Pembukaan Ibadah HUT ke-75 di Jayapura: Pentingnya Kesatuan, Suara Kenabian, dan Relevansi Gereja Masa Kini

JAYAPURA,PGI.OR.ID-Suasana penuh sukacita dan hikmat mewarnai pembukaan Ibadah Syukur Hari Ulang Tahun ke-75 Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) yang berlangsung di GKI Pniel Kotaraja, Jayapura. Perayaan akbar ini dihadiri oleh para pemimpin gereja, tokoh masyarakat, perwakilan pemerintah, dan ribuan jemaat dari berbagai denominasi gereja di Tanah Papua.
Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua bertindak sebagai tuan dan nyonya rumah dalam perhelatan iman yang bukan hanya menjadi momentum syukur, tetapi juga perenungan bersama atas perjalanan panjang PGI dalam memelihara kesatuan tubuh Kristus dan menghidupi panggilan kenabian di tengah bangsa.
PGI: Penuntun di Tengah Kegelapan dan Pilar Suara Kenabian
Ketua Panitia HUT ke-75 PGI di Papua, Penatua Benhur Tomi Mano, dalam sambutannya menegaskan peran strategis PGI dalam sejarah bangsa Indonesia. “PGI telah menjadi jembatan antar-denominasi gereja dalam menjalani panggilan iman dan suara kenabian. Ketika bangsa ini mengalami gejolak sosial atau kehilangan arah, PGI berdiri teguh di garis depan, mengarahkan kembali pada terang Kristus,” ujarnya.
Ia juga menyoroti perlunya PGI terus memperkuat literasi ideologis di tengah umat, serta memperluas pendidikan teologi yang kontekstual dan membumi agar mampu menjawab persoalan-persoalan zaman yang kian kompleks.
“PGI hadir bukan hanya sebagai lembaga payung gereja, tetapi sebagai pemimpin moral dan spiritual yang berjalan bersama umat. Kesatuan tubuh Kristus bukan sekadar simbol, melainkan fondasi untuk menjadi gereja yang menyala, tangguh, dan relevan,” tambahnya.
Rangkaian Kegiatan HUT ke-75: Dari Aksi Lingkungan hingga Pembagian Alkitab
Menjelang puncak ibadah syukur, berbagai kegiatan telah digelar sebagai wujud nyata pelayanan gereja yang menjangkau seluruh aspek kehidupan. Di antaranya:
• Penanaman 750 pohon cemara pantai sepanjang garis pantai Papua, melibatkan 450 peserta dari pimpinan sinode, pemuda gereja, pemerhati lingkungan, dan siswa-siswi sekolah dasar.
• Seminar khusus untuk kaum bapak GKI Pniel yang turut dihadiri peserta dari berbagai denominasi gereja.
• Kebaktian Penyegaran Iman, aksi donor darah, dan penjemaatan Dokumen Keesaan Gereja (DKG) bersama dosen teologi, mahasiswa, dan aktivis.
• Ziarah oikoumenis dan aksi penanaman terumbu karang sebagai simbol kepedulian terhadap ekologi dan ciptaan Tuhan.
• Pembagian Alkitab Terjemahan Baru II serta komik Yesus Kristus untuk anak-anak Sekolah Minggu sebagai wujud pelayanan gereja terhadap generasi penerus iman.
Pemerintah Papua: Kesatuan Tubuh Kristus Harus Nyata dalam Kehidupan
Perayaan ini juga mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah.
Dalam sambutan mewakili Penjabat Gubernur Papua, Plt. Sekretaris Majelis Rakyat Papua, Matias Benoni Mano, S.Pr., M.AP., menyampaikan bahwa peringatan HUT ke-75 PGI menjadi momentum untuk memperkuat solidaritas, dialog antariman, dan semangat kebersamaan.
“Kesatuan tubuh Kristus bukan hanya slogan. Itu adalah panggilan untuk hidup saling tolong-menolong, membangun jembatan perdamaian, dan menjawab tantangan kebangsaan bersama. Semoga PGI terus menjadi cahaya harapan bagi anak bangsa,” ujarnya.
PGI dan Relevansi Gereja Masa Kini: Hadir di Tengah Dunia yang Luka
Sekretaris Umum PGI, Pdt. Darwin Darmawan, menekankan pentingnya gereja yang relevan dan berani menyuarakan kebenaran. “Relevansi bukan sekadar ikut-ikutan zaman, tetapi bagaimana gereja hadir sebagai telinga yang mendengar jeritan mereka yang menderita, tertindas, dan terpinggirkan,” ungkapnya dengan tegas.
Ia menjelaskan bahwa Papua dipilih sebagai tuan rumah perayaan HUT ke-75 PGI karena tanah ini menjadi simbol tempat di mana keadilan dan damai diharapkan bertemu. “Tubuh Kristus yang relevan dan sejati harus hadir di tengah dunia yang retak. Gereja harus keluar dari altar menuju jalan-jalan kehidupan, lorong-lorong gelap, dan realitas masyarakat,” tambahnya.
Dalam refleksi yang mendalam, Pdt. Darwin menggambarkan PGI sebagai pohon yang telah mengalami berbagai musim, berakar kuat, dan buahnya telah dinikmati banyak orang. “Di usia 75 tahun, PGI harus tetap menjadi naungan—tempat yang teduh bagi bangsa dan umat.
Penyerahan Alkitab Terjemahan Baru II: Simbol Pelayanan yang Menerangi
Sebagai bagian dari acara pembukaan, dilakukan penyerahan Alkitab Terjemahan Baru II secara simbolis oleh Wakil Sekretaris Umum PGI, Pdt. Lenta Eni Simbolon, M.Div., M.Th., kepada perwakilan sinode-sinode anggota PGI di Papua. Penyerahan ini menjadi lambang semangat pewartaan Injil yang terus menyala dari Sabang sampai Merauke.
Dengan semangat kesatuan, keberanian kenabian, dan relevansi yang kontekstual, peringatan HUT ke-75 PGI bukan hanya menjadi titik kilas balik perjalanan panjang, tetapi juga deklarasi visi masa depan gereja Indonesia: menjadi terang yang menyala bagi dunia yang mendambakan keadilan dan damai.