Dialog PGI Bersama Peserta POK Angkatan II GPIB Soroti Potret Gerakan Oikoumene dan DKG

JAKARTA,PGI.OR.ID-Potret gerakan oikoumene di Indonesia dan Dokumen Keesaan Gereja (DKG) menjadi bahan diskusi antara PGI dengan peserta Pendidikan Oikoumene Keindonesiaan (POK) Angkatan II GPIB 2025, di ruang pertemuan Lt. 3 Grha Oikoumene, Jakarta, pada Senin (20/5/2025).
Sebagaimana diketahui, Bidang Gereja, Masyarakat, dan Agama-agama (Germasa) Gereja Protestan di Indonesia bag. Barat (GPIB) melaksanakan kegiatan POK untuk Angkatan II. Sebanyak 31 orang pendeta GPIB dari berbagai provinsi ikut dalam kegiatan ini.
Menurut Ketua Germasa GPIB, Pdt. Melkianus Nguru, program POK GPIB bertujuan untuk menguatkan sistem kaderisasi kepemimpinan untuk lingkungan gereja maupun masyarakat pada umumnya, serta meningkatkan kapasistas sumber daya insani GPIB agar memiliki wawasan dan kecakapan yang relevan dengan konteks dan tantangan gereja, secara lokal, nasional maupun global. Diharapkan agar para peserta dapat memiliki kompetensi dasar dalam beroikumene dan bermasyarakat serta mampu merespons dinamika sosial kebangsaan.
Pada kesempatan itu, Sekretaris Umum PGI, Pdt. Darwin Darmawan mengungkapkan bahwa mewujudkan keesaan lewat gerakan oikoumene tidaklah mudah. “Mewujudkan keesaan melalui gerakan oikoumene bukan hal yang popular dan tidak gampang, harus muncul dari adanya kesadaran bahwa ini adalah panggilan Tuhan, bukan panggilan PGI,” tandasnya, menjawab pertanyaan salah seorang peserta POK yang menuturkan pengalaman sulitnya membangun kebersamaan gereja-geraja di wilayah Lampung Utara.
Sekum PGI berbagi pengalaman bagaimana perjuangan keras PGIS Bogor untuk mengajak gereja-gereja dalam gerakan bersama. “Kami mati-matian mengundang tapi tidak datang, tapi akhirnya muncul. Jadi memang harus terus dibangun komunikasi, dan adanya kesadaran masing-masing bahwa itu panggilan Tuhan, bukan panggilan PGI. PGIW, PGIS, dan PGID harus berkomitmen bisa menghidupinya. Jadi ini soal passion dan concern,” tandasnya.
Sebelumnya, ia juga menjelaskan apa yang menjadi visi dan misi PGI dalam Prokelita PGI 2024-2029. memaparkan visi dan misi PGI dalam Prokelita 2024-2029. Disampaikan bahwa visi PGI yaitu Gereja-gereja di Indonesia yang relevan, tangguh, dan berpengharapan. Sedangkan misinya adalah mengembangkan relasi oikoumenis gereja-gereja pada tingkat lokal, nasional, dan mondial dalam semangat transformasi dan keesaan gereja.
Selain itu, membangun persekutuan keluarga Allah yang misioner, memiliki spiritualitas ugahari, dan tangguh terhadap beragam krisis dan tantangan, menatakembangkan perjuangan gereja-gereja secara oikoumenis untuk mewujudkan keadilan, perdamaian dan keutuhan ciptaan di Tengah bangsa, serta mengoptimalkan penatalayanan kelembagaan PGI yang semakin profesional dengan tata kelola yang baik.
Sedangkan Wasekum PGI, Pdt. Lenta Enni Simbolon secara khusus mengulas pentingnya pemahaman akan Dokumen Keesaan Gereja (DKG) 2019-2024, karena menjadi landasan bagi gereja untuk mewujudkan keesaan gereja di Indonesia, yang didalamnya berisi dokumen Pernyataan Iman Gereja-Gereja Anggota PGI, Pemahaman Bersama Iman Kristen (PBIK), Pokok-Pokok Panggilan dan Tugas Bersama (PTPB), Komitmen Keesaan Gereja-Gereja PGI (KKG), serta Tata Dasar dan Tata Rumah Tangga (TD-TRT).
Dalam menjemaatkan DKG PGI 2024-2029, ia menjelaskan ada beberapa langkah strategis yang bisa dilakukan, seperti menjadikannya sebagai tema-tema khotbah, membangun kebanggaan bahwa gereja memiliki dokumen yang luar biasa, serta menjadikannya sebagai bagian dari kurikulum sekolah teologi.
Peserta POK Angkatan II GPIB merespon dengan antusias apa yang telah disampaikan oleh MPH-PGI. Hal ini terbukti dari banyaknya pertanyaan yang dilontarkan, salahsatunya terkait persoalan baptisan yang dilakukan oleh gereja-gereja.
Diakhir paparannya, Wasekum PGI kembali menegaskan bahwa gereja-gereja di Indonesia dipanggil untuk bersatu dalam keberagaman guna mewujudkan perdamaian, keadilan, dan keutuhan ciptaan di tengah bangsa Indonesia.
Turut hadir dalam dialog, sekretaris eksekutif dan kabiro di lingkungan PGI, Pdt. Etika Saragih (SE KP), Pdt. Johan Kristantara (SE KKC), Ridayani Damanik (Plt Biro KA), dan Alfian Komimbin (Kabiro Litbang).