Ibadah Bulan Oikoumene 2020: Satu Tubuh Satu Beban: Jadilah Sahabat di Masa Susah dan Senang
JAKARTA,PGI.OR.ID-Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) melaksanakan Ibadah Bulan Oikoumene 2020: Satu Tubuh Satu Beban: Jadilah Sahabat di Masa Susah dan Senang, pada Minggu (24/5). Ibadah tahun ini sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, karena ditayangkan melalui channel YouTube, sehubungan dengan adanya pandemik Covid-19.
Mengawali ibadah, Ketua Umum PGI, Pdt. Gomar Gultom dalam sambutannya mengajak seluruh umat Kristen untuk mensyukuri perjalanan gereja-gereja di Indonesia yang telah mengarungi bahtera oikoumene selama 70 tahun ini.
Menurutnya, keragaman gereja-gereja di Indonesia adalah suatu kekayaan dalam menghadirkan diri di tengah masyarakat dan bangsa Indonesia yang majemuk, kalau gereja-gereja sedia untuk berjalan besama dan melihat Indonesia sebagai satu ladang bersama pula. Hanya dengan demikian, kita, yakni gereja-gereja yang beragam itu, mampu mengaku sebagai tubuh Kristus, yang adalah satu adanya.
“Kesatuan tubuh Kritus yang satu itu, kini lebih dibutuhkan lagi dalam kita menghadapi pandemik Covid-19 yang begitu memporak-porandakan kehidupan masyarakat dunia,” tandasnya.
Dalam momen perayaan 70 tahun perjalanan bersama ini, lanjut Pdt. Gomar, saatnya kita tunjukan jatidiri kita seturut tema Bulan Oikoumene 2020 ini: Satu Tubuh Satu beban: Jadilah sahabat di masa susah dan senang. Dengan demikianlah kita menaati panggilan gereja untuk peduli dan berbagi, sehingga tercapailah apa yang dipesankan oleh nats Alkitab sebagaimana tertulis dalam Galatia 6:2 “Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu. Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus. Saling menolonglah dalam menanggung beban supaya kamu menaati hukum Kristus”.
Sementara itu, Pdt. Albertus Patty dalam kotbahnya menjelaskan, di satu sisi kita bersyukur kepada Tuhan atas pertolongan dan penyertaanNya kepada PGI ini, tetapi pada sisi lain kita prihatin karena ultah PGI ini dirayakan di tengah multi krisis yang sedang melanda dunia dan Indonesia, oleh karena adanya pandemik virus Corona.
“Ada jutaan orang terpapar oleh Corona, ada ratusan ribu orang yang mati sia-sia, dan ini semakin mengkawatirkan, dan menyebabkan adanya multi krisis. Di tengah-tengah multi krisis ini lah kita merayakan HUT ke 70 PGI, dan krisis ini adalah konteks kita pada masa ini. Ada banyak orang bertanya apa yang dilakukan gereja di tengah multi krisis yang dihadapi oleh bangsa Indonesia ini. Krisis adalah suatu daya suatu enerji yang menghancurkan, meremukkan dan mencoba mengobrak-abrik sendi kehidupan kita, dan membuat kita tidak berdaya, bahkan mati. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi,” jelasnya.
Sebagai orang Kristen, lanjut Pdt. Albertus Patty, kita percaya bahwa didalam setiap krisis, dan dalam segala sesuatu Allah bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi setiap orang. Itulah sebabnya dalam iman, keyakinan, akan Tuhan Yesus yang telah menang dan bangkit, kita menghadapi krisis ini dengan dengan kekuatan yang berasal dari Tuhan bukan dari diri kita sendiri.
Sebab itu, sebagai orang yang telah diselamatkan kita akan menghadapi krisis ini dengan menshare, mambagikan berita sukacita, membagi harapan bagi siapapun, dengan memperkuat solidaritas kemanusiaan dengan siapapun. Orang bersandar kepada Yesus Kristus, yang telah menang, akan senantiasai meneladani Kristus, dengan menjadi sahabat bagi siapapun. Ditengah krisis ini firman Tuhan senantiasa mengingatkan kepada kita bertolong-tolonganlah kamu menanggung bebanmu, karena kita bagian dari orang lain dan orang lain bagian dari kita.
Pada kesempatan itu, juga dibacakan Pesan Bulan Oikoumene 2020 oleh Sekretaris Umum PGI Pdt. Jakclevyn Fritz Manuputty. Dalam pesan tersebut antara lain ditegaskan, perayaan Bulan Oikumene dan Hari Ulang Tahun PGI ke-70 saat ini, berlangsung dalam sebuah tahun yang sangat istimewa. Sejak awal tahun ini, bahkan akhir tahun lalu, kasih Allah pada dunia diteriakkan begitu lantang, justru di tengah penderitaan yang menguat akibat pandemi Covid-19.
Pesan Bulan Oikoumene ini menegaskan bahwa, justru di tengah pandemi Covid-19 ini, kasih Allah pada dunia diteriakkan begitu lantang. Kita menyaksikannya lewat para pekerja medis di garda depan, yang mempertaruhkan hidup mereka demi merawat dan memperjuangkan kehidupan pasien yang terinfeksi Covid-19 dan demi masyarakat luas. Kita menemukannya di dalam para relawan yang bersedia untuk membantu warga masyarakat yang terdampak secara ekonomi. Dan masih banyak lagi. Mereka semua adalah pejuang kemanusiaan yang berani mengasihi dengan segala risiko. Dan kita masing-masing juga telah berusaha keras untuk menampilkan wajah Kristus penuh kasih itu dengan cara tinggal di rumah, walaupun sebagian dari kita tetap harus keluar rumah karena tugas tak terelakkan.
Selain itu, perayaan Bulan Oikumene dan 70 tahun PGI pada tahun ini, tidak dilakukan secara monumental atau simbolis, tetapi diselenggarakan dalam bentuk perayaan kehidupan sebagai Tubuh dan Sahabat Kristus. Pandemi Covid-19 telah menyediakan sebuah panggung perayaan bagi Gereja-Gereja di Indonesia agar dapat merayakan kehidupan dengan serius sebagai bukti bahwa kita sungguh bertolong-tolongan menanggung beban kita bersama.
Dalam rangkaian ibadah, juga ditampilkan perjalanan 70 tahun PGI dalam kiprahnya di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bergereja, lewat foto-foto dokumentasi dan video. Sementara paduan suara YAMUGER dan kolaborasi paduan suara staf PGI bersama PGIW Kaltim mengisi puji-pujian.
Pewarta: Markus Saragih