Merancang Hari Tua Sejahtera dengan Dana Pensiun

JAKARTA,PGI.OR.ID-Dana Pensiun (Dapen) PGI menggelar Seminar dan Workshop bertajuk Bagaimana Persiapan Pensiun Kita? di ruang pertemuan Lantai 3 Grha Oikoumene, Jakarta, Senin-Selasa (7-8/10/2024).
Sekitar 100 orang peserta mewakili sinode gereja anggota PGI, dan lembaga pendidikan Kristen, mengikuti kegiatan yang bertujuan untuk membuka wawasan, dan pemahaman pentingnya mempersiapkan masa tua dengan dana pensiun ini.
Sebagai Keynote Speech, Ketua Umum PGI Pdt. Gomar Gultom dalam paparannya menegaskan tidak ada alasan bagi kita untuk mengabaikan persiapan masa tua, sebab penelitian menunjukkan, biaya hidup masa tua ternyata lebih besar dari pada biaya masa hidup sekarang.
“Beberapa ahli mengatakan, ketika tiba masa pensiun, dan anda mengurangi gaya hidup anda untuk menekan biaya hidup, maka siap-siap saja timbulnya masalah baru, yakni masalah-masalah psikologis yang berimbas pada masalah fisiologis. Ujung-ujungnya adalah ragam penyakit yang membutuhkan penanganan dan pengobatan tersendiri, dan yang untuk ini malah akan makin memperparah keadaan,” ujarnya.
Selain itu, jika masa pensiun ini tidak disiapkan dengan baik, maka besar kemungkinan para pensiunan akan menjadi bagian dari tanggung-jawab anak-anaknya. Inilah yang akhirnya melahirkan sandwich generation.
“Lahirnya generasi sandwich ini adalah buah dari ketidak-siapan mempersiapkan masa tua secara ekonomi, dan anak akhirnya harus membiayai orangtuanya. Sementara si anak pun harus membiayai anak-anaknya. Artinya mereka harus bekerja ekstra yang bisa jadi akan mempengaruhi kualitas produksi mereka. Pada gilirannya akan berpengaruh pada persaingan dalam dunia kerja,” jelas Pdt. Gomar Gultom.
Kondisi ini seharusnya mengusik gereja, yang seharusnya bertanggung-jawab akan masa depan generasi berikut pada situasi dan kondisi yang lebih baik.
Sebab itu, lanjut Ketum PGI, dibutuhkan kiat-kiat dan langkah-langkah yang akan sangat strategis kalau mulai direncanakan sejak muda. Tetapi pun bagi yang sudah usia menengah, tidak ada kata terlambat untuk itu. Masih lebih baik dipersiapkan sejak sekarang dari pada tidak sama sekali.
Salah satu langkah bijak, yaitu dengan ikut sebagai anggota Dana Pensiun, entah di gereja atau lembaga kita sendiri, yang memang sudah ada untuk itu, atau ikut dana pensiun oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) yang banyak dikelola oleh bank atau asuransi.
“PGI sendiri sudah sejak lama mengelola dana pensiun, bukan hanya untuk karyawan PGI, tapi juga bagi para pengerja di luar PGI, dalam kerjasama dengan mitra pendiri lainnya seperti sekolah, universitas dan beberapa gereja anggota,” ujarnya.
Pada bagian lain dalam paparannya, Pdt. Gomar Gultom menyinggung soal Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Menurutnya, meski sebagai suatu kewajiban, namun program pemerintah ini belum mampu memenuhi kesejahteraan para pensiunan kelak. Itu berarti Dana Pensiun masih tetap dibutuhkan sebagai komplimentari terhadap BPJS.
“Olehnya dibutuhkan kerja keras kita yang lebih sungguh untuk mampu memenuhi keduanya pada waktu yang bersamaan. Tentu kita tidak mengharapkan gereja-gereja pendukung akan mengambil keputusan yang bisa melemahkan pengelolaan Dana Pensiun ini,” tandasnya.
Hal senada juga disampaikan Direktorat Pengaturan dan Pengembangan PPDP OJK Didy Handoko. Menurutnya, dana pensiun adalah sumber dana jangka panjang, pelindung di hari tua, sarana meraih masa pensiun yang mandiri, menghindari jebakan sandwich generation, dan sebagai modal usaha bagi pensiunan.
Sejatinya, lanjut Didy, perencanaan keuangan perlu dilakukan sejak usia muda, karena akan ada kebutuhan di masa berikut, seperti memiliki rumah, sekolah, kesehatan, serta investasi. Namun yang tidak kalah penting adalah perencanaan hari tua.
Memasuki hari kedua, kegiatan diisi oleh Konsultan Dapen PGI Steven Tanner, yang mengulik soal pengelolaan dana pensiun yang sesuai dengan tata kelola dan aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Pewarta: Markus Saragih