Hadapi Krisis Pendidikan, Sekum PGI: Perlu Kolaborasi dan Kesungguhan Hati

JAKARTA,PGI.OR.ID-Sidang Raya XVIII PGI 2024 di Toraja menegaskan adanya Polycrisis, salah satunya adalah Krisis Pendidikan, yang perlu mendapat perhatian serius dan respon kolaborasi.
Hal tersebut ditegaskan Sekretaris Umum PGI, Pdt. Darwin Darmawan, saat menerima kunjungan pengurus Majelis Pendidikan Kristen di Indonesia (MPK), di ruang rapat lantai 2 Grha Oikoumene, Jakarta, pada Rabu (12/3/2025).
“PGI sudah mengidentifikasi pendidikan sebagai salah satu krisis. PGI sangat mengapresiasi apa yang dikerjakan MPK dalam membantu sekolah-sekolah Kristen untuk bangkit. PGI akan terus berkolaborasi dengan MPK dan mitra yang lain dalam merespon krisis pendidikan yang terjadi,” katanya.
Lebih jauh disampaikan Pdt. Darwin Darmawan, terkait krisis pendidikan, PGI berencana beraudiensi dengan Menteri Pendidikan, untuk mencari jalan keluar menghadapi krisis yang ada. PGI akan mengajak MPK agar langkah kolaboratif semakin terlihat. Selain itu, PGI akan membentuk Komisi Pendidikan yang akan memberikan masukan pemikiran dan rekomendasi kepada PGI.
Hal senada juga disampaikan Bendahara Umum PGI, Yusak Budi Kurniawan. Menurutnya tidak semua gereja memiliki perhatian penuh terhadap pendidikan, sehingga kolaborasi dengan lembaga yang concern terhadap persoalan ini, penting untuk dilakukan. “Kolaborasi penting karena kita bisa saling mengingatkan untuk melakukan yang terbaik bagi dunia pendidikan,” tandasnya.
Ketua Umum MPK, Handi Irawan Djuwadi, juga menegaskan pentingnya kolaborasi. Sebab itu, MPK membentuk Task Force 3T (Terpuruk, Tertinggal, dan Terlupakan), dengan tujuan mengajak sekolah yang kuat membantu sekolah yang lemah. Dia juga menegaskan perlunya langkah serius untuk mentransformasi sekolah-sekolah Kristen yang terpuruk, termasuk dengan cara-cara baru dan kreatif.
Sedangkan Ketua III Bidang Organisasi MPK, Johan Tumanduk, melihat dengan kolaborasi kita dapat melakukan penyelarasan, dan koordinasi agar tidak terjadi duplikasi. “MPK bisa menyelaraskan langkah pelayanannya dengan mengakomodasi Keputusan Sidang MPL-PGI,” ujanya.
Pada kesempatan itu, MPK mengharapkan agar gereja-gereja dapat membantu untuk mengingatkan jemaat agar mau menjadi guru, mengingat jumlah guru yang semakin berkurang, menyadarkan panggilan di bidang pendidikan, dan alokasi persembahan untuk mendukung pengembangan sekolah Kristen.
Selain itu, Gereja diharapkan dapat membantu apresiasi guru di daerah yang statusnya belum jelas, karena hidupnya sebagian besar tidak layak. Diperlukan kerjasama untuk mengetuk hati pemerintah agar memberi perhatian terhadap hal ini.
Pewarta: Markus Saragih