Tajamkan Nalar dan Suara Hati!. Seruan Forum Peduli Indonesia Damai
JAKARTA,PGI.OR.ID-Sejumlah tokoh agama bersama pimpinan aliran kepercayaan, yang tergabung dalam Forum Peduli Indonesia Damai (FPID), untuk ketigakalinya menyampaikan seruan jelang pelaksanaan Pemilu 2024. Seruan tersebut disampaikan dalam jumpa pers di Lantai 3 Grha Oikoumene, Jakarta, pada Senin (5/2/2024).
Para tokoh agama yang hadir yakni Marsyudi Syuhud (Waketum MUI), Kardinal Mgr. Ignatius Suharyo (Keuskupan Agung Jakarta), Pdt. Gomar Gultom (Ketum PGI), Wisnu Bawa Tenaya (Kwtum PHDI), Philip K. Wijaya (Ketum Permabudhi), Budi S. Tanuwibowo (Ketum Matakin), Sri Eko Sriyanto Galgendu (Pimpinan Spiritual Nusantara), dan Engkus Ruswana (Presidium Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia).
Secara bergantian, mereka (tokoh agama, dan pimpinan aliran kepercayaan, red), membacakan enam poin seruan. Dalam seruannya, Forum Peduli Indonesia Damai meminta kepada seluruh umat dan bangsa untuk, pertama, menggunakan hak pilih secara bertanggung jawab. Memilih YES! Golput NO! Kedua, menentukan pilihan dengan jiwa bebas merdeka sesuai Suara Hati Nurani sendiri. Abaikan semua rayuan, bujukan, bisikan, ajakan, tekanan dan atau ancaman. Ikuti Suara Hati Nurani YES! Bujukan dan Intimidasi NO!
Ketiga, ikut aktif menjaga dan mengawasi seluruh tahapan Pemilu agar berlangsung sesuai asas Luber Jurdil, sehingga Pemilu berlangsung Aman, Damai, dan Bermartabat. Pemilu Damai, Luber-Jurdil YES! Pemilu Curang NO! Keempat, tajamkan nalar dan suara hati. Jangan memilih mereka yang bertentangan dengan dan atau melanggar prinsip Luber dan Jurdil. Dukung calon yang bermartabat menjunjung prinsip Luber dan Jurdil. Pilih Yang bermartabat, YES! Yang tidak bermartabat, No!
Kelima, jaga dan junjung tinggi persatuan di atas perbedaan pilihan. Persatuan Bangsa, YES! Perpecahan, NO! Keenam, ingatkan seluruh anggota keluarga, sanak-saudara, kawan dan sahabat bahwa pemilu adalah momen penting bagi masa depan bangsa dan negara kita. Maka gunakan hak kita dengan sebaik-baiknya secara merdeka tanpa perlu memusuhi mereka yang berbeda pilihan. Meski berbeda tetap saudara, YES! Indonesia Jaya, YES, YES, YES!
“Untuk mewujudkan harapan tersebut maka seluruh penyelenggara pemilu KPU, Bawaslu, pemerintah aparatur Negara, partai politik, para calon dan paslon serta seluruh pemangku kepentingan – harus benar-benar berjiwa satria jujur adil dalam menjalankan tugas dan kewajiban seluruhnya,” ujar Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kiai Marsudi Suhud.
Menurutnya, peran kita semua seluruh warga bangsa negara Indonesia yang mencintai bangsa dan negaranya, amatlah penting dan menentukan dalam situasi yang rawan kepercayaan seperti yang dirasakan sekarang ini. Kontrol dan pengawasan tepat dan menyeluruh dari semua diperlukan, demi tercapainya harapan seperti terdapat dalam seruan mereka.
Sementara itu, Pdt. Gomar Gultom, menjawab pertanyaan wartawan terkait Golput, menurutnya, dari perspektif Kristen ikut memilih bukan hanya soal kewajiban konstitusional, tetapi juga panggilan iman, untuk memilih yang terbaik.
“Dalam Keluaran 18:21 disebutkan pilihlah diantara bangsa ini yang cakap, takut akan Tuhan, yang dapat dipercaya, dan benci akan pengajaran suap. Jadi memilih itu juga sebuah pangilan iman. Maka itu berarti sebetulnya golput menjadi tidak pilihan iman,” tandasnya.
Sebelumnya, Forum Peduli Indonesia Damai, yang ingin mewujudkan Pemilu 2034 yang jujur adil dan bermartabat, telah menyampaikan seruan pertama di katedral oleh KWI dan kedua di Hotel Sahid oleh MUI.
Pewarta: Markus Saragih