Ziarah Bersama Mengenang Radius Prawiro
JAKARTA,PGI.OR.ID-Perwakilan sejumlah ormas Kristen, diantaranya PIKl, GAMKI, serta Perkumpulan Senior GMKI melaksanakan ziarah bersama untuk mengenang Radius Prawiro, di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, pada Jumat (28/6/2024).
Meski hujan mengguyur, tidak menyurutkan niat untuk bersama-sama mengikuti acara yang diinisiasi oleh Aliansi Indonesia Raya (Adonara) dengan tajuk Reinventing Radius Prawiro Legacy Menuju Indonesia Emas 2045.
Pada kesempatan itu, mewakili kolega, Martin Hutabarat dalam testimoninya menuturkan bahwa Radius Prawiro adalah sosok yang patut diteladani karena telah mendarmabaktikan hidupnya untuk membangun negeri. “Beliau dalam hidupnya tidak pernah tidak ikut dalam merencanakan pembagunan Indonesia, dan kondakter pembangunannya adalah Radius Prawiro,” tandas politisi dari Partai Gerindra ini.
Sedangkan Bhaktinendra Prawiro, mengenang sosok sang ayah sebagai Contextual Man. “Contextual Man artinya dia selalu eksis dan muncul pada konteksnya dimana dia berada. Selalu mengamati sesuatu, menelaah dan memberikan solusi terhadap permasalahan tersebut,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui, Radius Prawiro wafat pada 26 Mei 2005. Selain ekonom, dia juga dikenal sebagai politisi, dan pernah menjadi Ketua Dewan Pertimbangan PGI.
Sejumlah kebijakan ekonomi pernah dilakukan Radius Prawiro, antara lain rehabilitasi dan stabilisasi moneter – menekan laju inflasi, reformasi perdagangan dan keuangan di perdesaan, menggalakkan program Kredit Usaha dan Simpanan Pedesaan, dan bahkan perdagangan internasional hingga reformasi perpajakan.
Setelah reformasi bergulir kurang lebih 25 tahun, sejumlah Pemikiran Radius Prawiro masih sangat relevan dan bermanfaat untuk merekontrsuksi episode sejarah bangsa Indonesia, bahkan mempersiapkan Indonesia menyongsong tahun keemasan Indonesia 2045.
Partisipasi masyarakat selanjutnya sangat dibutuhkan untuk mendukung pemerintah dalam arti seluas-luasnya, membawa Indonesia menjadi bagian dari Megatrend Dunia 2045. Sebuah “raw model” partisipasi adalah pribadi seorang Radius Prawiro, yang kala itu berada di tengah, dan sampai batas-batas tertentu, turut membentuk sejarah itu. Perannya cukup menonjol dalam periode ketika pragmatisme berkembang menjadi roh ideologi pembangunan Orde Baru.
Kegiatan yang diawali ibadah ini, diakhiri dengan tabur bunga di atas pusara Radius Prawiro dan istri, Leonie Radius Prawiro.
Pewarta: Markus Saragih