Biro Perempuan

Biro Perempuan PGI adalah bidang khusus yang berdedikasi dalam menangani isu-isu perempuan di lingkungan gereja dan sosial. Biro ini berperan penting dalam memastikan hak-hak perempuan terpenuhi, perlindungan terhadap diskriminasi dan kekerasan dilakukan secara optimal, serta keberlangsungan prinsip kesetaraan gender dalam berbagai aspek kehidupan gerejawi. Biro Perempuan menjadi motor advokasi dan pemantau dalam upaya menciptakan struktur gereja yang inklusif dan berkeadilan.

Melalui pendidikan, pelatihan, konseling, dan riset gender, Biro Perempuan memperkuat posisi perempuan sebagai pemimpin dan pilar pelayanan di gereja. Tujuannya adalah membangun budaya gereja yang menghargai peran perempuan secara utuh—bukan hanya sebagai anggota, tetapi sebagai pelaku utama dalam pembangunan dan transformasi kehidupan jemaat secara keseluruhan.

Periode 2024-2029, Biro Perempuan berfokus pada membangun ekosistem perlindungan sosial menyeluruh terhadap Perempuan dan kelompok rentan lainnya, oleh karena itu program-program berpusat pada membangun kapasitas SDM, membangun jejaring dan kolaborasi serta membuat SOP pelaporan dan penanganan untuk diterapkan ke gereja2 anggota.

Dalam mencapai visi dan misi PGI 5 tahunan, maka Biro Perempuan yang secara spesifik bekerja di isu Perempuan mempunyai program jangka Panjang 5 tahunan yang akan diterjemahan kedalam program tahunan untuk menjawab isu Perempuan dalam konteks sosial dan bergereja.

Biro Perempuan berfokus pada 4 isu strategis dari 7 isu strategis di PGI, yaitu :

1. Isu Politik, Hukum dan HAM
2. Isu Sosial Ekologis
3. Isu Keluarga
4. Isu Budaya Digital

 dan berfokus pada 5 tujuan strategis, yaitu :

1. Meningkatnya Perjuangan untuk pemenuhan keadilan dan perdamaian
2. Terwujudnya peningkatan kesadaran kritis dan partisipasi politik warga gereja yang berwawasan kebangsaan, untuk memperkuat peran serta gereja dalam membangun Masyarakat yang demokratis, adil dan berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila
3. Mengembangkan perjuangan keadilan sosial ekologis, keberlanjutan lengkungan hidup, dna kedayatahanan warga hereja dalam menghadapi berbagai krisis dan bencana
4. Meningkatkan spiritualitas keluarga Kristen dalam menghadapi beragam krisis dan tantangan kekinian.
5. Mengembangkan sikap kritis-adaptif warga gereja dalam memanfaatkan dan merespon beragam perkembangan teknologi informasi.