Sekolah Lapang Petani Gambut: Tanggung Jawab Gereja Terhadap Restorasi Ekosistem Gambut
JAMBI,PGI.OR.ID-Kerusakan ekosistem gambut di Tanah Air sudah berlangsung sejak lama. Badan Restorasi Gambut dan Mangrove yang dibentuk oleh negara bertugas khusus untuk merestorasi dan menjaga gambut secara khusus. Gereja-gereja melalui PGI juga tidak luput dari tanggung jawab untuk melakukan penyelamatan ekosistem gambut ini. Hal itu ditandai dengan kerja sama Bidang KKC PGI dan BRGM RI sejak 2018, melalui program Gereja Sahabat Alam: Peduli Gambut dan Mangrove.
Dari beragam rangkaian kegiatan, salah satunya terlaksana Sekolah Lapang Petani Gambut yang melibatkan gereja-gereja di provinsi Jambi, pada 20-22 November 2024. Melalui kerja sama dengan PGIW Jambi, para pimpinan dan pelayan gereja di 3 kabupaten yang menjadi prioritas intervensi BRGM (Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur, dan Muaro Jambi), menjadi peserta kegiatan ini.
Sebanyak 28 peserta dari ketiga kabupaten tersebut belajar bersama, secara teori dan praktik, mengenai gambut dan cara bertani organik dan ramah gambut. Diharapkan melalui ilmu dan keterampilan yang diperoleh melalui pelatihan ini, para peserta menjadi motivator sekaligus fasilitator bagi warga-warga gereja di sekitarnya dalam merestorasi dan melindungi gambut.
Sekretaris Eksekutif Bidang KKC PGI, Pdt. Jimmy Sormin, , dalam pelatihan ini juga ambil bagian sebagai narasumber di salah satu sesinya. Menurutnya, ekosistem gambut ini tidak terjadi begitu saja, namun diciptakan Tuhan dengan fungsinya bagi kebaikan makhluk hidup di sekitar gambut, maupun dunia.
“Memang mengelola gambut untuk kebutuhan ekonomi adalah perkara yang cukup sulit, namun jika kita dengan tekun, dan memikirkan pula keberlanjutan ekosistem gambut, ada banyak cara untuk dapat sejahtera melalui pertanian yang ramah gambut,” ungkapnya.
Kerakusan untuk memperoleh untung sebanyak-banyaknya dengan cara yang sesingkat-singkatnya, upaya dan modal yang minimal, telah membuat kerusakan gambut begitu masif. Dengan mengeringkan gambut serta membakarnya, sudah ratusan triliun negara merugi, banyak korban yang terdampak, bahkan hingga ke negara-negara tetangga.
“Ini merupakan tanggung jawab iman kita untuk mengupayakan keadilan ekologis, dengan melawan kerakusan pada diri kita sendiri dan pihak-pihak yang melakukan hal demikian,” tegas Pdt. Jimmy.
Beberapa pemateri dan fasilitator dari BRGM RI dan fasilitator desa juga berbagi pengetahuan, pengalaman dan keterampilannya dalam pelatihan yang berlangsung di kecamatan Sungai Gelam ini. Para peserta merasa terberkati melalui pelatihan ini seraya berharap dapat terlaksana kegiatan lanjutan di masa depan.
Pewarta: Markus Saragih