Ketum PGI, Pdt. Gomar Gultom: “Kita Harus Memusatkan Diri pada Kristus”
MANADO,PGI.OR.ID-Ketua Umum PGI, Pdt. Gomar Gultom menegaskan sadar atau tidak, kita selalu berlaku “Untukku!”, “Untukku!”, dan tidak pernah mampu berkata “Cukup!”. Inilah yang menjadikan kita semakin jauh dari panggilan untuk menjadi berkat.
Hal tersebut disampaikan dalam khotbahnya terkait Yesus memberi makan lima ribu orang (Mark 6:30-44), saat Ibadah Pembukaan Studi Wilayah Sosialisasi dan Pengayaan Draf DKG PGI 2024-2029, Wilayah Sulawesi, di rumah dinas Wakil Walikota Manado, dr. Richard Henry Marten Sualang, pada Rabu (19/6/2024) malam.
Dia pun melihat, saat ini kita seolah sedang menghidupi sebuah peradaban mengarus-utamakan, dan mengedepankan harta, kekuatan serta tahta, yang makin menjauhkan kita dari persaudaraan, kebersamaan dan kemanusiaan. Kerakusan telah menempatkan diri kita selalu menjadi pusat segala-galanya. Sebab itu, kita diajak untuk keluar dari pemusatan akan diri kita, pemusatan akan kelompok kita, pemusatan akan gereja kita, dan memusatkan diri pada Kristus yang memanggil kita keluar; Kamu harus memberi mereka makan.
“Berapa harga lima roti dan dua ikan? Tergantung. Jika hanya ada lima roti dan dua ikan dalam kerumunan orang lapar, mungkin itu berharga. Logika pasar mengatakan: Persediaan sedikit, permintaan besar, harga tinggi. Tetapi, mengapa persediaan hanya sedikit? Itulah mekanisme pasar. Yesus melihat di luar mekanisme pasar sedemikian dan mendorong menembus alasan-alasan ketidak-cukupan kita,” ungkapnya.
Diungkapkan pula, Yesus masih memandang kita sebagai murid-muridNya, dituntut agar memberi makanan kepada orang banyak, yang tidak bernama, tidak punya hubungan dengan kita, dan orang–orang banyak yang mengganggu.
Sebagai Gereja, lanjut Ketum PGI, disinilah kita harus bertanya akan peran Gerakan oikoumene kita. Bagaimana kita merumuskan DKG yang memberi arah kepada PGI, dan gereja-gereja di Indonesia agar ada kesediaan berbagi akses terhadap sumber-sumber, lima roti dan dua ikan. Dan bahkan lebih dari itu, memberi arah agar ikut berjuang bagi sistim yang lebih adil, yang memungkinkan semua orang mengakses sumber-sumber yang ada.
Dia pun melihat peran penting mereka yang ikut dalam studi wilayah ini, untuk memperkaya DKG, memberi arahan bagi perjalanan gereja-gereja di Indonesia, setidaknya untuk lima tahun ke depan. Dengan demikianlah tersedia berkat yang Tuhan rancang bagi masa depan bangsa kita, sebuah berkat yang tak berkesudahan, yang selalu baru setiap pagi.
Ibadah Pembukaan Studi Wilayah Sosialisasi dan Pengayaan Draf DKG PGI 2024-2029, Wilayah Sulawesi dihadiri oleh semua pimpinan gereja yang ada di Sulawesi, 13 sinode anggota SAG, mitra PGI seperti Peruati Sulteng, Peruati Minahasa, Peruati Sitaro dan Peruati Bolang Mangondow. Hadir pula perwakilan MPK Sulteng serta lembaga pendidikan teologi, seperti STT INTIM Makassar, IAKN Ambon, STT GKST, UKIT Tomohon, dan IAKN Toraja.
Pewarta: Markus Saragih