Launching Tema Kampanye HAM UEM 2022 dan Aplikasi Toleransi
JAKARTA,PGI.OR.ID-Merespon masih kentalnya tindakan diskriminasi, eksklusi, rasisme, intoleransi, dan kekerasan atas nama agama, serta dalam rangka menyongsong Hari HAM Internasional, United Evangelical Mission (UEM) melounching Tema Kampanye HAM 2022: Melawan Diskriminasi dan Ekslusi, di Lt 3 Grha Oikoumene, Jakarta, pada Jumat (19/11/2021).
Pada kesempatan ini, juga diluncurkan aplikasi Toleransi yang dikelola oleh PGI atas dukungan UEM. Melalui aplikasi ini diharapkan dapat merespon dengan cepat terkait kasus-kasus Kebebasan Beragama dan Berkepercayaan (KBB) di Indonesia, sekaligus wadah edukasi serta literasi dalam rangka mewujudkan toleransi dan penegakan HAM.
Dalam sambutannya, Ketua Umum PGI Pdt. Gomar Gultom mengingatkan, tenun kebangsaan kita yang dilandasi oleh toleransi, terancam oleh aksi-aksi kekerasan dan intoleransi. Aksi-aksi tersebut merupakan buah dari kebijakan negara yang eksploitatif, intoleransi dari umat lain, tapi juga akibat pendidikan dan cara beragama kita yang salah kaprah.
Ditambahkan, “Kita perlu terus-menerus mengupayakan pemajuan dan perlindungan HAM dengan mengembangkan sikap toleran mulai dari diri kita sendiri. Jangan menuntut agama lain toleran kalau dalam diri kita masih sangat diskriminatif dan ekslusif.”
Sementara itu, Deputy Executive Secretary UEM Regional Asia Pdt. Petrus Sugito berharap kampanye HAM ini, dapat diikuti oleh 30 sinode anggota UEM di Indonesia dan lembaga lain, secara praksis untuk melawan segala bentuk rasisme dan diskriminasi.
Harapan yang sama juga disampaikan Executive Secretary JPIC UEM Pdt. Dr. Jochen Motte. “Sebagai satu tubuh Kristus marilah kita saling menolong dan membantu, meski di tengah perbedaan, untuk melawan rasisme dan diskriminasi, eksklusi yang terjadi di seluruh dunia. Sebab dalam Yakobus 4:12 mengingatkan, tetapi siapakah engkau sehingga mau menghakimi sesama manusia?,” ujarnya.
Kegiatan yang dilaksanakan secara hybrid ini, diawali diskusi seputar kebebasan beragama dan penegakkan HAM di Indonesia, dengan narasumber Direktur Amnesty Internasional Usman Hamid, Ketua Umum ICRP Prof. DR. Musdah Mulia, dan Kepala Biro III GKPA Pdt. Gabe Panggabean, MA. Ketiganya menekankan pentingnya penguatan literasi beragama, literasi kebangsaan, literasi digital, serta upaya reinterpretasi ajaran agama-agama agar akomodatif kepada nilai-nilai kemanusiaan. Selain itu, meminta para agamawan untuk dapat mengembangkan khasanah keagamaan yang menyejukkan.
Usai diskusi dan penyampaian testimoni, acara diakhiri nonton bareng (nobar) sekaligus diskusi film Singkam Mabarbar, yang mengisahkan perjuangan masyarakat adat Sumatera Utara melawan PT Toba Pulp Lestari (TPL).
Pewarta: Markus Saragih