Penahbisan Gedung Sentrum Lembah Kemuliaan dan Pembukaan SST GMIH Keempat: Langkah Bersama Menuju GMIH yang Utuh

Tobelo, 18 November 2025 — Dalam suasana penuh sukacita dan harapan, Wakil Sekretaris Umum PGI, Pdt. Lenta Enni Simbolon, menghadiri penahbisan Gedung Gereja Sentrum Lembah Kemuliaan sekaligus membuka secara resmi Sidang Tahunan Sinode (SST) GMIH keempat. Momen ini menjadi titik terang dalam perjalanan rekonsiliasi dan pemulihan GMIH menuju kesatuan yang utuh.

Ibadah penahbisan dipimpin oleh Ketua Sinode GMIH, Pdt. Anselmus Puasa, dan dihadiri oleh jajaran pimpinan sinode, unsur Pemerintah Daerah seperti Gubernur dan Bupati, mitra strategis, serta jemaat yang memenuhi ruang ibadah dengan semangat syukur. Sebelum memasuki gedung, dilakukan prosesi pengguntingan pita dan pelepasan burung merpati—simbol kehadiran Allah yang menyertai gereja dan umat-Nya.

Tema dan Subtema: Terang yang Membawa Pemulihan

Sidang Tahunan ini mengusung tema yang juga menjadi tema PGI periode 2024–2029:  “Hiduplah sebagai terang yang membuahkan kebaikan, kebenaran, dan keadilan.” 

Subtema yang menyentuh dan kontekstual:  “Mewujudkan Ecclesia Domestica yang mengasihi Allah dan seluruh ciptaan-Nya, menyongsong GMIH utuh dan Maluku Utara sejahtera serta berbudaya.”

Dalam kotbahnya, Pdt. Puasa menekankan pentingnya keluarga sebagai basis kekuatan gereja. Ia mengajak jemaat untuk membangun rumah tangga yang menjadi tempat bertumbuhnya iman, kasih, dan keteladanan Kristiani.

Sambutan Wasekum PGI: Rekonsiliasi sebagai Jalan Terang

Usai ibadah, Pdt. Lenta Enni Simbolon menyampaikan sambutan yang menggugah hati. Ia menyoroti keberanian yang dibutuhkan untuk menyelesaikan konflik masa lalu dan berkomitmen untuk berpulih bersama sebagai GMIH yang utuh. “Perpecahan telah menimbulkan luka yang menyentuh hati, berdampak pada keluarga dan iman umat. Namun benih-benih rekonsiliasi yang telah ditanam harus dirawat dan disiram agar membuahkan hasil yang baik,” ungkapnya.

Dukungan Pemerintah: Menuju Sidang Sinode Bersama 2027

Bupati Halmahera Utara, Dr. Piet Hein Babua, turut menyampaikan dukungan penuh terhadap proses rekonsiliasi yang sedang berlangsung. Ia menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk mendukung sepenuhnya menuju Sidang Sinode Bersama tahun 2027, demi kemaslahatan GMIH dan masyarakat luas.

Ecclesia Domestica: Gereja yang Hidup di Rumah GMIH

Dalam sesi ceramah tema dan subtema, Pdt. Lenta menekanan konsep Ecclesia Domestica—bahwa keluarga Kristen adalah perpanjangan dari gereja.   “Keluarga adalah tempat pertama dan utama di mana anak-anak belajar tentang iman. Orang tua adalah pewarta iman pertama yang harus memberi teladan hidup,” tegasnya.

Sebagai refleksi menuju Sidang Sinode Bersama 2027, Pdt. Lenta mengusulkan empat komitmen penting:

1. Komitmen Spiritual

   Kristus sebagai Kepala keluarga dan gereja. Rekonsiliasi harus berpusat pada Kristus melalui doa, ibadah, dan retret bersama.

2. Komitmen Struktural  

   Langkah penyatuan harus jelas, formal, dan didukung semua pihak.

3. Komitmen Relasional 

   Menghindari narasi “siapa yang benar”, dan memilih narasi “kita mau pulih bersama”.

4. Komitmen Kultural 

   Menggali nilai-nilai budaya lokal seperti masohi, ngofa-ngofa, dan sara sebagai kekuatan rekonsiliasi.

Acara ini diharapkan bukan sekadar seremoni, melainkan sebuah deklarasi iman dan komitmen bersama untuk membangun GMIH sebagai rumah rohani yang utuh, sejahtera, dan berbudaya. Sebuah langkah terang menuju masa depan yang penuh harapan.