Ketum PGI: “Saya Tak Mampu Membayangkan Derita yang Harus Mereka Pikul”
KUPANG,PGI.OR.ID-Ketua Umum PGI Pdt. Gomar Gultom bersama Direktur Yakoma PGI Philip Situmorang sejak Selasa (13/4) melakukan kunjungan pastoral ke sejumlah wilayah di NTT yang porak-poranda diterjang Badai Siklon Seroja pada Minggu (4/4) lalu.
Dalam kunjungan tersebut, Pdt. Gomar banyak menyaksikan daerah yang mengalami kerusakan luar biasa ketika menuju Amanuban Selatan. “Sepanjang perjalanan saya menyaksikan kerusakan yang diakibatkan oleh musibah ini. Mendengar kisah-kisah memilukan dari para penyintas dan Sekum GMIT yang menemani perjalanan, sungguh menyayat hati. Saya tak mampu membayangkan derita yang harus mereka pikul,” kisahnya.
“Menyaksikan sendiri tingkat kerusakan yang begitu parah, dan mendengar langsung kesaksian para penyintas, saya tak mampu berkata-kata. Saya baru tiga jam tiba di sini dan kecamuk hati saya tidak karuan melihat sisa-sisa badai ini. Saya, lagi-lagi, tak mampu bayangkan saat peristiwa itu terjadi.”
Pdt. Gomar Gultom mengaku merasa terhibur oleh solidaritas gereja-gereja yang tergerak merasa sepenanggungan. Dan lebih terhibur lagi menyaksikan para pelayan yang melayani dan mengkoordinir posko-posko GMIT untuk bantuan. Pastori Ketum GMIT berubah menjadi “markas komando” penanganan bencana. “Sangat bersyukur dengan kesigapan GMIT.”
“Melihat besarnya tingkat kerusakan, terutama sumber-sumber ekonomi, nampaknya upaya kita menggalang dana harus lebih kencang lagi. Proses rekonstruksi akan makan biaya besar dan waktu yang lama. Hendaknya kita sekarang tidak lagi berkata: Saudara-saudara yang menderita di NTT, tetapi saatnya untuk mampu berkata, KITA menderita di NTT,” ujar Pdt. Gomar.
Dalam kunjungan tersebut, Ketum PGI dan Direktur Yakoma PGI berkesempatan menyambangi jemaat-jemaat yang ada di empat lokasi yang terhempas badai Seroja. Ketum PGI berharap kehadirannya atas nama gereja-gereja di Indonesia dapat menghiburkan mereka, karena turut merasakan bahwa derita ini adalah derita kita semua.
Kehancuran terlihat dari beberapa lokasi yang dilanda banjir. Rumah-rumah yang kosong melompong, karena semua harta benda yang ada di dalamnya sudah tersapu banjir besar. Sementara di sebagian tempat lain, juga terlihat sisa-sisa bangunan rumah habis tuntas dihanyutkan arus deras. Belum lagi tak terhitung banyaknya ternak, seperti sapi, babi dan kambing, yang hilang lenyap dan hanya meninggalkan bau yang sangat memgganggu.
“Yang mencengangkan adalah ketabahan dan ketangguhan masyarakat, dan kebersamaan mereka dalam menghadapi badai ini. Hilang seluruh sekat di antara mereka, tak lihat latar belakang denominasi dll: mereka bersatu. Para pendeta melayani umat tanpa pandang bulu. Yang tak kalah mencengangkan saya, tak seorang pun mengeluh tentang hilangnya harta benda. Satu-satunya yang mereka sedihkan adalah punahnya Alkitab dari rumah-rumah, dan mereka berharap bisa segera mendapatkan bantuan Alkitab. Buat saya ini sangat luar biasa,” paparnya.
Dalam pertemuan dengan beberapa pendeta yang mengalami hal yang sama, diungkapkan Ketum PGI, terlihat semangat mereka tak surut sama sekali. Namun mereka menyayangkan banyaknya Alkitab dan buku-buku yang telah lenyap semua terbawa arus banjir yang sangat kuat. “Pdt Daud Tari Ketua Majelis Jemaat GMIT Elim Naibonat, Klasis Kupang Timur, mengatakan kepada saya, hari Minggu ini saya harus pinjam Alkitab. Soal pakaian saya tidak risaukan. Saya bisa kotbah pakai sarung. Tapi untuk ibadah kan harus pakai Alkitab!.”
Disampaikan pula oleh Pdt. Daud Tari bagaimana terjangan banjir meluluh-lantakkan rumahnya. Bahkan tembok pagar gereja yang selama ini berdiri kokoh, rubuh tak bersisa. Beruntung gedung gereja tetap utuh. Jemaat pun terpaksa harus duduk di lantai untuk beribadah karena semua bangku gereja tersapu habis!.
Menurut Pdt. Gomar, berdasarkan pengamatannya, di samping kebutuhan sembako dan bantuan darurat lain, yang sangat baik dikelola oleh MS GMIT dan posko-posko yang mereka bentuk, satu hal yang tak kalah pentingnya adalah bagaimana mengumpulkan sebanyak mungkin Alkitab dan buku-buku teologi, khususnya yang membantu para pendeta mempersiapkan kotbah mereka.
“Kalau Alkitab dan buku-buku ini, baru atau bekas, bisa segera dikumpulkan di Salemba, teman-teman di PGI bisa segera kirim melalui pesawat hercules. Mumpung masih dalam masa tanggap darurat bencana ini, kita denga mudah bisa meminta fasilitasi TNI AU,” harapnya.
Untuk diketahui, dalam beberapa hari ke depan, Unit PRB PGI akan mengirimkan sejumlah genset, yang sangat dibutuhkan saat ini. Diharapkan Alkitab dan buku-buku teologi juga bisa segera dikirim.
Pewarta: Markus Saragih