Ibadah Pembukaan Sidang Sinode ke XV GMPU. Ketum PGI Ingatkan Pentingnya Sehati Sepikir dalam Pelayanan
PINELENG,PGI.OR.ID-Arakan bersama dalam Gereja Masehi Protestan Umum (GMPU) adalah juga sebuah perjalanan, dimana ada berbagai kemungkinan yang terbuka di dalamnya. Dan sebagai sebuah persekutuan umat, tidaklah mudah untuk berjalan bersama. Karena salah satu ciri menonjol zaman ini adalah individualisme, yaitu mengutamakan kepentingan sendiri, dan bila perlu mengorbankan kepentingan orang lain. Kita semua ingin diutamakan, tapi sangat sedikit mengutamakan orang lain.
Inilah yang diperlihatkan oleh sebagian elit politik, dan para pemimpin. Lebih mengutamakan diri, keluarga dan partainya, serta mengabaikan kepentingan rakyat. Maka semua berlomba menggerus kekayaan negara untuk kepentingan sendiri. Kita pun akhirnya begitu permisif kepada para koruptor: asal dia menyumbang besar kepada gereja, maka okelah! Bahkan perilaku koruptif dan manipulatif telah menjadi keseharian. Kita sering tidak merasa bersalah datang terlambat, bermain gadget saat jam kerja, dan lain sebagainya.
Demikian khotbah Ketua Umum PGI Pdt. Gomar Gultom saat ibadah pembukaan Sidang Sinode ke XV Gereja Masehi Protestan Umum (GMPU), di Pineleng, Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara, pada Rabu (19/6/2024).
Di tengah kehidupan sehari-hari seperti inilah, lanjutnya, kita mendengar panggilan Allah yang disampaikan rasul Paulus, dan menjadi tema persidangan yaitu Dan Janganlah Tiap-tiap Orang Hanya Memperhatikan Kepentingannya Sendiri, Tetapi Kepentingan Orang Lain Juga (Filipi 2:4), dalam rangka mengingatkan bahwa satu bahaya yang selalu mengancam persekutuan adalah perpecahan, bahkan bagi sebuah gereja yang nampaknya sehat. Setiap orang di antara kita selalu berada dalam keadaan merasa benar, dan tiap-tiap kita selalu merasa diri kita paling penting.
“Jika semua kita berada dalam keadaan yang demikian, maka kita masing-masing akan cenderung bangkit saling melawan. Makin besar semangat kita merasa benar dan penting, makin besar pula bahaya kita saling berselisih, bahkan pecah. Maka pilihan tema ini sangat penting dalam perjalanan bersama kita sebagai gereja: sehati sepikir dalam pelayanan dengan mengutamakan kepentingan sesama,” tegas Ketum PGI.
Lebih jauh dijelaskan, berdasarkan pesan Paulus yang terambil dalam kitab Filipi 2:1-4, ada beberapa hal yang dapat dipertimbangkan sebagai upaya menjaga kepentingan bersama dan sekaligus mencegah perpecahan, yaitu pertama, kita semua ada di dalam Kristus, dan itu menjadikan kita semua hidup dalam persekutuan.
“Bila anda memilih berjalan bersama Kristus, maka mau tidak mau anda juga sedang menyediakan diri untuk menjadi teman seperjalanan dengan orang lain. Kita mengatakan bersama Kristus, tetapi tidak sedia berjalan dengan orang lain ini hal yang tidak mungkin. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan kesediaan mendengar. Saya kira tidak kebetulan kita punya hanya satu mulut, tetapi dua telinga. Kita hendaknya lebih banyak mendengar daripada berbicara. Artinya lebih banyak memberi diri kepada orang lain daripada hanya memajukan diri sendiri,” ungkapnya.
Kedua, kuasa kasih harus memelihara kita dalam persatuan. Kasih adalah kehendak baik tak terkalahkan yang tidak pernah mengenal kepahitan dan kekecewaan, tidak pernah mencari yang lain kecuali kebaikan bagi orang lain. Kasih itu kehendak baik bahkan terhadap mereka yang membenci kita, mereka yang tidak kita sukai. Kuasa kasih itu mampu mempersatukan kita di tengah berbagai keterasingan dan kegersangan. Kasih inilah yang hendaknya mendasari persidangan.
“Mengasihi tak asing bagi kita, paling banyak dalam kosakata kekristenan kita: tetapi seringkali kita gagal mengasihi. Mengasihi lebih banyak berarti pengosongan diri, yaitu gerak keluar dari kecintaan atas diri sendiri. Tetapi oleh karena budaya kerakusan yang begitu dalam menggerogoti kehidupan kita, keterbukaan untuk mengasihi sedemikian semakin terkikis habis. Yang ada adalah melulu mengutamakan diri dan kelompok sendiri. Dan gejala sedemikian ini, tidak akan pernah terpuaskan. Akan terus menerus mencari dan mencari,” tandas Pdt. Gomar Gultom.
Ibadah pembukaan Sidang Sinode ke XV GMPU dihadiri oleh seluruh jemaat GMPU dari berbagai kabupaten dan kota di Sulawesi Utara. Ini menjadi momen penting untuk memperkuat kebersamaan dan komitmen dalam pelayanan gereja di daerah ini.
Pewarta: Markus Saragih
Foto by: fileinvestigator.com