Presiden Joko Widodo Divaksin Perdana
JAKARTA, PGI.OR.ID – Presiden Joko Widodo disuntik vaksin Covid-19 untuk pertama kali di Istana Negara, Jakarta pada Rabu (13/1). Penyuntikan tersebut menandai bahwa Indonesia melakukan vaksinasi secara massal. Proses vaksin tersebut dimulai pukul 09.30 WIB.
Proses penyuntikan pada Presiden Jokowi dilakukan oleh Prof. Dr. Abdul Muthalib, Wakil Ketua Dokter Kepresidenan. Proses penyuntikan berjalan lancar diawali dengan pemeriksaan sederhana, dan menanyakan tanda-tanda vital atau gejala kesehatan sebelum proses penyuntikan oleh petugas.
Menurut Abdul Mutahlib, dalam tayangan proses vaksin yang disiarkan langsung di youtube Kominfo, proses penyuntikan vaksin ke Presiden Jokowi berjalan lancar dan presiden tidak merasakan sakit ketika disuntik. Setelah penyuntikan vaksin kemudian Presiden Jokowi menunggu waktu 30 menut untuk dilakukan monitoring.
Hadir dalam proses penyuntikan antara lain, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Idham Azis, perwakilan MUI, perwakilan NU dan sejumlah pejabat tinggi.
Tahap pertama vaksinasi Covid19 Nasional ini dilakukan kepada tenaga medis, aparat negara dan relawan yang berusia 18 hingga 50 tahun. Setelah tahap ini maka akan diberikan keseluruh masyarakat di kabupaten dan kota di seluruh Indonesia secara umum dan gratis.
Imbauan Pastoral PGI
Pada 5 Januari 2021, Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) juga telah mengeluarkan imbauan pastoral kepada gereja-gereja untuk memberikan dukungan optimal bagi pelaksanaan vaksinasi ini. Tentunya dukungan yang diberikan dengan tetap memperhatikan penerapan persyaratan minimal bagi upaya vaksinasi, termasuk batasan usia yang disyaratkan.
Dalam imbauan tersebut, PGI meminta pemerintah untuk meningkatkan edukasi dan literasi secara kontinu dan merata bagi masyarakat luas dengan memanfaatkan semua jejaring sosial sebagai media dan medium sosialisasi. Edukasi publik yang diharapkan menyangkut distribusi vaksin, pelaksanaan vaksinasi, efektivitas vaksinasi, termasuk kemungkinan kontra indikasi dan penanganannya yang telah dipersiapkan.
Menurut PGI, tak dapat disangkali berkembangnya berbagai rumor saat ini yang meragukan efektivitas tindakan vaksinasi. Hal ini seharusnya memantik sikap kritis kita untuk melakukan klarifikasi pada saluran-saluran resmi pemerintahan dan instansi teknis terkait, dan tidak mengembangkan kekhawatiran tanpa verifikasi informasi yang jelas. Kesediaan Presiden Joko Widodo serta para tenaga medis untuk menjadi pihak pertama yang menerima tindakan vaksinasi patutlah dilihat sebagai upaya membangun kepercayaan publik dalam pelaksanaan vaksinasi secara luas.
Pewarta : Phil & Markus