perempuan dan laki-laki dalam upaya bersama mengakhiri kekerasan terhadap perempuan, serta menegaskan bahwa hak-hak perempuan merupakan bagian tak terpisahkan dari hak asasi manusia. Dalam konteks ini, dibahas pula pentingnya jaminan hukum dan akses terhadap keadilan bagi perempuan yang mengalami diskriminasi dan kekerasan.
Dalam konferensi ini, para peserta akan dilibatkan dalam lokakarya dan diskusi kelompok untuk memetakan langkah strategis ke depan dan menyusun respons ekumenis yang lebih efektif dalam mengakhiri kekerasan terhadap perempuan, yang kemudian dipresentasikan dalam pleno. Waktu rehat makan siang serta sesi teh dan kopi memberi ruang bagi peserta untuk bertukar pengalaman dan memperkuat jejaring kerja lintas negara.
_1763090484.jpeg)
Melalui seluruh rangkaian ini, AEWC tidak hanya menjadi ruang dialog, tetapi juga wahana untuk membangun kolaborasi nyata dalam memperjuangkan kesetaraan gender di Asia. Menutup pesannya, Dr. Mathews menegaskan bahwa perjuangan ini belum selesai dan hanya akan berhasil jika gereja dan masyarakat berjalan bersama memperjuangkan martabat perempuan. “Dengan menjaga martabat perempuan, kita sedang merawat kemanusiaan kita bersama,” ujarnya.
Berikan Komentar
Alamat email anda tidak akan dipublish, form yang wajib diisi *
Berita & Peristiwa
PGI Temui Wamenkokumham Otto Hasibuan, Dorong Penyelesaian Tumpang-Tin...
JAKARTA, PGI.OR.ID-Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) melakukan audiensi strategis dengan Wakil Ment...
Siapkan Modul Penelitian Potensi dan Kerentanan Geraja-gereja, Litbang...
JAKARTA,PGI.OR.ID-Biro Penelitian dan Pengembangan (Litbang) PGI menggelar Workshop Penyusunan Modul Penelitia...
PESAN NATAL PGI DAN KWI 2025
PESAN NATAL PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA (PGI) DAN KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA (KWI) TAHUN 2025 ...

