Pencipta Theme Song Sidang Raya XVIII PGI, Pdt. Tiku Rari: Semoga Menggugah Kita untuk Menjadi Terang
TORAJA,PGI.OR.ID-Theme Song Sidang Raya ke XVIII PGI 2024: “Hai Umat Allah yang Kudus, Bercahayalah!” selalu dikumandangkan dalam setiap kesempatan di persidangan, sejak hari pertama. Syair di dalam lagu tersebut sangat menyentuh dan mengajak kita untuk menjadi terang….”Jadilah Terang yang menumbuhkan cinta kasihnya dalam perdamaian. Berbuahkan kebaikan keadilan dan kebenaran….” begitu penggalan lagu tersebut.
Indahnya syair dalam lagu itu tentu tidak lepas dari kepiayawan sang pencipta, Pdt. Tiku Rari, komposer kondang yang berdomisili di Toraja.
Dalam bincang-bincang dengan Tim Media Sidang Raya di kediamannya, pendeta yang telah memasuki masa emeritus dari Gereja Toraja ini, mengaku apa yang dituangkan dalam lagu itu, berasal dari tema dan subtema Sidang Raya XVIII PGI yang menurutnya memberi pesan yang dalam.
“Jadi untuk syair lagu itu saya memang mengacu tema dan subtema sidang raya. Saya coba menggalinya, dan berpikir mengenai generasi muda. Kebetulan ada komponis kami yang masih muda namanya Yafet Palebangan. Kami pun berembuk untuk bagaimana membuat lagu ini, sesuai dengan tema, lalu kira-kira untuk musik jaman sekarang kira-kira seperti apa? Yang penting dia punya unsur etnis, tangga nada yang mewakili seluruh Indonesia. Langsung saya memilih tangga nadanya Selendro. Yafet pun langsung setuju,” ceritanya.
Proses pembuatan lagu dimulai. Diakui Pdt. Tiku Rari, semua mengalir dengan baik. Setiap ide yang muncul langsung dia masukkan dalam konsep lagu. “Pokoknya tidak pandang waktu, saat ide itu datang saya langsung garap, dan munculah kalimat-kalimat yang menurut saya merupakan sapaan kepada umat yang kudus untuk bercahaya, menjadi terang yang tetap memancar, sehingga membuahkan perdamaian, keadilan dan kebenaran, serta teguh dalam iman untuk menerangi dunia, menyebarkan cinta kasih, serta mengharumkan semua ciptaan,” ujar pria yang pernah mengecap pendidikan di Asian Institute for Liturgy and Music, Manila ini.
Tidak memakan waktu lama lagu itupun rampung. Sebelumnya diujicobakan dengan dinyanyikan oleh paduan suara gereja agar mendapat hasil yang sempurna, termasuk dalam hal audio. Hasilnya, MPH-PGI pun memberi respon positif.
Dengan adanya lagu ini, Pdt. Tiku Rari berharap akan menjadi pengingat kepada setiap orang Kristen di Indonesia untuk terus menjadi terang. “Saya membayangkan lagu ini dinyanyikan oleh warga gereja, disenandungkan setiap saat, dan mendatangkan kesadaran supaya dia menjadi anak terang, yang dapat menyinari kegelapan,” pungkas pria yang telah banyak menciptakan lagu rohani ini.
Pewarta: Markus Saragih