Perkuat Kesadaran dan Gerak Bersama, PGI Sosialisasikan Buku Panduan Advokasi KBB
BANDUNG,PGI.OR.ID-Sekitar 150 peserta yang berasal dari kalangan mahasiswa, pimpinan gereja-gereja, serta jaringan lintas iman di Jawa Barat (Jabar) mengikuti seminar sekaligus diskusi Buku Panduan Advokasi Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (KBB) untuk Masyarakat Sipil, di Auditorium Universitas Kristen Maranatha, Bandung, pada Senin (27/11/2023).
Sebagaimana diketahui, Bidang KKC PGI bekerja sama dengan Pusat Studi Agama dan Demokrasi (PUSAD) Paramadina, serta Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) beberapa waktu lalu, telah menerbitkan tiga buah Buku Panduan Advokasi Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (KBB) untuk Masyarakat Sipil. Melalui kegiatan ini, diharapkan semakin memperkuat kesadaran, dan gerakan bersama untuk KBB di Jabar semakin lebih baik.
Seminar dimulai pukul 08.30 WIB dan dibagi dalam dua sesi. Sesi pertama menyoroti potret KBB di Indonesia, dengan menghadirkan nara sumber Ketua Umum PGI Pdt. Gomar Gultom, Ketua Umum Majelis SInode GKP Pdt. Magyolin C. Tuasuun, dan Ketua Umum GP Ansor Jabar Deni Ahmad Haidar.
Pdt. Gomar Gultom dalam paparannya menyoroti sejumlah persoalan terkait KBB, antara lain kesadaran dan perspektif HAM yang masih rendah dalam diri penyelenggara negara, dan negara lebih taat pada gerombolan massa daripada hukum dan konstitusi (mobokrasi).
Selain itu, terkait budaya legal fetihism sehingga over-production of law tapi less law enforcement, negara ikut berteologi, karena mendasarkan keputusannya atas dasar kitab suci dan bukan pada konstitusi (berlakunya blashpemy law), dan terjadinya praktek impunitas pada pelaku kekerasan atas nama agama.
Dia pun mengkritik sikap gereja terhadap masalah KBB pada umumnya. “Warga gereja dan para pendeta yang begitu reaktif pada aksi-aksi penolakan gereja, tetapi diam seribu bahasa tatkala umat lain dipersekusi dengan sangat kejam, bahkan oleh negara, setidaknya by omission. Derita Ahmadiyah, komunitas Lia Eden, Syiah, agama lokal, derajatnya jauh lebih massif dan intens, tapi kebanyakan kita diam,” paparnya.
Sedangkan sesi kedua, yang fokus mengulik ketiga buku tersebut, menghadirkan nara sumber Sekretaris Eksektutif KKC-PGI Pdt. Jimmy M.I. Sormin, Wakil Direktur PUSAD Paramadina Husni Mubarok, dan Pendeta UK Maranatha Pdt. Hariman A. Pattianakotta.
Pdt. Jimmy Sormin mengungkapkan bahwa penulisan ketiga buku tersebut bermula dari situasi di masyarakat yang kerap menghadapi persoalan pelanggaran KBB. “Masyarakat awam kerap menjadi korban dan kurang berdaya oleh karena ketidaktahuannya untuk melakukan hal-hal krusial pada saat kejadian dan hari-hari selanjutnya,” ujarnya.
Ditambahkan pula, proses penulisan buku ini cukup panjang. Dimulai dari diskusi terpumpun dengan para pakar dan aktivis KBB, penulisan oleh para penulis, editorial, diskusi pakar atas konsep naskah ketiga buku, kemudian revisi naskah oleh penulis dan editor. Konten buku-buku ini sangat memperhatikan kejadian-kejadian aktual dan apa yang dapat dilakukan oleh masyarakat awam.
“Dengan mendorong kesadartahuan dan memberdayakan warga akan KBB melalui buku ini, diharapkan ke depan masyarakat akan semakin sensitif dengan isu KBB, dan bersama-sama merawat serta mengadvokasinya untuk tatanan masyarakat yang lebih baik,” ujar editor dari ketiga buku ini.
Seminar dan diskusi buku yang ditutup dengan makan siang bersama ini masih menyisakan tugas untuk mensosialisasikan ketiga buku ini ke masyarakat lebih luas. Oleh karenanya, selain PGI akan menyediakan buku-buku tersebut dalam bentuk dokumen digital, pada kegiatan-kegiatan lainnya ke depan ketiga buku panduan itu akan tetap disosialisasikan ke banyak daerah.
Kegiatan ini dapat terselenggara atas kerja sama dengan PGIW Jawa Barat (Jabar), Desk KBB PGIW Jabar, Universitas Kristen Maranatha, Jakatarub, dan Balad.
Pewarta: Markus Saragih