Saat Biro PRB PGI Sambangi Korban Kebakaran Kawasan Manggarai
Cahaya matahari mulai meredup. Langit mulai kemerahan, dan lampu-lampu di jalan serta pada bangunan-bangunan mulai menyala, ketika kami tim Biro Pengurangan Resiko Bencana PGI, tiba di salah satu posko darurat korban bencana kebakaran di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan, Kamis, 15 Agustus 2024.
Pemandangan gedung-gedung tinggi yang indah di sore hari itu, berbanding terbalik dengan kondisi yang terjadi di posko kebakaran.
Tenda-tenda besar yang diisi sekitar seratus hingga seratusan orang dalam satu tenda, terlihat berdesak-desakan. Lampu pun belum menyala di dalam tenda, ketika waktu sudah menunjukkan pukul 18.00 WIB.
Sebelumnya, pada 13 Agustus 2024 lalu, sekira pukul 02.30 WIB kebakaran melanda sebuah rumah di Jl. Saharjo Raya, RW 06 dan RW 012, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet.
Kebakaran yang disebut-sebut berawal dari ledakan sebuah charger telepon genggam ini, tercatat telah menghanguskan 683 rumah warga dan 2.863 jiwa yang terpaksa harus mengungsi.
Para pengungsi ini menyebar di beberapa lokasi seperti sisi barat stasiun Manggarai, SDN 05 Manggarai, dan Tanah Kosong di belakang RS. Agung, Manggarai yang juga adalah Posko BPBD Provinsi DKI Jakarta.
Kondisi para pengungsi yang berada di belakang RS Agung, kini berdiam dan memenuhi tenda-tenda bantuan BPBD DKI dengan perlengkapan tidur seadanya.
Dalam satu tenda ditempati oleh anak-anak hingga bayi yang masih berusia beberapa bulan. Tenda terlihat sesak. Bukan hanya anak-anak dan bayi, orang dewasa pun terlihat berdesak-desakan dalam tenda.
Kepala Biro Pengurangan Resiko Bencana (PRB) PGI, Pdt. Shuresj Tomaluweng, yang turun langsung melihat para korban tersebut menyampaikan bahwa, untuk merespon kondisi para penyintas bencana ini, Biro PRB PGI telah berkordinasi dengan Kepala Seksi Kesejahteraan Masyarakat BPBD DKI, untuk mengetahui kondisi dan kebutuhan mendesak para penyintas di lokasi-lokasi pengungsian.
“Dalam percakapan yang dilakukan dengan BPBD DKI, kebutuhan pada klaster WASH (Water, Sanitation dan Hygiene) menjadi kebutuhan prioritas saat ini, untuk kebutuhan lain seperti kebutuhan pangan dan pakaian memang sudah terpenuhi melalui bantuan-bantuan yang telah diterima,” terang Pdt. Shuresj.
Sementara terkait kebutuhan mendesak para penyintas, Pdt. Shuresj sampaikan, biro PRB PGI sementara melakukan pengadaan logistic WASH bagi para penyintas sembari menggalang bantuan dari gereja-gereja di wilayah Jakarta untuk kebutuhan yang sama.
“Sejauh ini yang telah dihubungi adalah Crisis Center GPIB, MPH PGIW DKI Jakarta Cq Konpera PGIW DKI Jakarta. Dan saat ini kami datang untuk menyalurkan langsung sejumlah bantuan untuk memenuhi kebutuhan para korban yang berada di posko yang berlokasi di belakang RS Agung Manggarai,” tuturnya.
“Bantuan yang kami salurkan berupa sikat gigi dan odol sejumlah 100 buah untuk anak dan dewasa, popok anak 100 pack, popok dewasa 22 pack, sabun mandi 400 batang, pembalut wanita 50 pack, pakaian dalam wanita remaja maupun dewasa, handuk kecil 10 buah, dan kaos kaki remaja 10 buah.” pungkasnya.(*)
Pewarta: Tiara Salampessy