Preloader
PGI.OR.ID

Alamat

Jalan Salemba Raya No. 10
Jakarta Pusat (10430)

Hotline

021-3150451

021-3150455

021-3908118-20

Alamat Email

mailto:info@pgi.or.id

Gereja Kristen Pasundan (GKP)

PGI

Ketum : Pdt. Magyolin C. Tuasuun, M.Th

Sekum : Pdt. T. Adama A. Sihite, Th.M

0822-9850-7289

yolintuasuun@gmail.com

-

-

Pengenalan

Menjadi Anggota PGI: 25 Mei 1950
Berdiri: 14 November 1934

 

Profil Singkat

Kehadiran GKP tidak terlepas dari adanya Lembaga Pekabaran Injil Genootschap voor Inen Uitwendige Zending te Batavia (GIUZ) yang didirikan di Jakarta pada 1851 oleh beberapa orang Eropa dan beberapa Lembaga Pekabaran Injil. Lembaga ini bekerjasama antara lain dengan Lembaga Pekabaran Injil Zendeling Werkman di negeri Belanda. Diantara tokoh-tokoh pendiri GIUZ adalah Mr.F.L.Anthing dan Pdt.E.W.King. Mr.F.L.Anthing adalah orang pertama yang melakukan Pekabaran Injil kepada penduduk asli di Jawa Barat. Pada 11 Juli 1855 dua orang pribumi dari daerah Cikuya, yakni Minggu dan Sarma menerima Baptisan Kudus oleh Pdt. Bierhans di Jakarta. Pelayanan Baptisan Kudus dilakukan di Jakarta karena Muhinickel tidak mempunyai wewenang untuk melakukan pelayanan tersebut. Pada 1862, LPI pertama, Nederlandsche Zendelings Vereeniging (NZV) mulai mengirimkan para Zendelingnya ke Jawa Barat. Rombongan Zendeling NZV yang pertama yakni C.J.Albers, D.J.v.d.Linden dan G.J.Grashuis tiba di Jakarta. 

Mereka melanjutkan perjalanan ke Bandung bulan Maret 1863. Tetapi mereka harus menunggu 2 tahun baru kemudian memperoleh ijin kerja dari Gubernur Jenderal Pemerintah Kolonial Belanda saat itu. Pada 1885 jemaat di Cikuya-Banten yang dibina Mr.F.L.Anthing dan “Jemaat-jemaat Anthing” lainnya serta jemaat peninggalan pelayanan Pdt.E.W.King dimasukkan dalam lingkup pelayanan NZV. Sejak tahun ini pelayanan Pekabaran Injil dikalangan masyarakat di Jawa Barat dilakukan oleh NZV dibantu oleh para Penginjil pribumi. Beberapa Zending yang pernah melayani di wilayah Jawa Barat antara lain A. Geedink (1870), P.N.Gijsman di SUkabumi (1872) dan J.Verhoeven di Majalengka dan sekitarnya (1876). Sejak 1942 kepemimpinan GKP mulai dipegang sepenuhnya oleh orang-orang pribumi (Bumiputra) karena dalam masa pendudukan Jepang para Zendeling Belanda tidak lagi dapat melakukan kegiatannya. Persidangan VIII Rad Ageng di Bandung memutuskan istilah Rad Ageng diubah menjadi SINODE, dan istilah pengurus harian diubah menjadi Badan Pekerja sehingga nama lengkap pengurus hariannya menjadi Badan Pekerja Sinode GKP.

Kontak

Tetap Terhubung dengan Kami
Nama Lengkap*
Alamat Email*
Nomor Telepon*
Pesan*
4 * 6 = ?
(optional)
Blessed