Komitmen Merawat Gerakan Oikumene, GPM Kirim Tiga Tenaga Pendeta ke GPIBT
AMBON,PGI.OR.ID-Sebagai wujud komitmen Gereja Protestan Maluku dalam gerakan oikumene dan pelaksanaan panggilan Pemberitaan Injil, GPM mengutus tiga orang Pendeta sebagai tenaga utusan gereja (TUG) di Gereja Prostestan Indonesia di Buol Tolitoli (GPIBT) Sulawesi Tengah. Peristiwa ini merupakan kelanjutan sejarah gereja empat abad sejak Injil masuk di Maluku tahun 1512.
Ketua Sinode Gereja Prostestan Maluku (GPM), Pdt Elifas Tomix Maspaitella,M.Si mendampingi tiga pendeta GPM menuju Sinode Gereja Protestan Indonesia di Buol Tolitoli Sulawesi Tengah, pada Jumat (7/6/2024),
Perjalanan dari Ambon ke Palu dengan pesawat (transit Makassar). Sampai di Palu, melanjutkan perjalanan dengan travel ke Pusat Kantor Sinode GPIBT di Tolitoli Sulawesi Tengah yang ditempuh kurang lebih 8 jam. Ketiga pendeta GPM itu masing-masing Pdt Brian Pieter Tetelepta, M,Th, Pdt Sifra Mariana Gutandjala, M.Fil dan Pdt Yakoba Tanikwele, S.Si.
Ketiga pendeta dengan latar belakang sarjana strata dua dan strata satu ini diutus melalui Kebaktian Khusus pada Kamis (6/6/2024), di aula Kantor Sinode GPM dengan Pelayan Firman Pdt Yohanes Colling, S.Th, anggota MPH Sinode GPM.
Pdt Maspaitella dalam arahannya menyebutkan bahwa pengutusan ini bukanlah hal yang baru. Walau begitu, menurut mantan Ketua Umum Pengurus Besar Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku ini, pengutusan kali ini memiliki makna unik dan historik.
“Dalam sejarah pekabaran Injil, para Guru Injil asal Maluku telah memberitakan Injil hampir di seluruh Nusantara. Mereka membawa Injil dan budaya Maluku/Ambon dalam misi mereka. Tak heran jika nama-nama mereka terpatri di berbagai tempat, seperti di Sulawesi Selatan, Papua dan Papua Barat, Timor, dan sebagainya” ungkapnya.
Pengutusan ini merupakan bagian dari komitmen GPM untuk saling mendukung dalam pelayanan dalam spirit oikumene semesta. Sebelumnya ketua Sinode GPM telah melakukan percakapan dengan Ketua Sinode GPIBT, Pdt Carlota Kaparang Sambow untuk menempatkan para tenaga utusan ini di GPIBT yang merupakan anggota Gereja Bagian Mandiri (GBM) dari Gereja Protestan di Indonesia (GPI) ini.
Dari sumber internet disebutkan bahwa GPIBT lahir dari hasil penginjilan Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) yang pada pertama kalinya mengutus A. Rondonuwu ke Toli-Toli dan Ev. A.D. Siwy ke Buol. Awalnya, jemaat-jemaat yang berdiri ini disebut sebagai jemaat GMIM wilayah Buol dan wilayah Toli-toli. Tetapi setelah makin berkembang, maka dalam Sidang Sinode GMIM tanggal 14–18 Desember 1964 di Manado, diresmikan menjadi gereja yang berdiri sendiri dengan nama Gereja Protestan Indonesia di Buol Toli-toli (GPIBT). Pada Sidang Sinode yang pertama tanggal 18 April 1965 ditetapkan Badan Pekerja Pertama dan terpilih sebagai ketua adalah Pdt. J.J.Ch.W. Wala.
Untuk diketahui GPM sejak semula telah mengutus para pelayannya memberitakan Injil di berbagai tempat dan bidang pelayanan. Di Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) diutus Pdt Jacky Manuputty, MA (Sekum PGI), Pdt Henrek Lokra, M.Si (Sekretaris Eksekutif Bidang Keadilan dan Perdamaian), Pdt Suresjh Tomaluweng, S.Si (Biro Penanggulangan Bencana). Di lembaga pendidikan teologi ada Pdt Yustitia Foxdei Hattu, D.Th (dosen STFT Jakarta), Pdt Izaak Lattu, Ph.D (Dekan Fakultas Teologi UKSW Salatiga), Pdt Dr Mariska Louterboom (Dosen Teologi UKSW) dan Pdt Dr Fery Nahusona, sebagai Pendeta Kampus Ministry UKSW.
Pada lingkup gerakan oikumene Asia ada Calvin Tehuayo di Christian Conference of Asia/CCA, Natalia Tuhuteru pada WCRC (World Communion of Reformed Churches) dan lainnya.
Seperti dikatakan Ketua Sinode, GPM akan terus menyalakan dan membawakan Api Injil dari Ambon/Maluku ke berbagai penjuru dunia. “La biar api Injil tarus manyala la dari dolo sampe Tuhan Yesus bale kombali”, biarlah api Injil terus menyala sampai Tuhan Yesus datang kembali”.
Pewarta: Pdt Rudy Rahabeat, Wasekum MPHS GPM