Teguhkan Komitmen. Peserta Konas HIV-AIDS Sampaikan Pernyataan Bersama
JAKARTA,PGI.OR.ID-Konsultasi Nasional (Konas) HIV-AIDS yang diselenggarakan oleh PGI, ATCHAA-CCA, dan INTERNA di Grha Oikoumene, Jakarta pada 26-28 Agustus 2024, menghasilkan Pernyataan Bersama, yang disampaikan diakhir kegiatan, Rabu (28/8/2024).
Pernyataan Bersama yang berisi 8 poin ini, dibacakan secara bergantian oleh perwakilan peserta. Adapun kedelapan poin tersebut yaitu, pertama, menegaskan komitmen untuk bekerja lebih bersemangat memperkuat kehadiran kami mencegah peningkatan jumlah infeksi baru HIV khususnya di kalangan kaum muda, perempuan dan anak, melalui Komunikasi, pemberian Informasi dan Edukasi yang meningkatkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat. Melalui intervensi efektif dan keterlibatan semua pihak serta pemerintah, maka dukungan mendapatkan akses perawatan, pengobatan, dan pendampingan bagi mereka yang hidup dengan dan terdampak HIV dapat berjalan baik.
Kedua, akan melakukan advokasi dan lobi kepada Pimpinan dan Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemerintahan dan Legislatif agar berjuang bersama melalui ketokohan dan kewenangan mereka agar mampu membuat kebijakan dan program strategis dalam pencegahan, pengendalian serta penanggulangan HIV-AIDS yang bermanfaat bagi mereka yang hidup dengan dan terdampak HIV, memulihkan martabat mereka karena stigma, pengabaian dan diskriminasi baik oleh keluarga, masyarakat atau oleh diri sendiri, sehingga dapat hidup layak, harmonis dan inklusif sebagai sesama anak bangsa.
Ketiga, kami membuka dan menawarkan ruang-ruang Ibadah kami untuk digunakan sebagai tempat dan sarana pemberian edukasi bagi umat kami mengenai HIV-AIDS serta hal yang terkait lainnya, dan dapat dimanfaatkan sebagai ruang aman bagi mereka yang hidup dengan dan terdampak HIV. Disini juga adalah tempat di mana informasi HIV dan dampaknya dapat dimasukkan dengan cara yang tepat dan arif ke dalam Tata Ibadah, Ritual, Festival, Pendidikan Agama dan Pelatihan.
Keempat, organisasi berbasis agama yang memiliki aset sosial yang luar biasa seperti Rumah Sakit, Klinik, Panti Asuhan, Lembaga Pendidikan, Program Penitipan Anak dan Program Berbasis Masyarakat lainnya yang kompeten, kiranya dapat dilibatkan atas kewenangan Pemimpin Agama masing-masing. Dengan demikan, akan terbangun kemitraan melalui mobilisasi sumberdaya potensial bagi perlindungan, perawatan, pengobatan dan dukungan kepada mereka yang hidup dengan dan terdampak HIV, anak-anak yatim piatu akibat AIDS, serta kelompok rentan lainnya.
Kelima, berupa keras mempromosikan kesadaran lebih besar tentang HIV dan AIDS dan dampak yang ditimbulkannya, mengembangkan ajaran etika, moral dan spiritual yang tidak menghakimi. Dengan demikian, akan mendukung perlindungan terhadap hak asasi manusia, memberi tempat dalam mengekspresikan pandangan bagi perumusan kebijakan HIV dan AIDS di berbagai lembaga berbasis agama. Kami juga berkomitmen untuk memberikan dukungan spiritual-kerohanian bagi mereka yang terpuruk dan terdampak penyakit akibat HIV.
Keenam, menegaskan kembali komitmen kami sebagai Organisasi Berbasis Agama, sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat serta perorangan yang terlibat dalam upaya pencegahan, penanganan dan penanggulangan infeksi HIV untuk terus berbagi dan bertukar sumber daya pada program peningkatan kapasitas serta penelitian bersama. Kami akan terus bekerja sama dengan jejaring Sesama Manusia yang Hidup dengan HIV, para pemangku kepentingan lain seperti pemerintah, organisasi nonpemerintah, media, dan masyarakat sipil yang terlibat dalam pencegahan, pengobatan, perawatan, dan dukungan bagi mereka yang terdampak HIV-AIDS.
Ketujuh, sebagai peserta KONAS HIV-AIDS bersama Organisasi Berbasis Agama akan memberi dukungan dan tindakan spiritual berdasarkan keyakinan bahwa cinta, kasih sayang, pengampunan dan belas kasihan tidak dapat dipisahkan dari Sesama Manusia yang Hidup dengan HIV. Tantangan yang timbul akibat HIV harus ditangani bukan dengan kemarahan, kekerasan dan kebencian, tetapi dengan Iman yang mendalam dan cinta yang lebih dalam.
Kedelapan, kami sepakat untuk berbagi pengalaman, pendekatan, keahlian dan kompetensi untuk mencapai tujuan bersama: Zero New Infections, Zero AIDS related deaths, and Zero Stigma & Discrimination, for No One Left Behind. agar tidak ada yang tertinggal dalam seluruh upaya bersama masyarakat sedunia mengatasi HIV-AIDS.
Menutup Konas, mewakili ATCHAA-CCA Dr Ronald Lalthanmawia menyampaikan terimakasih atas kehadiran seluruh peserta selama tiga hari untuk bersama-sama menggumuli persoalan yang menurutnya tidak mudah namun sangat penting, yaitu HIV-AIDS.
“Atasnama ATCHAA-CCA saya sampaikan terimakasih atas kehadiran seluruh peserta untuk mengikuti kegiatan yang tidak mudah ini tapi bisa berjalan dengan sangat luar biasa. Jika kita tidak bekerjasama tentu akan sangat sulit, maka harus saling mendukung dan ini sangat penting untuk dapat terus berlanjut, tidak ada orang lain selain Anda, dan CCA akan terus membantu,” katanya.
Dia pun berpesan untuk selalu mengedepankan 3 H (Head, Heart, Hand) dalam rangka menangani HIV-AIDS. “Kita harus selalu ingat Head (Kepala) berarti harus memiliki pengetahuan, Heart (Hati) rasa untuk menolong, dan Hand (Tangan) melakukan aksi nyata,” ujar Dr. Ronald.
Sementara itu, mewakili PGI, Sekretaris Eksekutif bidang Keesaan dan Keutuhan Ciptaan (KKC) Pdt. Jimmy Sormin juga menyampaikan terimakasih, dan akan terus membangun kerja sama terkait HIV-AIDS.
“Ini bukan langkah akhir melainkan langkah awal, dan kita akan terus bergandengan tangan dalam rangka melakukan perkara yang memuliakan nama Tuhan. Kita punya beban yang sama tidak hanya untuk komunitas, tetapi juga bagi bangsa ini, dan PGI sebagai rumah bersama akan selalu terbuka untuk berkolaborasi. Sebab kita adalah jaringan di dalam jaringan, dan ini akan semakin kuat,” tandasnya.
Pewarta: Markus Saragih