Rayakan Syukur Memasuki Masa Emeritasi di Usia 65 Tahun Pdt. Gomar Gultom
JAKARTA,PGI.OR.ID-Setelah melayani selama 37 tahun sebagai pendeta Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), Pdt. Gomar Gultom memasuki masa emeritasi. Sebagai wujud sukacita, keluarga besar Gultom-Simanjuntak bersama PGI melaksanakan acara Syukur Memasuki Masa Emeritasi di Usia 65 Tahun Pdt. Gomar Gultom, di Auditorium Grha Oikoumene, Jakarta, pada Sabtu (13/1/2024).
Sejumlah tokoh, pimpinan sinode gereja, pimpinan lembaga gereja aras nasional, perwakilan lembaga mitra dalam dan luar negeri, Ditjen Bimas Kristen, aktivis interfaith, jemaat HKBP Pulo Asem, kerabat serta kolega, tumpah ruah mengikuti acara yang diawali ibadah dengan pelayan firman Pdt. Prof. Binsar Pakpahan ini.
Pdt Gomar Gultom, kelahiran 8 Januari 1959 di Tarutung, Tapanuli Utara, adalah pendeta HKBP yang saat ini bertugas sebagai Ketua Umum PGI. Setelah menyelesaikan Pendidikan S1 Teologia di STT Jakarta pada Desember 1983, ia menjalani masa vikariat di Tongging, sebuah desa di pinggiran Danau Toba (1984-1986).
Setelah ditahbiskan menjadi pendeta HKBP pada 27 Juli 1986, bagian terbesar dalam masa pelayanannya adalah ketika diserahi tugas melakukan proses pembinaan para pelayan HKBP yaitu sebagai Kepala Biro Pembinaan HKBP. Dalam masa-masa pelayanan ini dia berjuang keras mengajak para pelayan HKBP untuk lebih serius dalam memperlengkapi warga jemaat untuk menjalankan peran sosial gereja dalam konteks kehidupan sehari-hari masyarakatnya, sebagai wujud mewartakan Injil din tengah masyarakat.
Tak hanya di lingkup pelayanan gerejawi, dia juga dikenal sebagai sosok yang peduli dengan keadaan bangsa. Pada 1996 misalnya, dia pernah menjabat sebagai Direktur Lembaga Pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia) “Jetro”. Jabatan ini dipegangnya selama 3 tahun. Selain itu, pernah pula menjabat sebagai Direktur Program Jaringan Kerja Lembaga Pelayanan Kristen di Indonesia-JKLPK (1999-2000). Selanjutnya, Sinode HKBP kembali mempercayainya sebagai Kepala Biro Pembinaan HKBP. Biro ini dipimpinnya dari tahun 2000 hingga 2005.
Sejak 2005 oleh gerejanya ditugaskan di PGI sebagai Sekretaris Bidang Diakonia. Sejak itu banyak terlibat dalam advokasi HAM di tingkat nasional dan internasional, khususnya yang terkait dengan hak-hak kelompok minoritas, masyarakat marjinal dan pluralisme. Sejak 2009 dipercaya menjadi Sekretaris Umum PGI dan pada 2014, kembali dipercaya untuk periode kedua hingga 2019. Pada 2019, dipercaya oleh gereja-gereja di Indonesia menjadi Ketua Umum PGI periode 2019-2024.
Pdt. Gomar Gultom juga aktif dalam usaha mempersatukan gereja-gereja di Indonesia dari berbagai denominasi, termasuk Katolik, dan ikut memelopori berdirinya Forum Umat Kristiani Indonesia (FUKRI). Terhadap kecenderungan dikotomi gereja atas ekumenikal, evangelikal, pentakotal dan katolik, dia berkali-kali mengungkapkan, gereja yang benar haruslah ekumenikal, evangelikal, pentakostal dan am pada saat yang sama.
Selain itu, suami dari Dr Loli Simanjuntak, SpPD, MARS ini, banyak terlibat dalam kegiatan interfaith dalam upaya mempertahankan kerukunan yang otentik di tengah kecenderungan berkembangnya intoleransi yang mengancam keragaman Indonesia. Pernah dipercaya sebagai Wakil Ketua Indonesia Conference on Religious and Peace (ICRP) dan kini menjadi Ketua Pembina Yayasan tersebut.
Dia pun ikut memelopori berdirinya Inter Religious Council in Indonesia (IRC Indonesia) dan pernah menjadi presidiumnya. Selain itu juga menjadi anggota Dewan Kehormatan Pusat Peradi dan anggota Komisi Dewan Gereja-gereja se Dunia untuk Misi dan Pekabaran Injil (CWME-WCC). Dia juga berjasa di masyarakat, bahkan menutup PT. TPL demi isu-isu sosial dan ekologi.
Pada 2022, ayah dari Agustina Marisi Nauli Gultom, biasa disapa Ichi, menerima award dari BPIP sebagai Ikon Prestasi Pancasila 2022, dan teranyar penghargaan Anugerah Revolusi Mental 2023 dari Kementrian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenko PMK), untu kategori Usulan Mitra Kemenko PMK.
“Terima kasih untuk semua kejutan yang saya terima hari ini. Terimakasih juga untuk semua persiapan yang dilakukan oleh teman-teman staf di PGI. Terimakasih kepada seluruh undangan yang hadir, juga kepada pengisi acara. Sesungguhnya saya berhutang kepada kita semua, kepada gereja, saya berhutang kepada bangsa seperti Paulus katakan. Sempat galau juga jelang emeritus, tapi dengan topangan teman-teman saya bersemangat lagi,” ujar Pdt. Gomar Gultom dalam refleksi singkatnya.
Pada kesempatan itu, Ephorus HKBP Pdt. Dr. Robinson Butarbutar dalam sambutannya mengucapkan selamat memasuki masa emeritasi sekaligus berulangtahun ke 65. “Kebetulan saya adalah Ephorus HKBP dan beliau adalah pendeta HKBP yang bertugas di PGI, tak salah kalau saya mewakili seluruh pendeta HKBP maupun warganya, dengan sukacita mengucapkan selamat merayakan ultah dan memasuki masa emiritasi kepada Pdt. Gomar Gultom,” ujar Pdt. Robinson.
Menurutnya, ibarat tumbuhan, Pdt. Gomar Gultom dapat bertumbuh bukan di tanah yang subur, tapi justru di tanah yang kering. Namun Tuhan memakainya, dan diapun bergantung kepada Tuhan, sehingga apa yang dikerjakannya selama 37 tahun bertumbuh dan berbuah sangat lebat.
Sedangkan mewakili MPH-PGI, Sekum PGI Pdt. Jacklevyn Fritz Manuputty, mengapresiasi banyaknya tamu yang hadir. Menurutnya, hal ini menunjukkan cinta kasih kepada Pdt. Gomar Gultom, yang memang memiliki jelajah kebangsaan, oikoumenis, dan interfaith yang begitu jauh.
“Jelajah yang luas ini telah membentuk karakter Pak Gomar. Kami telah belajar banyak dari seorang pelayan oikoumenis, organisatoris yang handal, aktivis luar biasa, sangat cair, to the point, kritis dan punya integritas yang kuat. Semoga tetap menjadi sumur yang tidak pernah kering,” ungkap Pdt. Jacky.
Dia pun menyampaikan terimakasih kepada Ibu Loly, Ichi, juga orangtua, yang telah menjadi bagian mensupport Pak Gomar. Juga apresiasi kepada semua pihak, diantaranya Sinode HKBP yang telah memberi putra terbaiknya untuk melayani dalam gerakan oikoumene.
Sementara itu, mewakili sahabat interfaith, Nia Syarifudin dari ANBTI menegaskan, Pdt. Gomar Gultom adalah sosok yang telah bertransformasi ilmu sebagai sesama aktivis, dan sama-sama bertahan dalam posisi kuat dalam memperjuangkan NKRI.
“Seperti falsafah Masyarakat Sunda, kami sudah saling silih, dan saling asuh. Sehingga tidak usah risau meski telah memasuki masa emeritasi Pak Gomar pasti selalu ikut berjuang dalam gerakan demokrasi, untuk menata tatanan masyarakat dan pemerintah menjadi lebih baik ditengah keragaman budaya ini,” tandasnya.
Dalam acara ini, dilakukan pula pemutaran video perjalanan pelayanan Pdt. Gomar Gultom, serta kesan-pesan dari perwakilan keluarga, MPH-PGI, dan sahabat. Sementara penampilan grup musik Maxima, Archivelago voices, Paduan Suara Jemaat HKBP Pulo Asem, serta Padua Suara Staf PGI menambahkan maraknya acara.
Pewarta: Markus Saragih