Nusantara Baru dalam 79 Tahun Kemerdekaan
JAKARTA,PGI.OR.ID-PGI turut membersamai Upacara dan Perayaan Hari Ulang Tahun ke-79 Republik Indonesia yang digelar oleh Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI). Selain upacara bendera di lapangan parkir masjid, BPMI juga menyelenggarakan kegiatan Dialog Kebangsaan bersama para tokoh lintas agama di salah satu aulanya.
Pdt. Jimmy Sormin, Sekretaris Eksekutif Bidang Kesaksian Keutuhan Ciptaan PGI didaulat sebagai narasumber dalam dialog lintas agama tersebut.
Pdt. Jimmy mengatakan bahwa dengan tema dialog “Nusantara Baru Indonesia Maju” bukanlah entitas Nusantaranya yang baru, karena telah memiliki IKN, melainkan kualitas dan imajinasi tentang Indonesia sebagai sebuah negara bangsa yang memiliki pembaruan dalam berbagai hal. Nusantara yang manusia-manusianya juga sedia untuk memperbarui diri. Tidak semata infrastruktur atau pembangunan fisik yang terus baru, tetapi hal terpenting adalah mentalitas dan moralitas yang terus diperbarui agar menjunjung tinggi perdamaian, kesejahteraan, dan keadilan bagi seluruh warga bangsa, bahkan bagi ciptaan lainnya.
“Sewaktu para pendiri bangsa ini memutuskan dasar ideologi dan konstitusi kita, mereka meninggalkan kepentingan atau politik yang mengedepankan kelompok atau golongannya. Bukan nasakom yang dikedepankan, melainkan Pancasila dan UUD 1945, demi kemajuan dan kesejahteraan seluruh elemen bangsa. Itulah imajinasi tentang nusantara baru, fenomena baru negara bangsa bernama Indonesia pada 1945. Pertanyaannya apakah imajinasi bersama yang kuat dan untuk kepentingan bangsa itu masih kita miliki saat ini? Jika tidak, atau berkurangnya imajinasi itu, maka tidak ada sama sekali nusantara baru yang maju, malah mundur. Dapat mundur dalam berdemokrasi, mundur dalam menghormati dan melindungi sesama manusia, mundur pula dalam kualitas hidup manusia dan alamnya,” tegas Pdt. Jimmy.
“Menuju 100 tahun Indonesia, yakni Indonesia Emas, tantangan terbesar kita bukan lagi penjajahan seperti dahulu oleh bangsa asing. Kita menghadapi persoalan moral yang menimbulkan pragmatisme dan krisis dalam banyak sektor, termasuk krisis ekologis dan kebangsaan. Ketidakpedulian untuk perubahan mendasar pada SDM bangsa ini akan menimbulkan persimpangan antara menuju Indonesia Emas dan Indonesia Cemas,” tandasnya.
Bersama para tokoh nasional lainnya, Pdt. Sormin juga sangat mengapresiasi Imam Besar, Prof. Kh. Nassarudin Umar, beserta BPMI yang telah melakukan transformasi bagi masjid terbesar di Asia Tenggara ini. Sebagai masjid yang sangat inklusif dan sebagai salah satu simbol kerukunan antarumat beragama di Ibu Pertiwi. Keteladanan ini yang diharapkan dapat meluas ke setiap komunitas-komunitas umat beragama.
Kegiatan yang ditutup dengan ramah tamah antartokoh agama dan peserta lainnya ini sangatlah berkesan. Dapat disebut juga sebagai buah manis dan kado kemerdekaan bangsa di tahun ini. Semoga semangat kemerdekaan terus mewujud dalam berbagai pokok kehidupan bangsa. Merdeka!
Pewarta: Jefri Lorens A. Sine, S.Th.