Pernyataan Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia Terkait Ledakan Besar di Beirut
JAKARTA,PGI.OR.ID-Ledakan besar yang terjadi di di Beirut, Libanon pada tanggal 4 Agustus 2020 telah menyebabkan setidaknya 135 orang meninggal dan melukai lebih dari 5,000 orang. Sumber ledakan diduga dari meledaknya 2.750 ton amoniun nitrat yang tersimpan di dalam gudang, dalam kondisi tidak aman. Menyikapi hal tersebut, Majelis Pekerja Harian Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia menyatakan:
- Menyampaikan simpati dan dukacita mendalam bagi keluarga korban tragedi ledakan di Beirut. Kejadian ini menambah beban bagi keluarga dimana saat ini seluruh warga dunia dalam keadaan tertekan secara psikologis dan ekonomi akibat pandemi Covid
- Kami berdoa kiranya keluarga korban mendapat kekuatan dan bagi yang sedang dalam perawatan agar memperoleh kesembuhan.
- Menyesalkan adanya dugaan penyimpanan bahan kimia yang tidak aman selama enam tahun dan sangat membahayakan lingkungan di sekitar pelabuhan yang merupakan gudang penyimpanan. Hal ini merupakan salah satu kelalaian negara yang tidak memberikan rasa aman bagi warga.
- Sebelum ledakan ini, Libanon berada dalam situasi krisis moneter yang buruk dan saat ini diperburuk lagi oleh ledakan bom yang menghancurkan rumah-rumah warga, gedung-gedung dan fasilitas publik lainnya seperti pelabuhan yang merupakan pintu masuk kebutuhan warga Libanon.
- Meminta lembaga-lembaga kemanusiaan internasional dan gereja-gereja dimanapun berada untuk membantu proses pemulihan pasca ledakan ini dengan memberikan dukungan solidaritas dalam bentuk doa, daya dan dana.
Demikian ungkapan solidaritas ini disampaikan, kiranya pemerintah dan warga Libanon dapat melewati masa sulit ini dan senantiasa berdoa agar diberi hikmat dan kekuatan.
Jakarta, 6 Agustus 2020
MPH PGI
Pdt. Gomar Gultom
Ketua Umum
Pdt. Jacklevyn F. Manuputty
Sekretaris Umum
Statement by the Communion of Churches in Indonesia regarding the Beirut Tragedy