
KUPANG,PGI.OR.ID-Prosesi Paskah Pemuda Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) pada Senin (28/3), mendapat antusias yang tinggi dari masyarakat kota Kupang dan sekitarnya. Meski hujan deras mengguyur tidak menyurutkan mereka untuk menyaksikan prosesi yang mengambil start di depan gereja Anugareh Eltari Kupang dan Finish di depan Geraja Talitakumi Pasir Panjang ini.
Ketua Panitia Prosesi Paskah 2016 Adrianus Talli saat membacakan laporan panitia mengatakan sebelum acara puncak prosesi tersebut, panitia telah melakukan berbagai macam kegiatan antara lain, workshop 20 tahun perjalan prosesi paskah GMIT Sinode, Pembagian ubijalar ungu kepada jemaat, pemutaran film The Passion of The Jesus Crist, kegiatan donor darah, pelatihan peran di masing-masing gereja, dan kegiatan malam refleksi bertempat di GMIT Morio Kota Nyonya.
Sedangkan Ketua Badan Pengurus Pemuda GMIT Winston Rondo mengatakan dalam prosesi Paskah kali ini, setiap peran yang dimainkan para peserta dikaitkan dengan kondisi realitas di negeri ini. “Prosesi Paskah ini bukan sebagai ajang hura-hura atau hiburan semata, tetapisetiap peran yang dilakoni peserta akan dikaitkan dengan permasalahan yang terjadi di dalam masyarakat. Ini kita angkat untuk pemerintah dan masyarakat ketahui, bahwa banyak sekali hal yang ada di masyarakat,” tutur Winston.
Hal yang sama disampaikan Ketua Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) NTT Ir Emilia Nomleni. Menurutnya, prosesi tersebut telah mengalami perubahan dari tahun ketahun dengan generasi yang berbeda. “Prosesi Paskah tahun telah menginjak usia yang ke 20 tahun, tentu banyak masukan dan perubahan yang terjadi, dan kegiatan ini ingin menggambarkan bahwa kristus mati menebus dosa manusia dan kristus bangkit untuk menyatakan kasih Allah akan anaknya,” katanya.
Ketua Sinode GMIT Pdt DR Mery Kolimon menegaskan, kegiatan prosesi pawai Paskah yang dilaksanakan secara rutin tidak saja diikuti oleh gereja-gereja Kristen tetapi juga diikuti dari semua elemen masyarakat dan komunitas. “Saya mengucapkan terima untuk semua tokoh agama yang terlibat dalam mensukseskan perayaan prosesi pawai paskah ini, dan dengan keterlibatan yanag ada menggambarkan betapa indahnya perdamaian di NTT,” tuturnya.
Sementara Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya saat melepas rombongan prosesi mengatakan dengan kegiatan yang terus digelar oleh Pemuda GMIT ini, mencermin nilai solidaritas masyarakat NTT dalam bingkai kebersamaan kedamaian antar umat beragama. “Paskah ini bukan dimiliki oleh umat kristiani tetapi oleh semua orang di Dunia, dengan perdamaian yang telah ada ini saya mengajak semua masyarakat, laki-laki, perempua, tua, muda untuk bekerja sama dan bergandeng tanggan menjaga dan terus mencipatkan kondisi seperti ini,” tegasnya.
Prosesi Paskah Pemuda GMIT ini juga dihadiri oleh Ketua Umum PGI Pdt DR Hendriette T Lebang-Hutabarat. Dalam sambutannya, dia mengatakan melalui perayaan Paskah kita diajak untuk tidak melakukan kekerasan terhadap sesame, terutama stop melakukan kekerasan pada perempuan dan anak. “Pemerintah juga harus mampu mempersiapkan dunia pekerjaan pada setiap anak muda bangsa. karena begitu banyak anak muda yang bekerja, sehingga tidak akan banyak yang berharap untuk bekerja diluar negeri,” jelasnya.
Dia juga mengingatkan pentingnya semangat keugaharian. Dan Pemuda harus benar-benar menjadi agen pembawa damai sesuai dengan tema Paskah PGI-KWI 2016.
Peserta yang mengikuti pawai paskah berjumlah 105 rombongan yang terdiri dari 68 rombongan GMIT, 1 rombongan barisan Klasis yakni klasis Semau, 4 rombongan Denominasi dan 32 rombongan OKP/Lembaga Kepemudaan. (Selvi Tifani Talli)
Editor: Jeirry Sumampow