Hotline
021-3908118-20Kerapatan Gereja Protestan Minahasa (KGPM)
Pengenalan
Menjadi Anggota PGI: 6 September 1979
Berdiri: 25 Maret 1933
Profil Singkat
KGPM jawaban atas berbagai masalah yang ada pada Gereja Negara (Indische Kerk) yang menguasai kehidupan kerohanian jemaat-jemaat protestan sejak permulaan abad ke-19 sampai dengan permulaan abad ke-20. Namun, kelahiran KGPM itu tidaklah secara tiba-tiba, melainkan melalui suatu proses perjuangan yang cukup lama dengan dasar dan latar belakang yang kuat seperti kepincangan/kelemahan Indishe Kerk (aspek gerejawi/rohani), kepincangan sosial dan situasi perjuangan bangsa Indonesia ketika itu (aspek politik). Usaha perintisan mendirikan gereja otonom dimulai dari Dominggus Lambertus Mangindaan (asal Pondang, Minsel).

Pada 1858 dia selesai menempuh pendidikan teologia I Rotterdam Negeri Belanda. Dia membawa 2 ijasah yaitu Hoofdacte (ijasah kepala sekolah) dan Domine (pendeta). Dominggus dikirim belajar ke Rotterdam pada 1848 oleh Zendeling CT Herman yang bertugas di Amurang. Setelah kembali dia sebagai utusan Injil NZG. Pada 1912 AM Pangkey dan JU Mangowal (Sonder) yang adalah guru di Kweekschool Kuranga Tomohon membentuk Perserikatan Pangkal Setia. Kebaktian Gereja Minahasa Berdiri Sendiri dimulai AM Pangkey di Kuranga, Tomohon pada bulan Juli 1925 dan dilanjutkan pada setiap hari Minggu.
Pada tahun itu juga disusunlah Peraturan Gereja (Peraturan itu setelah diadaptasi menjadi Peraturan KGPM). Sekitar 1931 dan 1932 gerakan keluar dari Indische Kerk semakin meluas dan semakin hangat dibicarakan di kalangan masyarakat. Gerakan ini semakin kuat karena pemerintah tidak mau melepaskan gereja dari Negara dan akan mengabilalih kembali NZG pada tahun 1930. Agustus 1932 Perserikatan Pangkal Setia mengundang Majelis Gereja Manado dan lain-lain mengadakan rapat besar di Kuranga Tomohon, salah satu keputusannya dibentuk Panitia Kerapatan Gereja Protestan Minahasa.
Pada 11 Maret 1933 berkumpulah 75 orang tokoh gereja dan tokoh masyarakat membicarakan pemisahan gereja dan Negara dan tuntutan untuk segera mendirikan Gereja Protestan Minahasa. Nama organisasi yang disepakati waktu itu adalah: Kerapatan Gereja Protestan Minahasa disingkat KGPM. Didorong oleh rasa nasionalisme yang kuat, maka pada 25 Maret 1933 dalam suatu rapat di Manado, diputuskan untuk mendirikan satu sinode gereja dengan nama Kerapatan Gereja Protestan Minahasa.
Kontak
Tetap Terhubung dengan Kami
