Ketum PGI di MPL-PGIW Sulselbara: Model Pelayanan Gereja di Daerah Tambang Diperlukan

LUWU,PGI.OR.ID-Sidang Majelis Pekerja Lengkap Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia Wilayah Sulawesi Selatan, Tenggara dan Barat (MPL-PGIW Sulselbara), berlangsung selama tiga hari (20-23/2/2025), di Gereja POUK Sorowako, Jl. G. Semeru No.1, Sorowako, Kec. Nuha, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Sidang tahunan ini, menghadirkan narasumber antara lain Ketua Umum PGI, Pdt. Jacklevyn Fritz Manuputty, yang memaparkan materi terkait Dokumen Keesaan Gereja (DKG) dan Program Kerja Lima Tahun (Prokelita) 2024-2029 PGI, yang telah diputuskan di Sidang Raya XVIII PGI, serta dan Sidang MPL-PGI 2025.
“DKG dan Prokelita PGI penting disampaikan untuk mensinergiskan program dan arah strategi gereja-gereja pada level PGIW, termasuk PGIW Sulselbara, yang mengacu kepada pergumulan-pergumulan atau isu-isu lokal, tetapi juga melihat arah besar gerakan oikoumene yang dirumuskan dalam Prokelita PGI dan DKG,” jelasnya.
Dalam sesi tersebut mencuat berbagai isu-isu khusus yang menjadi perbincangan, antara lain pelayanan gereja-gereja di Wilayah Sulawesi Tengah, terkhusus yang berada di sekitar pertambangan. Sebagaimana diketahui, di Morowali telah berdiri sebuah perusahaan tambang dengan skala besar, yang melibatkan sekitar 100 ribu pekerja.
Pada kesempatan itu, Ketum PGI mengharapkan agar gereja-gereja memberi perhatian dalam mengelola, serta mengembangkan pelayanan di Morowali, dengan berbagai macam persoalan sosial yang akan timbul di daerah itu.
Harapan yang sama juga disampaikan kepada PGIW Sulselbara, untuk turut mengambil bagian dengan melakukan percakapan-percakapan kepada perusahaan-perusahaan tambang, termasuk dengan komponen-komponen Kristen yang ada di Morowali, sehingga dapat memunculkan model pelayanan yang tepat.
“Kita bisa memodelkan pelayanan gereja di wilayah perusahaan tambang yang diharapkan bisa menjadi contoh-contoh bagi gereja-gereja lain, yang juga bersentuhan dengan wilayah-wilayah pertambangan, dimana didalamnya banyak warga gereja di situ,” tandas Pdt. Jacky Manuputty.
Pewarta: Markus Saragih