Sekretaris Eksekutif Bidang KP PGI, Pdt. Henrek Lokra: Perseteruan Israel-Palestina Bukan Persoalan Agama
JAKARTA,PGI.OR.ID-Sesungguhnya perseteruan Israel-Palestina telah mempunyai sejarah yang sangat panjang. Kita semua telah memakluminya. Ia melibatkan berbagai hal, termasuk emosi keagamaan kendati sangat jelas bahwa ini bukanlah persoalan agama.
Sekian banyak perundingan-perundingan telah dilakukan, dan sekian banyak pula persetujuan disepakati. Namun perdamaian sejati tidak kunjung tiba. Seakan-akan kita menghadapi benang kusut yang mustahil untuk diurai.
Hal tersebut ditegaskan Sekretaris Eksekutif Bidang Keadilan dan Perdamaian (KP) PGI Pdt. Henrek Lokra dalam seminar Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina, di Auditorium Juwono Sudarsono (AJS) FISIP UI, Kampus UI Depok, pada Rabu (29/11/2023).
“Mungkin ada emosi-emosi keagamaan tersangkut-paut di dalamnya, namun sangat perlu digaris bawahi bahwa apa yang terjadi di Tanah Palestina sekarang bukanlah persoalan agama. Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Mr. Fariz N. Mehdawi, dalam perkunjungannya ke PGI, di hadapan tokoh-tokoh Kristen menegaskan, bahwa persoalan di Palestina adalah persoalan tanah, bukan agama,” jelasnya.
Lebih jauh ditegaskan, adanya salah paham di Indonesia yang melihat seakan-akan yang berhadapan di sana adalah Islam versus Yahudi yang didukung Kristen sangat perlu ditepis, “Tidak demikian. Perlu disadari bahwa di kalangan bangsa Palestina terdapat banyak orang Kristen dengan jumlah yang signifikan. Para tokoh Palestina, seperti Hanan Asrawi adalah seorang Kristen. George Habbas adalah seorang Kristen. Almarhum Yaser Arafat bercita-cita mendirikan sebuah Negara Palestina merdeka di mana setiap orang, tanpa memandang agama yang dianutnya hidup di dalamnya dalam persamaan derajad,” tandasnya.
Dalam paparannya, dia mengutip makalah Pdt. A.A. Yewangoe dan Buku Israel Palestina Perseteruan Abadi? yang menegaskan, Dewan Gereja-gereja Sedunia (WCC), di mana banyak gereja-gereja di Indonesia menjadi anggotanya, sejak dulu sangat mendukung hak-hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri. Ketika pada tahun 2006 di Porto Alegre-Brazil diselenggarakan Sidang Raya WCC, secara khusus kaum muda Palestina yang terdiri dari Islam dan Kristen mendirikan stand Palestina di situ.
Pdt. Henrek Lokra menegaskan, kita tidak ingin korban-korban terus berjatuhan di Tanah Palestina. Kita juga tidak mau rakyat dikorbankan bagi ambisi-ambisi politik dari pihak-pihak yang merasa berkuasa di sana.
“Semua itu harus diakhiri. Kita mendukung rakyat Palestina memperoleh hak-haknya yaitu hak hidup, hak merdeka, hak menentukan nasib sendiri, hak untuk mendirikan negara. Pada pihak lain, kita juga minta supaya keamanan bangsa Israel juga dijamin. Maka, biarlah anak-cucu Abraham hidup dalam damai-sejahtera,” tegasnya.
Sementara itu, Duta Besar (Dubes) Palestina untuk Republik Indonesia (RI), Zuhair SM Al Shun, yang menjadi keynote speaker dalam seminar ini, mengapresiasi donasi yang dikirimkan Indonesia ke Palestina. “Dua penerbangan telah berangkat ke Al-Areesh, dan Presiden Jokowi ada di sana menghadiri penyerahannya. Donasi yang dikirim tentu membantu Palestina, khususnya rakyat di Gaza. Apapun yang kami terima, Alhamdulillah, kami bangga dan berterima kasih atas donasi tersebut,” tandas Zuhair Al Shun.
Salah satu topik yang mengemuka dalam diskusi tersebut adalah ajakan memboikot produk yang berafiliasi dengan Israel sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina. Dosen Departemen Hubungan Internasional UI, Broto Wardoyo yang juga menjadi nara sumber dalam seminar ini mengatakan, gerakan boikot yang dilakukan seharusnya tepat sasaran.
“Ada banyak daftar produk yang beredar selama ini, namun tidak pernah ada kajian serius apakah benar produk tersebut terafiliasi dengan Israel atau tidak. Pentingnya penelusuran yang komprehensif terhadap merek-merek yang beredar adalah untuk menghindari pihak-pihak yang dapat menunggangi isu boikot untuk kepentingan persaingan usaha,” katanya.
Seminar Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina diiniasi oleh Departemen Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI). Salah satu tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan rasa solidaritas masyarakat Indonesia secara luas kepada rakyat Palestina.
Pewarta: Markus Saragih