Kunjungi PBNU, Ketum PGI: Kehadiran NU adalah Rahmat Tuhan bagi Bangsa Indonesia
JAKARTA,PGI.OR.ID-Ketua Umum PGI Pdt. Gomar Gultom, didampingi Ketua PGI Pdt. Bambang Widjaya, Ketua MP PGI Pdt. Henriette Hutabarat-Lebang, beberapa Sekretaris Eksekutif, Kepala Biro, serta staf, melakukan kunjungan silaturahim ke Kantor PBNU Pusat, di Jalan Kramat Raya, Jakarta, dan diterima oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Yahya Cholil Staquf, pada Senin (12/6/2023).
Dalam kunjungan tersebut, pimpinan kedua lembaga keagamaan ini, dengan penuh keakraban mendiskusi terkait hubungan antar umat beragama di Indonesia, serta Pemilu 2024.
Pada kesempatan itu, Pdt. Gomar Gultom mengungkapkan rasa syukur karena mendapat sambutan hangat dari PBNU. “Memang kunjungan silaturahim sesungguhnya bukan hal baru, dan sudah menjadi tradisi antara PGI dengan NU. Sebab dalam rangka membangun bangsa ini tidak ada pilihan bagi kita selain bekerjasama dengan seluruh elemen bangsa,” ujarnya.
PGI, lanjut Ketum PGI, sangat bersyukur dengan kehadiran NU di tengah-tengah bangsa ini, dan kehadiran NU adalah rahmat Tuhan bagi bangsa Indonesia. “Kita melihat bagaimana sejarah panjang bangsa ini kita semua berhutang budi kepada NU untuk memperjuangkan Pancasila. Dalam kerangka ini, PGI melihat model Islam yang dibangun oleh NU di Indonesia ini, bisa menjadi sumbangan bagi peradaban dunia,” tandasnya.
Sementara itu, terkait kehidupan beragama di Indonesia, Ketum PBNU berharap dari pertemuan ini, akan muncul langkah-langkah bersama yang strategis dan intensif sebagai upaya untuk membangun harmoni di dalam masyarakat Indonesia.
“Kalau kita berhasil membangun harmoni yang konstruktif di dalam masyarakat yang sangat heterogen ini, mudah-mudahan Indonesia bisa menjadi model bagi masyarakat lain di seluruh dunia, dan menjadi sumbangan dari bangsa ini bagi dunia,” kata Gus Yahya, yang didampingi Wakil Ketum PBNU KH Zulfa Musthofa, Ketua PBNU Drs. H. Abdullah Latopada, MA, dan Gufron Shiroz Sespri Ketum PBNU.
Sedangkan menyinggung Pemilu 2024, PGI bersama NU melihat perlunya memilih pemimpin yang membawa keteduhan, keamanan dan kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia, tanpa melihat latarbelakang agama. Disepakati pula perlunya seruan bersama lintas agama menjelang pesta demokrasi lima tahunan di Indonesia ini.
Pewarta: Markus Saragih