Majelis Sinode GPIB Gelar Doa Bersama untuk Kesuksesan SR XVIII PGI
JAKARTA,PGI.OR.ID-Sebagai permohonan doa penyertaan Tuhan atas penyelenggaraan Sidang Raya XVIII PGI, Majelis Sinode Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (MS-GPIB) menggelar doa bersama bertajuk “Perjumpaan Oikoumenis” di GPIB Jemaat Paulus, Jakarta Pusat, Kamis (17/10/2024).
Rangkaian doa bersama diawali sambutan singkat dari Ketua II Bidang Germasa MS-GPIB yang juga mantan Ketua Umum PGIW DKI Jakarta, Pdt. Manuel Raintung. Dilanjut renungan oleh Ketua Majelis Jemaat GPIB Paulus Pdt. Jhony Lontoh. Sedangkan doa bersama bagi kelancaran rangkaian SR XVIII PGI dibawakan oleh Ketua III Bidang Pelkat MS-GPIB Pdt. Susi Rumeser, Ketua Sinode GKSI Pdt. Iwan Tangka, dan Pdt. Tanti.
Usai doa bersama, Ketua Umum MS-GPIB Pdt. Paulus Kariso Rumambi dalam sambutannya mengatakan, Sidang Raya PGI memiliki arti penting bagi bangsa dan gereja-gereja di Indonesia. “Kami melihat persidangan ini sangat penting bagi bangsa, gereja, dan umat Kristen di Indonesia. Bukan tanpa sebab juga mengapa doa Sidang Raya diadakan di tempat ini. Di tempat inilah (gereja Paulus-red), tepatnya di ruang sebelah, dilakukan pertemuan awal untuk membentuk Dewan Gereja-gereja di Indonesia, sebelum dideklarasikan di STT Jakarta,” ujarnya.
Menurutnya, Majelis Sinode GPIB dan jemaat GPIB Paulus tengah bersukacita, karena gereja yang dibangun pada era pra kemerdekaan Republik Indonesia itu telah melewati berbagai momen bersejarah perjalanan bangsa mau pun gereja-gereja di Indonesia, sehingga akhirnya menyandang status baru sebagai bangunan Cagar Budaya, pada 15 Oktober 2024 lalu.
Sementara itu, Ketua Umum PGI Pdt. Dr. Gomar Gultom mengapresiasi segala upaya GPIB dalam mendukung gerakan oikoumene di Tanah Air, termasuk dengan mengutus kadernya untuk melayani di PGI. “Saya mengucapkan selamat kepada GPIB, karena tidak semua gereja punya kader yang bisa diusulkan untuk menjadi calon di PGI,” jelasnya.
Dia pun berharap perjalanan gereja-gereja di Indonesia ke depan akan membuahkan karya yang lebih baik dari apa yang telah mereka tanamkan saat ini. “Jika Tuhan berkenan, saya berharap perjalanan gereja-gereja ke depan akan berubah jauh lebih baik dari yang sudah kita tanamkan bersama-sama ini,” tandas Pdt. Gomar, yang akan memasuki masa purna tugas di PGI.
Sedangkan Sekretaris Eksekutif bidang Kesaksian dan Keutuhan Ciptaan PGI Pdt. Jimmy Sormin dalam sambutannya melaporkan seputar kemajuan persiapan Sidang Raya XVIII-PGI, kepada seluruh peserta doa bersama yang hadir mewakili PGIW Jakarta, Musyawarah Pelayanan GPIB Sejabodetabek, dan sinode gereja di wilayah Jabodetabek.
“Kita bisa lihat bersama untuk Sidang Raya XVIII-PGI sendiri akan dihadiri lebih dari tujuh ratus perserta di meja registrasi. Itu yang dari sisi sinode, sedangkan dari PGI Wilayah dan SAG (Sinode Am Gereja-red) sudah ada seratus lebih yang hadir sebagai peserta di dalamnya,” ujar Steering Committee SR XVIII-PGI ini.
Disampaikan pula, rangkaian persidangan pada SR XVIII-PGI akan didahului oleh Pertemuan Raya Pemuda Gereja (PRPG) dan Pertemuan Raya Perempuan Gereja (PRPrG) yang dimulai sejak 30 Oktober hingga 3 November 2024. “Di dua kegiatan pra Sidang Raya yakni PRPG dan PRPrG masih membutuhkan dukungan dari bapak dan ibu, terutama yang memiliki kapasitas untuk mengutus utusan atau perserta bagi pra event Sidang Raya ini,” tambah Pdt. Jimmy.
Kegiatan PRPG dan PRPrG, jelasnya, menjadi wadah untuk menghimpun pemuda dan kaum perempuan di lingkungan gereja untuk bisa bersama dalam arak-arakan ekumenis, memberikan pemikiran yang terbaik mereka untuk gerakan kepemudaan mau pun juga dalam isu perempuan di tengah gereja-gereja, di Indonesia.
Doa bersama untuk penyelenggaraan Sidang Raya XVIII-PGI ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Pendeta Rudy Ririhena mewakili Gereja Protestan Indonesia (GPI).
Pewarta: Ronald Patrick