Semiloka Keesaan Gereja dan Ziarah Oikoumenis PGI Dibuka di Barito Timur

KALTENG,PGI.OR.ID-Suasana khidmat dan penuh semangat mewarnai pembukaan Semiloka Penjemaatan Dokumen Keesaan Gereja dan Ziarah Oikoumenis Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) di Kalimantan Tengah. Tarian daerah Selama Panalu dari anak-anak Sekolah Minggu GKE Palanungkal, Tamiang Layang, membuka rangkaian kegiatan yang berlangsung pada 24–26 April 2025.
Kegiatan ini merupakan bagian dari perayaan 75 Tahun PGI, sekaligus menjadi momen reflektif atas perjalanan panjang gerakan oikoumene di Indonesia. Dalam konteks ini, Kalimantan Tengah menjadi ruang ziarah untuk menyusuri jejak kontribusi tokoh-tokoh gereja terhadap keesaan dan pelayanan umat, termasuk mengenang Pdt. (alm.) Fridolin Ukur, tokoh GKE yang dimakamkan di wilayah ini.
Dalam sambutannya, Ketua Umum PGI, Pdt. Jacklevyn F. Manuputty, menyatakan bahwa kehadiran PGI di Kalimantan Tengah bukan hanya untuk mengenang masa lalu, tetapi juga untuk mendalami relasi gereja dengan masyarakat setempat, serta menggali nilai-nilai lokal yang memperkaya kehidupan bersama.
“Kami datang bukan hanya untuk mengenang, tapi juga untuk merefleksikan bagaimana gereja-gereja di Indonesia menghidupi imajinasi masyarakat lokal tempat mereka hadir. Dalam perjumpaan dengan masyarakat Kalimantan Tengah, kami belajar tentang falsafah Rumah Betang, nilai hidup luar biasa yang mengajarkan persekutuan, pembelajaran, kebersamaan, dan solidaritas,” ungkapnya.
Pdt. Manuputty juga menambahkan rasa terima kasihnya kepada seluruh pihak yang mendukung terlaksananya kegiatan ini dan keramahtamaan yang diberikan: “Kami meresapi semua perjumpaan di sini, termasuk relasi antaragama dan antar-etnis yang terjalin hangat. Semuanya tersimpul dalam manifestasi dari filosofi Rumah Betang: satu rumah yang dihuni bersama, di mana semua menjadi saudara.”
Selama dua hari ke depan, semiloka akan membahas berbagai isu strategis yang dihadapi gereja dan masyarakat, seperti krisis ekologi, kebangsaan, relasi antar gereja, pendidikan, dan keluarga. Secara khusus, Pdt. Manuputty menyoroti krisis dalam keluarga yang semakin kompleks, seperti judi online, penyalahgunaan narkoba, konflik antar generasi, dan keretakan rumah tangga. “Bila pilar keluarga rapuh, maka gereja dan keindonesiaan juga ikut rapuh. Karena itu, kami hadir untuk mendengar, berdiskusi, dan bersama-sama mencari jalan keluar,” tegasnya.
Mewakili Gubernur Kalimantan Tengah, Kepala Biro Administrasi dan Plt. Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga, Johny Sonder, menggarisbawahi pentingnya peran teologi dalam menjawab tantangan global dan lokal. Ia berharap kegiatan ini dapat memperkuat kerja sama lintas sektor dan agama dalam membangun masyarakat yang inklusif dan resilien.
Bupati Barito Timur, M. Yasin, juga menyampaikan apresiasi atas kehadiran PGI dan kontribusi gereja dalam mendukung pembangunan daerah dan menjaga kerukunan umat. “Mari kita terus bergandengan tangan memperkuat semangat ekumenik dan membangun Barito Timur yang sejahtera, elegan, gigih, amanah, dan harmonis,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Panitia, Junitariati, menyampaikan terima kasih kepada PGI, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, Pemerintah Kabupaten Barito Timur, tokoh masyarakat, serta seluruh jemaat yang telah mendukung terselenggaranya kegiatan ini.
Acara pembukaan ini turut dihadiri oleh unsur Forkopimda Barito Timur, Majelis Sinode GKE, pimpinan gereja anggota PGI dan PGIW Kalimantan, tokoh agama dan masyarakat, serta jemaat GKE Palanungkal.
Pewarta: Nugroho Agung